Dinkes Berau Ingatkan Pentingnya Pola Hidup Sehat

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie.

PENDERITA diabetes di Kabupaten Berau per Juni 2024 mencapai 1.083 jiwa. Untuk itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Lamlay Sarie mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup sehat dan mengatur pola makan.

Lamlay menyebut, hingga 3 Juni lalu penderita diabetes di Berau tercatat 1.083 jiwa. Sementara, tahun lalu tembus hingga 3.394 jiwa.

“Jika tidak menerapkan pola hidup sehat dan menjaga pola makan, pada usia muda bisa terserang penyakit diabetes,” ujar Lamlay, Selasa (23/7/2024).

Dikatakannya, diabetes melitus merupakan penyakit kronis dan berlangsung jangka panjang dengan ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah atau glukosa hingga di atas nilai normal. Penyakit tersebut bisa menyerang siapa saja, termasuk usia muda.

“Sehingga, penting juga untuk mengelola jam kerja, istirahat, dan olahraga. Juga mengelola tingkat stres agar tidak memengaruhi kesehatan,” ucapnya.

Diakuinya, banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap makanan yang di konsumsinya. Terlebih, saat ini lebih banyak makanan yang sudah diolah dan jarang sekali yang masih segar. Sehingga, banyak nutrisi yang hilang. Padahal mengkonsumsi makanan segar jauh lebih penting.

“Saat ini masalahnya kebanyakan yang dijual sudah diolah, jarang yang masih segar. Sedikit juga yang lebih banyak protein, karbohidrat dan lemak saja,” bebernya.

Menurutnya, perlu ada usaha secara kolaboratif untuk meningkatkan pola makan yang bergizi seimbang, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

“Ayo kita bersama-sama belajar menyukai hidup sehat, sehingga kita punya hidup yang berkualitas,” bebernya.

Di tingkat masyarakat ada Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang memiliki kegiatan pemeriksaan kesehatan dengan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan usia produktif.

“Usia produktif itu dimulai dari 15-59 tahun,” tuturnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat rakornas juga telah meminta kabupaten/kota untuk lebih intensif mengelola program tersebut. Lanjut Lamlay, Intervensi kesehatan harus dimulai pada usia produktif, bukan saat Lanjut Usia (Lansia). Ketika sudah Lansia, banyak organ tubuh yang kondisinya sudah lemah bahkan tidak tertolong lagi.

“Intervensi kesehatan tidak bisa dilakukan ketika sudah Lansia, tapi pada saat usia produktif. Dengan cara rutin mengecek kesehatan di Posbindu atau bisa langsung di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM),” tegasnya.

Jika penyakit terdeteksi saat usia muda, penanganannya bisa lebih mudah dan cepat. Makanya penting untuk selalu menjaga kondisi tubuh agar saat lansia tidak mudah terserang penyakit.

“Kedepan, kami akan lebih masif lagi soal penyebaran informasi terkait posbindu. Supaya masyarakat dapat memeriksakan kesehatannya secara rutin,” tandasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, banyak orang di Indonesia yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap diabetes tipe 2 hingga muncul komplikasi serius. Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi dan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi diabetes sejak dini. (SAHRUDDIN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *