LEBIH mudah mengajari ilmu kewartawanan kepada dokter daripada mengajari ilmu kedokteran kepada wartawan. Maka saya putuskan agresif, kala itu: rekrut dokter-dokter muda. Jadikan mereka wartawan.
Begitu banyak komplain dari dokter. Soal berita terkait penyakit, obat, dan kesehatan. Tulisan wartawan dianggap begitu dangkal. Banyak salah pula. Lebih banyak lagi yang salah pengertian.
Salah satu wartawan-dokter itu hari ini, Rabu 23 Oktober, mendapat gelar profesor. Guru besar. Beneran. Dia sudah bergelar doktor tiga tahun lalu. Sebelum itu dia dokter spesialis obgyn. Dokter umumnyi dari FK Unair. Pun spesialis, doktor, dan guru besarnyi.
Namanyi: Prof Dr dr Eghty Mardiyan Kurniawati SpOG Subsp Urogin-RE. Suaminyi juga dokter. Letnan kolonel TNI-AL: Abdul Haris, dr SpBS MTrOpsla.
Waktu Eighty jadi wartawan kami dapat apresiasi besar: banyak dokter jadi wartawan. Salah tulis pun hilang. Maka kami lanjutkan kebijakan itu: para insinyur harus jadi wartawan. Jangan hanya lulusan sospol, keagamaan, dan publisistik. Jawa Pos pernah diajak Prof B.J. Habibie ke seminar internasional aeronautika di Eropa: hanya satu-satunya wartawan yang sarjana nuklir. Kala itu. Namanya: Agus Mustofa. Kini jadi ulama. Penulis buku tasawuf. Juru dakwah.
”Kenapa nama Anda Eighty?” tanya saya. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda Indo di wajahnyi.
Eighty asli Surabaya. Lulusan SMAN 5. Ayahnyi guru SD. Belakangan sang ayah tertarik belajar bahasa Inggris. ”Ayah sangat mengidolakan angka delapan. Eight. Di bulan 8 lahirlah anak wanita, saya. Jadilah Eighty,” jawabnyi. Kalau waktu itu yang lahir laki-laki mungkin diberi nama Eightman.
Waktu pandemi lalu Eighty sudah doktor. Dia punya tugas membimbing mahasiswa-dokter untuk jadi spesialis. Hambatan begitu besar. Mobilitas terbatas. Tugas tambahan begitu banyak. Serba tiba-tiba. Serba darurat. Jumlah pasien melahirkan sedikit. Itu pun pakai penanganan khusus: melahirkan di saat Covid.
Tugas pembimbingan tidak bisa lancar. Eighty punya akal: bikin maneken. Untuk praktik para calon spesialis itu. Praktik bedah caesar.
Maka tiga mahasiswa yang dia bimbing diminta bikin maneken. Kerja sama dengan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya. ITS memang punya unit spesialisasi teknologi alat-alat kesehatan.
Jadilah maneken itu. Calon spesialis obgyn bisa praktik operasi caesar di maneken itu. Inilah maneken pertama di Indonesia untuk praktik bedah caesar. Bahan bakunya lateks silikon. Untung ada Covid.
Selama ini spesialis obgyn belajar dengan cara melihat senior mereka melakukan bedah caesar. Lalu jadi asisten. Sejak ada maneken mahasiswa PPDS tersebut sudah bisa pegang pisau.
Kelemahan maneken ini: ketika perutnya diiris tidak bisa menyatu lagi untuk diiris oleh mahasiswa berikutnya. Harus dilem dulu. Mereka belum menemukan bahannya. Mungkin para ahli kimia, ahli new material dan ahli modifikasi bisa membantu.
Eighty diminta membuat dua lagi. Untuk FK UB Malang dan Unlam Banjarmasin. Biayanya ditanggung Kemendikbud. Hanya sekitar Rp 200 juta.
Semua dokter tentu ingin jadi spesialis. Waktu itu Eighty pesimistis. Dia tidak punya cukup uang. Tidak mungkin membebankannya pada ortu. Pun tidak punya keluarga dokter. Sulit dapat rekomendasi masuk spesialis.
Eighty tertarik provokasi kami. Jadilah wartawan. Saya ingat dia di bawah seorang redaktur yang juga dokter: dr Anda. Dari gaji sebagai wartawan itulah dia bisa menabung. Lalu punya koneksi luas. Masuklah spesialis obgyn.
Maka menulis sudah menjadi napas kedua bagi Eighty. Karya tulisnyi di jurnal internasional banyak sekali. Lebih dari 100. Publikasi Scopus-nyi saja 29.
Pun buku yang dia tulis: 19 buku.
Salah satu jurnalnyi terkait dengan disertasi doktornyi: Pemanfaatan Amnion untuk Terapi Fistula Vesikovagina.
Sel membran di ketuban ternyata bagus untuk ikut menyembuhkan operasi bagi wanita yang punya gangguan panggul. ”Saya menekuni uroginekologi rekonstruksi,” katanyi. ”Saya memilih ketuban karena keseharian saya melihat dan memegang selaput ketuban,” tambahnyi.
Waktu penelitian membran ketuban itu Eighty dibimbing ahli stem cell seperti Prof Fedik dan dr Purwati. Laki-laki tidak tahu: begitu banyak wanita sakit di panggul karena melahirkan.
Kini Eighty punya hak paten. Yang tiga di bidang maneken itu. Paten satunya lagi adalah: cetakan (molding) untuk membuat vagina baru.
Maneken untuk praktik operasi caesar tentu kian penting: kian banyak wanita yang melahirkan lewat caesar. Di kota-kota angkanya sudah mencapai hampir 70 persen. Tiap tahun angka persentase itu naik. Kegagalan caesar pun sangat kecil. Juga turun menurun.
Kini provokasi agar dokter jadi wartawan rasanya tidak perlu lagi. Sudah begitu banyak dokter yang terjun ke medsos: jadi wartawan untuk medianya sendiri. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 24 Oktober 2023: Saset Kompor
hari triatmojo
Berita saset menjadi jauh lebih penting daripada kekejian pemboman atas rumah sakit. Siapapun pelakunya, mereka adalah bejat. Melanggar hati nurani dan kemanusiaan. Berita Ukraina diserang menjadi tulisan berkali-kali. Tragedi kemanusiaan di Middle East, hanya cukup sekali dua kali tulisan saja. Tanpa ada sisi lain yang dibahas. Banyak sisi kemanusiaan yang sangat bisa ditulis. Bahkan oleh wartawan senior yang harusnya tanpa beban. Yang tidak terikat kepada juragan ataupun redaktur. Ternyata sudah cukup memperlihatkan sejauh mana tingkat kepedulian dan keberpihakan dari penulis.
imau compo
Saya tidak pernah ikut pelatihan jurnalisme, khususnya mengenai foto berita atau artikel, rasanya, secara common sense, foto CHD hari ini buruk sekali. Informasinya minim sekali, foto tulisan nama stasiun. Informasi itu sdh ada dalam tulisannya. Foto memasak nasi kare instan di dalam kereta jauh lebih menarik, meskipun sama-sama baru tapi kare instan ini belum ada sebelumnya beda dengan stasiun kereta. Kare instan ini inspiring, bisa menginspirasi produk baru kare instan Indonesia atau makanan instan sejenis, lotek (lontong sayur khas Padang) atau nasi ucing Semarang misalnya. Saya tidak sebut minuman angkringan karena sdh ada di Ixdomart. Sekali ini, saya maafkan kesalahan Pak DI, saya tidak misuh-misuh, tidak pula bilang artikel comberan asalkan nasi kare instannya dioleh-olehkan untuk perusuh yg komentar hari ini. Ingat lho, untuk perusuh yg komentar hari ini, bukan utk sarapan camp akhir tahun jilid -2. Soalnya khawatir, profesor yg hipotesanya soal Gibran tidak terbukti tidak hadir lagi dgn alasan baru, sarapan comberan.
Mirza Mirwan
Dalam 18 hari Perang Israel-Hamas sudah menewaskan 5200-an dan mencederai 15000-an rakyat Palestina. Sementara korban tewas di pihak Israel masih di kisaran 1400 dan luka-kuka 3500-an. Ironisnya, serangan udara Israel yang diarahkan ke kamp pengungsi yang menewaskan 500-an orang (kamp Jabalia kapan itu) dan 430-an di kamp Al-Shati kemarin terjadi setelah Hamas melepaskan sandera — seorang ibu dan dua anaknya (sebelum serangan ke kamp Jabalia) dan seorang ibu dengan anak gadisnya sebelum serangan ke Al-Shati kemarin. Dan setelah serangan terakhir itu Hamas masih juga melepas dua sandera wanita lansia: Nurit Cooper (79) dan Yocheved Lifshitz (85). Di awal perang dulu itu Hamas mengancam akan membunuh seorang sandera dan menayangkannya untuk setiap serangan Israel ke warga sipil. Tetapi Hamas, yang oleh Israel dan negara barat pendukunngnya disebut terroris, ternyata hanya gertak sambal. Mereka masih punya hati. Ancaman itu tak pernah dibuktikannya. Dan kebiadaban Israel kian menjadi-jadi. Konvensi Jenewa, Konvensi Den Haag, Statuta Roma, dan hukum kemanusiaan Internasional lainnya tidak mereka pedulikan. Israel bukan hanya menjadikan perkampungan warga sipil sebagai sasaran serangan, melainkan juga tempat ibadah, rumah sakil, dan sekolah, yang menurut semua hukum kemanusiaan internasional tak boleh diusik dalam peperangan. Di beberapa negara Eropa, juga di AS, orang-orang Yahudi saja muak melihat arogansi tentara Israel di Gaza dan wilayak pendudukan.
Handoko Luwanto
Jurnal Perusuh Disway Edisi: Luka Puan (Sen,23-10-2023)
#.Nama__(Komen)(Kata)AWARD [diReplyOrangLain]{meReplyOrangLain}
#1.__(1)(44)
#2.ACEP YULIUS HAMDANI__(2)(67) [1]
#3.Agus Suryono__(12)(587)★★ [5]{2}
#4.alasroban__(2)(17) {1}
#5.Alex Ping__(1)(105)★ [1]
#6.Alvito Wildani__(1)(103)
#7.Amat K.__(6)(102) {6}
#8.AnalisAsalAsalan__(8)(307) [1]{6}
#9.Andi Udique__(1)(1) {1}
#10.Azza Lutfi__(1)(11) {1}
#11.Beny Arifin__(1)(48)
#12.bitrik sulaiman__(1)(2)
#13.Citra Cilia__(1)(15)
#14.dabudiarto71__(1)(2) [1]
#15.didik sudjarwo__(2)(70)★ {1}
#16.Echa Yeni__(4)(67) {3}
#17.Eksan Susanto__(1)(35)
#18.Em Ha__(1)(41)
#19.Er Gham__(15)(351)★★★⭐️ [6]
#20.Fahimsa Haykal__(1)(41)★
#21.Fathir Ahsan__(11)(66)
#22.Fitria Syaharani__(3)(8)
#23.Fra Wijaya__(1)(62) [3]
#24.Gianto Kwee__(6)(118) {6}
#25.Gregorius Indiarto__(14)(341)★ [3]{7}
#26.Guslurah__(2)(15) [1]
#27.Habib Hafid__(2)(25)
#28.Handoko Luwanto__(4)(268)★★★⭐️ [6]{1}
#29.Hari Purwanto__(6)(352)★ [1]{5}
#30.heru santoso__(1)(109)★ [1]
#31.hildanifa nazala__(3)(8)
#32.hoki wjy__(1)(98)
#33.HONDA CBR150R__(1)(19) [1]
#34.idamalika indi__(3)(150)
#35.imau compo__(10)(279) [5]{4}
#36.Jihani uliya__(3)(14)
#37.JIM vsp__(1)(17)
#38.Jimmy Marta__(4)(89) {3}
#39.Jo Neca__(4)(55)★ {3}
#40.Johannes Kitono__(2)(421) [3]
Handoko Luwanto
Jurnal Perusuh Disway Edisi: Luka Puan (Sen,23-10-2023)
#.Nama__(Komen)(Kata)AWARD [diReplyOrangLain]{meReplyOrangLain}
#41.Jokosp Sp__(5)(152) {5}
#42.Juve Zhang__(18)(1477) [8]{7}
#43.Kang Sabarikhlas__(4)(143) {1}
#44.KawaiChoco _003__(1)(3)
#45.Komentator Spesialis__(10)(204) [10]{3}
#46.Lagarenze 1301__(12)(443)★★ [7]{2}
#47.lailatul qodariyah__(2)(26)
#48.Leong Putu__(14)(117)★ [8]{6}
#49.Liam Then__(12)(315)★ [7]{4}
#50.Macca Madinah__(1)(92)
#51.Mahmud Al Mustasyar__(7)(210)★ [1]{5}
#52.Mang Somat__(2)(162) [4]
#53.Mbah Mars__(6)(98) [2]{4}
#54.Mirza Mirwan__(2)(409)★★ [9]
#55.Muh Nursalim__(1)(71)
#56.Mukidi Teguh__(1)(13)
#57.MULIYANTO KRISTA__(19)(93)⏰✒️ [3]{11}
#58.mzarifin umarzain__(9)(95) {5}
#59.nur cahyono__(3)(5) {1}
#60.Otong Sutisna__(2)(19) {2}
#61.pendatang baru__(1)(53) [4]
#62.Property Property__(1)(70) [5]
#63.Pryadi Satriana__(4)(335) [5]
#64.Purnomo__(2)(249) [3]
#65.Rachmad Saleh__(1)(15)
#66.Rihlatul Ulfa__(1)(87) [1]
#67.sinung nugroho__(1)(11) {1}
#68.siswondo sadig__(1)(58)
#69.Sumartan__(5)(24) {4}
#70.suryanto bagelen__(1)(32)
#71.Tao Lie__(1)(29)
#72.thamrindahlan__(2)(257)★ {1}
#73.Udin Salemo__(18)(491) [6]{11}
#74.Ulik Kopi__(1)(205)
#75.Warung nasi Ibu joko__(1)(59)
#76.Wilwa__(18)(1315) [5]{9}
#77.Xiaomi A1__(5)(134) [5]
Total: 340 Komentar dengan 23★ dari 16 Perusuh
ichsan Hamid
Anak2 saya suka mie instan.. ini karena istri sy tdk jago masak.. tapi kalo soal atas bawah istri sy jagonya.. hehehe.. becanda..becanda..
Xiaomi A1
Kereta lama yg lebih lambat aja kecepatan 200 kpj, sebenernya yg kyk gini aja udah sangat bagus dan sangat cukup buat di Indonesia, jkt-sby 5 jam, tidak kelamaan tapi jg masih ada spare waktu buat istirahat tidur barang 2-3 jam.. Klo Abah Dis naik kereta itu sampe 14 jam berarti setidaknya ada 2.500 km jarak yg ditempuh..jauh ternyata..
Edyanto
Jangan meremehkan anak muda, teringat masa diawal awal penggunaan komputer di kantor, banyak orang tua yang sok senior sok ngatur sok pengalaman akhirnya nunak-nunuk bingung gak bisa berbuat karena tidak bisa menggunakan, akhirnya anak muda yang membereskan dan akhirnya yang sok senior menyadari kesalahannya, maka dari itu saya setuju anak muda diberi kesempatan oke
Ulik Kopi
Ada yg mengeluh jika tulisan atau komentar masuk zona ‘dewasa’. Tp kayaknya Abah hanya menyesuaikan dengan selera komentator. Jadi cukup diberi umpan ttg posisi di (ke) atas, bapack2 sudah puas, ada bahan untuk pikiran mengembara kemana-mana he he, dan untuk diulik-ulik ..
Lagarenze 1301
Kalau saya baca konteks kalimat Pak Dis di atas, memang yang dimaksud punel. Orang Pasuruan pasti tahu nasi punel. Istilah punel itu kemudian banyak dipakai untuk nasi yang teksturnya lembut dan lengket. Agak menggumpal. Nasi di Jepang juga punel sehingga mudah dijumput pakai sumpit.
Hari Purwanto
Sengaja mas, biar perusuh mbayangke sing ora-ora….
imau compo
Secara umum, bidang industri lain juga demikian. Kontribusi produk industri pada GDP kita terus turun. Zaman Pak Harto, produk industri memberikan kontribusi 31% pada GDP sementara zaman SBY turun jadi 21%. Angka ini terus turun pada era Presiden Jokowi, menjadi 17%.
Agus Suryono
LELAKI DAN TEMAN PEREMPUANNYA.. “Saya kan laki-laki.. Saya yang di atas saja”, katanya. “Jangan. Saya lebih muda. Lebih kuat. Biar saya yang di atas..”, jawabnyi. ### Itu lebih pas. Yang di atas bisa lebih enak, lebih puas. (Meski harus naik turun). Yang di bawah juga lebih enak. (Tidak usah naik turun).
Fiona Handoko
selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp prof pry, bp luwanto dan teman2 rusuhwan. untuk kereta “boemel” di tiongkok. gerbong hanya dibagi jadi 4 kelas. ying zhuo (ekonomi / kursi keras) ruan zhuo (bisnis / kursi empuk) ying wo (kereta tidur, tanpa kompartemen. kasur hadap2an 3 – 3) ruan wo (kereta tidur dengan kompartemen. yg dinaiki abah). bandingkan dengan kereta konvensional di anuland. kelas gerbongnya bisa 12 step. ekonomi lama (ac split, kursi hadap2an 2 – 3) ekonomi reguler (kursi hadap2an 2 – 2) ekonomi premium (kursi reclining 2 – 2. 80 seat) ekonomi new generation (kursi reclining 2 – 2. 72 seat) bisnis (kursi bisa dibalik arah, 2 – 2. ac split. 62 seat) eksekutif (kursi reclining 2 – 2. 50 seat) panoramic priority imperial luxury luxury sleeper compartment suites. untuk kereta compartment suites. baru diluncurkan pada tgl 10 okt yang lalu. dirangkaikan di ka bima (malam) dan ka argo semeru (siang). harga tiket nya rute jkt surabaya berkisar 2 jt. hampir menyamai harga tiket bisnis batik air di rute yg sama. boleh juga nanti reuni rusuhwan rusuhwaty diadakan di atas kereta api. untungnya gerbong compartment suite kai, 1 kamar 1 orang. jadi tidak bingung. menentukan jatah siapa yg tidur di atas atau tidur di bawah. mau berdasar umur, berdasar berat badan atau berdasar jenis kelam…. ups
Agus Suryono
SEWAKTU saya baru-baru ini, naik kereta api di Indonesia, baik kereta ekonomi, apalagi eksekutif, pendinginnya kuat sekali. Suhu di dalam gerbong sangat dingin. Untuk menahan dinginnya, saya harus pakai jaket tebal. Jaket tipis tidak kuat menahan hawa dingin yang dihasilkan dari AC sentral. Siang saja dingin, apalagi malam. Dinginnya serasa menggigit tulang. Saya juga salut dengan pengaturan di stasiun. Pengaturan lalu lintas orang di stasiun, mulai dari halaman, peron sampai di dalamnya, saat ini sangat rapi. Sampai pengaturan toko dan restoran yang berjualan di dalam stasiun, semuanya memanjakan penumpang. Dan yang juga dilakukan “revolusi” adalah penjualan tiket yang sudah 99% online. Selain itu, 100% kereta KAI sekarang juga tepat waktu berangkatnya maupun sampainya. Satu lagi, saat ini, semua kereta 101% berbeda dengan Indonesia tahun 80an, saat saya terakhir naik kereta. Dulu berangkatnya memang tepat waktu, tapi sampainya “suka-suka aku..” ### He he.. Indonesia memang Oye.. Kenangan saat “dulu saya ke Indonesia”, dan naik kereta-kereta: “Aneka Argo”, dan kereta eksekutif asli yang dioperasikan PT KAI.
Mahmud Al Mustasyar
Sepertinya teman seperjalanan Abah, masih belum kenal ketangguhan orang tua; sehingga memilih yang diatas karena merasa lebih kuat. Padahal kalau hanya senam dan dansa dansi selama 1 jam saja merupakan makanan se hari². Mong omong; kalau pagi² diatas kereta api; apakah Abah masih menyempatkan diri utk melakukan senam, ya ?
Sumartan
Saset Kompor.. ternyata Abah Di, Suka kompor saset..
mamat
Kereta jarak jauh berkompartemen, pergi tidak sensiri.. lagi-lagi mirip novel Aleph – Paulo Coelho.. tapi di Aleph ada pelukpeluknya.. ada juga adegan ranjangnya.. 😀
Leong Putu
Tapi behind the scanenya kan gak diceritakan, pak Bos.
Mirza Mirwan
Seperti Netanyahu dan kabinetnya yang “ndableg” — tak ada padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia — Biden dan kabinetnys juga tak kalah nfableg. Kebanyakan anggota Kongres dari Demokrat menekan Biden agar mengusahakan gencatan senjata (ceasefire) antara Israel dan Hamas. Tapi Biden tak menghiraukannya. “Kita harus membebaskan semua sandera, baru kemudian kita bicara (gencatan senjata),” kata Biden menjawab pertanyaan wartawan, kemarin. Sikap Biden itu sama persis dengan sikap Departemen Luar Negeri melalui jurubicaranya, Matthew Miller: Gencatan senjata apapun (hanya) akan memberi kesempatan Hamas untuk istirahat, mengembalikan tenaga, lalu siap untuk melanjutkan serangan teror melawan Israel.” Padahal Obama, meskipun mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, kemarin sudah mengingatkan : “Dunia sedang memelototi (watching closely) kejadian di kawasan itu, dan strategy militer Israel apapun yang mengabaikan nilai kemanusiaan dapat menjadi bumerang (backfire). Sudah ribuan oang Palestina terbunuh dalam pemboman di Gaza, kebanyskan dari mereka anak-anak dan wanita. Ratusan ribu yang terusir dari rumah mereka.” Hari Minggu yang lalu Biden memancing kemarahan kaum Republikan. Gegaranya ia plesiran ke Pantai Rehoboth, Delaware, bersama Jill yang pake bikini, sementara kunjungannya ke Israel tetap meninggalkan konflik yang berterusan. Tetapi, seperti perusuh di kolom komentar CHD ini, ada pula yang usil memuat foto Biden di Rehoboth …
Everyday Mandarin
Di zaman semua pengin serba instan di China, kereta di China masih ada yang tidak instan. Di satu waktu, di saat turis-turis Indonesia berbondong-bondong naik pesawat ke Huangshan, saya pilih naik kereta malam. Pengen tau rasanya tidur di kereta (POV: hotel gratis). Jalan sambil tidur supaya tidak rugi waktu. Berangkatnya dari Shanghai. Saya beli tiket 软卧 (tidur di ranjang). Ranjangnya tingkat atas bawah 上下铺. Ada juga tiket yang lebih murah, 硬卧 (duduk dan tidur di kursi) kalau mau murah. Fasilitas kamar sama seperti yang ditulis pak Dahlan di atas. Wong satu produsen keretanya. Jadwal kereta tiba di Stasiun Huangshan pagi jam 6:30. Pagi-pagi, saya keliling cari wastafel yang kosong. Penuh orang yang sikat gigi di mana-mana. Ga mandi? Di kereta ini tidak tersedia. Lagian masyarakat China terbiasa sehari mandi 1 kali. Mandinya pun di malam hari, sebelum tidur. Mandi sehari 1 kali, terdengar aneh jika di orang Indonesia. Tapi, di China sudah terbiasa sejak ribuan tahun lalu. Bahkan jika musim dingin kita naik gerbong MRT yang ramai, bau jigong bercampur bau dapur sering tercium. Juga di toilet China betebaran himbauan kita untuk menghemat air. Himbauan yang lucu di mata orang Indonesia. Di mata kebanyakan orang Indonesia: Kenapa harus hemat air, kan saya bayar? Petugas cleaning service di China bisa mengomeli Anda jika Anda tertangkap membuang-buang air serampangan. Hal yang agak mustahil dijumpai di Indonesia.
yea aina
Mamin instan makin beragam jenis: nasi, mie hingga kopi. Praktis, mudah disajikan dan mungkin lebih murah, sesuai isi kantong penumpang kereta non cepat-model lama. Pun tidak semua penumpangnya berdompet tipis, setidaknya penumpang kereta yang butuh kepraktisan mencapai tujuan. Tidak perlu cepat sampai tujuan, sampai terpaksa gonta-ganti moda transportasi. Ribet dan lebih mahal. Bagi para penikmat mamin sachetan, tak akan peduli diejek: berdompet tipis mendekati kere. Mamin yang dikonsumsi bukan menggambarkan isi tabungan anda masing-masing. Hal itu lebih menggambarkan kondisi kesehatan fisik, paling tidak yang menghindar mamin sachetan sedang menjalankan pesan dokternya, hindari ini dan itu.
Mirza Mirwan
Dunning-Kruger (bukan krueger) Effect itu teori psikhologi yang diambil dari nama dua psikholog: David Dunning dan Justin Kruger. Dunning-Kruger Effect adalah sejenis bias kognitif yang menyebabkan orang melebih-lebihkan pengetahuan atau kemampuan mereka, terutama dalam bidang yang mereka (hanya) punya sedikit (kemampuan) atau bahkan tidak punya pengalaman sama sekali. (a type of cognitive bias that cause people to overestimate their knowledge or ability, particularly in area with which they have a little to no experience). Bung Effendi Johan ini mahasiswa Psikhologi atau …..?
Liam Then
Pernah baca tentang saset pemanas yang digunakan tentara dan para “camper” di barat. Mungkin ini hal serupa. Ini saya google terbuat dari bahan kimia , Kalsium Klorida, dan Magnesium Sulfat, dan beberapa kombinasi bahan kimia lainnya. Reaksi bahan tsb bisa menghasilkan panas.
Property Property
Dari tulisan ini, kita jadi tahu, bahwa China betul-betul 3 sampai 4 langkah di depan kita. Selama ini, ketika kita beli mie instan, cuma ada mi dan bumbunya. Di China, bukan cuma mi dan bumbu-bumbunya. Tapi ada air dan kompor sachetan. Kompor aja dalam bentuk sachetan. Betul-betul di luar nurul eh nalar. Sayangnya, tak ada gambar kompor sachetannya itu. Seandainya ada gambarnya, mungkin bisa ditiru sama Indofood. Biar kalau naik gunung, gak perlu bawa kompor dan gas. Tinggal bawa mie instan yg ada kompor sachetannya. Hehehe….
*) Dari komentar pembaca http://disway.id