Neraka Akuntan | Oleh: Dahlan Iskan

LANGSUNG SEPI. Membosankan. Seperti sebuah novel kering. Hanya akuntan yang mampu dengan asyik membaca novel tanpa adegan pembunuhan, perselingkuhan, dan saling tipu.

Maka sidang di minggu kedua pengadilan New York ini tidak lagi menarik bagi media. Tidak ada lagi pemegang peran penting di ”novel” persidangan itu: Donald Trump. Mantan presiden itu hanya sampai hari ketiga hadir di ruang sidang. Padahal itu sidang untuk mengadili dirinya, anak sulungnya, anak bungsunya dan semua perusahaannya yang ada di New York.

Ibarat novel kering karena yang dibicarakan di sidang hanya angka, angka dan angka. Kalau pun ada selingan, wujudnya pasal, pasal dan pasal. Hanya akuntan yang tahan membicarakan soal-soal seperti itu berhari-hari.

Maka akuntan adalah orang akan masuk surga duluan. Ada prinsip dalam agama: semua orang beriman akan masuk surga. Tapi umumnya harus masuk ke neraka dulu, menghabiskan hukuman sesuai dengan dosanya. Ada yang di nerakanya sebentar. Ada yang sangat lama.

”Akuntan langsung masuk surga karena sudah terlalu lama di neraka. Sejak masih muda di dunia”.

Akuntan itu harus hafal kitab suci mereka: GAAP. Tebalnya tidak kalah dengan Al Qur’an atau Bibel. Ayatnya juga lebih banyak. Termasuk ayat-ayat turunannya. Di zaman internet ini sudah jarang yang mau membeli buku aturan akuntan itu –lalu menyimpannya di rak buku dekat meja kerjanya.

Kitab suci itu sudah tersimpan rapi di cloud. Kapan saja bisa diakses. Tinggal klik. Scroll. Tidak ada debunya. Tidak akan membuat Anda terbatuk karena membuka buku yang jarang dibuka.

Klik dan scroll begitu mudah. Saking mudahnya untuk apa mengkliknya. Apalagi men-scroll-nya. Bisa berjam-jam harus menatap layar. Lebih sulit lagi kalau hanya mengandalkan layar HP.

Tapi sidang pengadilan itu tetap mengasyikkan. Bagi akuntan. Toh literatur dokter juga membosankan. Bagaimana seorang dokter bisa hafal istilah dalam anatomi tubuh, istilah kimia, nama-nama obat, dan jenis-jenis penyakit.

Bedanya, ketika dokter mempraktikkannya bisa asyik. Yang dihadapi adalah benda hidup –manusia seperti Anda. Alat-alat dokter pun seperti mainan mahal.

Bandingkan dengan akuntan. Literaturnya membosankan. Mengerjakannya pun tidak ada unsur hiburannya. Alat-alatnya pun itu-itu saja: kalkulator.

Jangan-jangan permainan dalam akuntansi itu sebenarnya hanya pelarian saja. Agar tidak bosan. Agar ada unsur permainannya. Agar tidak bosan. Lalu main-main. Agar asyik.

Maka jadilah apartemen yang ditempati Trump di Trump Tower, dekat Central Park, Manhattan, dibukukan dengan harga 10 kali lipat dari harga normal.

Pun rumah tinggalnya sekarang. Di Palm Beach Florida. Mar-a-Lago. Menurut jaksa New York, markup yang dilakukan Trump bisa mendapatkan uang sampai sekitar Rp 50 triliun.

Kitab suci GAAP melarang praktik seperti itu. Juga melarang bohong. Tidak jujur. Salah ketik angka. Atau menyembunyikannya.

Tapi Trump merasa tidak bohong. Tetap jujur. Tidak curang. Ia punya alasan. Orang lain juga menggunakan alasan yang sama. Atau mirip.

Harga 10 kali lipat itu, kata Trump, bukan kecurangan. Harga adalah relatif. Nama besar bisa mengubah harga. Trump percaya itu. Apartemen yang ia tempati punya nilai lebih tinggi karena ada nama besar yang menempatinya. Donald Trump. Kian besar nama itu kian mahal nilainya.

Nama adalah merek.

Dalam akuntansi merek termasuk aset. Aset bernilai. Tinggi rendahnya nilai ditentukan oleh besar-kecilnya merek. Nama besar.

Siapa yang menentukan nilai itu? Dalam hal Trump, ia sendiri. Ia tahu namanya besar. Anda sudah tahu: ia pandai dalam membesarkan nama.

Maka ke depan lembaga penilai merek dan nama besar kian penting. Pasar modal penuh dengan permainan nilai perusahaan seperti itu.

Di Madura, di pantai, banyak terlihat ladang garam. Lalu harus dibangun gudang untuk menyimpan garam. Seadanya. Seperti tidak bernilai.

Tapi ketika Gudang Garam jadi merek, nilainya menjadi beda. Citranya juga tidak lagi sama.

Pun di kotak rias istri Anda. Banyak jarum di situ. Berserakan. Kurang bernilai. Tapi ketika jarum menjadi Djarum berubahlah nilai dan citranya.

Maka saya ikut berdoa dalam mengikuti persidangan Trump ini: lahirnya yurisprudensi. Bagaimana menetapkan harga sebuah nilai. Lalu bagaimana nilai sebuah harga. (*)

 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*

Edisi 10 Oktober 2023: Pasar Apung

alasroban

Kegigihan nan luar biasa. Tak peduli TikTok ada fitur shopping nya atau tidak. Juga tak peduli Elon Musk mau menanbah fitur shopping pada x-tweeter itu. Tak peduli Elon Musk mau akuisisi Facebook hanya untuk sekedar ganti nama menjadi X-book. Semester para penggemare Harley bernyanyi bersama. “Ambil cutimu, Buka tabunganmu, Holiday holiday……

 

Pedro Patran

Abah DIs memilih menggunakan kata ‘batingkaung’ daripada kata ‘merangkak’, karena kita sudah tahu bahwa permaisuri beliau adalah ‘Galuh Banjar’, dan suasana yg diceritakan adalah khas Banjar. Coba kalau Abah memilih kata ‘mbrangkang’ so pasti akan lebih dramatis. Hehehe…

 

Handoko Luwanto

Jurnal Perusuh Disway Edisi: Rumah Bocor (09-10-2023) #_Nama___<Komentar><Kata>Pilihan

#1_Agus Suryono___<4><267>

#2_Ahmad Zuhri___<2><71>

#3_alasroban___<2><21>

#4_Amat K.___<4><124>

#5_AnalisAsalAsalan___<1><56>★

#6_bitrik sulaiman___<1><1>

#7_Bobby Muttaqien___<1><11>

#8_Echa Yeni___<2><23>

#9_Em Ha___<3><209>

#10_Er Gham___<5><304>★

#11_Everyday Mandarin___<2><316>★

#12_Fa Za___<1><30>

#13_Fahimsa Haykal___<2><144>

#14_Gianto Kwee___<2><81>

#15_Gregorius Indiarto___<1><221>

#16_Guslurah___<1><1>

#17_Habib Hafid___<1><12>

#18_Handoko Luwanto___<5><496>★★★

#19_Hari Purwanto___<1><81>★

#20_imau compo___<6><208>

#21_iva fitriana___<1><19>

#22_Jimmy Marta___<6><241>★

#23_Jo Neca___<1><8>

#24_Johannes Kitono___<2><398>★

#25_Jokosp Sp___<2><132>★

#26_Juve Zhang___<5><910>

#27_Kang Sabarikhlas___<1><15>

#28_KawaiChoco _003___<1><1>

#29_Ketut Bagiarta___<1><17>

#30_Lagarenze 1301___<5><437>★

#31_lailatul qodariyah___<1><14>

#32_Legeg Sunda___<1><3>

#33_Leong Putu___<14>❖<323>★

#34_Liam Then___<14>❖<327>★★★★

#35_Liáng – βιολί ζήτα___<5><245>★

#36_M.Zainal Arifin___<7><124>

#37_Mahmud Al Mustasyar___<3><223>★

#38_Mirza Mirwan___<1><26>★

#39☀_MULIYANTO KRISTA___<9><45>

#40_mzarifin umarzain___<3><9>

#41_Otong Sutisna___<4><105>

#42_Pryadi Satriana___<4><468>★

#43_rid kc___<1><176>

#44_thamrindahlan___<1><221>★

#45_Udin Salemo___<7><431>★

#46_Wilwa___<6><681>

#47_Yellow Bean___<5><221>

Total: 158 Komentar dengan 22 ★ dari 17 Perusuh

 

mzarifin umarzain

Pernah mandi di kali batu. Lepas celana, telanjang. Taruh celana di atas batu. Saat mandi, celana di atas batu, melorot jatuh ke air yg deras mengalir. Tak sempat mengejar. Biarlah cuma celana. Ternyata di celaba itu ada jam tangan, Seiko, otimatis, penberian bapak, oleh2 wisata ke Hongkong (?). Mau ngejar sudah terbawa arus, jauh. Semoga dapat ganti yg lebih baik.

 

Wilwa

Amerika strateginya untuk tetap nomor satu persis “dukun” pengganda uang. Hahahaha. Tapi ini bukan duit palsu tapi duit asli. Fresh from Federal Reserve. Hehehehe. Anyway di 2023 ini Total GDP Nominal seluruh dunia adalah 105,57T USD. Amerika 26,85 T USD atau 25% lebih. China 19,37 T USD atau 18% lebih. Bandingkan sebelum covid yang totalnya 88 T. Amerika 21,38 T (24%), China 14,34 T (16%). Sampai kapan pun Amerika nomor satu secara total nominal. Lha mata uangnya jadi jangkar mata uang lain. Hihihihihi. Kecuali seluruh dunia sepakat jangkarnya bukan Dollar Amerika. Tapi Paman Sam bakal marah besar dan mengancam dengan nuklirnya. Ikut AKU jadi temanKU atau KAU jadi musuhKU. Benar-benar preman global. Hahahaha

 

heru santoso

– Turis anyaran hanya perlu stempel status “pernah” dengan cara sekilas melihat atau mendatangi obyek. Pernah ke pasar apung, pernah ke Bromo, pernah ke Ciptagelar. Disebut juga pelancong. – Turis level sedengan bisa menikmati obyek. Obyek punya value yang bisa dirasakannya. Punya pengalaman rekreatif atas obyek. – Turis wartawan (yang ngaku petualang) bisa nulis detail ttg obyek. Bisa mengeksploitasi rasa sedih melihat obyek yg tertinggal. Menurut parameternya si turis wartawan sendiri. Ada yang kemudian sampai bunuh diri merasa bersalah. – Turis (titik) interaktif dan respect selama pengalaman perjalanan wisatanya. Interaktif dengan receptions, bell-boy, driver, penjaja, penduduk dan semuanya. Respect atas profesinya atau fungsinya masing-masing. Mereka subyek yang menjalankan roda kehidupannya, fungsi profesinya dengan bahagia. Seandainya Pak DI tidak terjebak mengeksploitasi obyek, mungkin CHD hari ini ada terselip tulisan kebahagiaan suami istri berperahu kecil itu. Atau senangnya mbak Nisa dengan kandungan mudanya.

 

Leong Putu

Dipaksa istri. Tidak diijinkan istri. Dilarang istri. Merupakan beberapa contoh alasan klasik anggota ISTI.

 

Gregorius Indiarto

“Saya dipaksa istri melihat pasar terapung”. Yg saya bayangkan, abah berdiri dibibir sungai, menutup mata dengan tangan, dan diantara jari jari, mata “dipaksa” melihat perahu perahu pedagang, sambil seolah olah ketakutan, imbas-imbis. Itu kalau dipaksa beneran..hhhh ‘met pagi, salam sehat dan bahagia.

 

AnalisAsalAsalan

Teman saya gagal ikut kumpul-kumpul luar kota, gara-gara panitia menulis sebuah acara, “Makan malam di tempat eksotis.” Kontan istrinya langsung melarang. Nasiiiiiiib, nasiiiiib. Hahahahaha.

 

Mirza Mirwan

“Turis senang melihat objek yang tidak bergerak maju,” demikian kalimat penutup CHD hari ini. Sebenarnya yang lebih tepat adalah “sesuatu yang eksotis”. Menurut kamus Cambridge, eksotis (exotic): “unusual and exiting because of coming from far away.” Sedang menurut Merriam-Webster: “introduced from another country: not native to the place where found.” Dan menurut Britannica: “very different, strange, unusual.” Versi Cambridge dan Britannica kurang lebih sama: sesuatu yang tidak biasa. Bagi turis dari Jawa, pasar apung termasuk eksotis, tapi tidak bagi orang setempat. Bagi orang dari udik, masuk ke Dufan Ancol, tentu eksotis. Pun bagi orang Jakarta, mengunjungi Universal Studio atau Disneyland juga sangat eksotis. Karena terlihat “unusual, strange, very different.”

 

ikhwan guru sejarah

Beberapa hari lalu kunjungan wisata ke Thailand. Tadinya saya underestimated negara Thailand. Tapi setelah mengunjungi tempat-tempat wisata termasuk Kota Bangkok dan Sungai Chao Praya, saya kagum dengan cara negara Thailand memanfaatkan dengan maksimal potensi alam mereka. Kotanya bersih, tidak ada orang sembarangan merokok di tempat terbuka, tempat-tempat belanja baik yg model shopping street maupun mall spt tanah abang ramai oleh pengunjung yang sebagian besar nampaknya orang Indonesia. Yg bikin lebih kagum setelah ikut makan malam di atas Cruise yg melintas sungai Chao Praya, ditambah siangnya ke Wat Arun naik boat menyaksikan ikan patin besar-besar di sungainya. Air melimpah, ikan hidup sehat. Berarti pemerintahnya berhasil mempertahankan DAS sungainya dan memanfaatkan sumber daya air secara maksimal. APalagi sekarang ada mall Siam yg gagah berdiri disamping dermaga cruise Chao Praya. Sungguh negara memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

 

Liam Then

Di YouTube lihat lomba pacu jalur, seru sekali, jika kawasan tepian sungai bisa dibangun modern, seperti di luar negri. Pasti tambah elok jadinya , bisa dibayangkan ramainya wisatawan mancanegara datang nonton atau sampai ikut berpartisipasi di ajang ini.

 

Em Ha

Sungai Martapura dengan toiletnya, Sungai Mahakam dengan wcnya, Sungai Siak dengan jambannya, sungai Kampar dengan Tandasnya. Gambaran yang lebih kurang sama. Empat dekade waktu berlalu, teringat kejadian waktu kecil dahulu, berenang samping rumah sambil makan jambu, dengan gaya tidak menentu. Gaya bebas, gaya kupu-kupu. Gaya dada, gaya batu. Jungkir balik mundur maju. Bolak balik naik sampan perahu. Asyik terjun menyelam berlama-lama. Kawan duduk berak dalam jamban. Habis napas naik kepermukaan. Oooo kasian, eek penuh di kepala dan muka. Pekanbaru, 10 Oktober 2023

 

Liam Then

Setiap lewat jembatan Kapuas I ,lanjut ke Jembatan Landak , saya juga sama sedih dan risaunya ,lihat kondisi pinggiran sungai di Pontianak. Tempat orang-orang terpinggirkan, beberapa “enclave” jadi tempat pengusaha menyandarkan kapal langsung ,lahannya langsung tersambung ke tepian sungai, menjadi dermaga pribadi. Dahulu biasa saja, tapi bersebab akses internet, bisa menyaksikan bagaimana diluar negeri, mereka mengelola sungai yang membelah kota. Fasad kota jadi istimewa karenanya. Waktu di Jakarta juga geleng-geleng liat kalinya, jadi cukup maklum kondisi di Pontianak. Jakarta yang APBD-nya setingkat APBN beberapa negara kecil saja, kalinya masih tak terurus. Apalagi Pontianak. Pernah terpikir, Pemda Pontianak apakah bisa terbitkan obligasi, agar bisa dibeli oleh anggota masyarakat, kemudian dananya untuk biaya pembebasan dan pembangunan ulang kawasan tepian sungai didalam kota Pontianak. Sepanjang pinggir sungai ada sempadan berupa taman /waterfront, setelah itu baru jalan raya, diseberang Jalan raya bangunan baru menghadap ke sungai. Masyarakat pinggiran hanya di relokasi sebentar, setelah kawasan terbangun, yang dari dulu tinggal disana, dikembalikan kekawasan asal, bisa bentuk rumah susun atau diberi hak kelola kompensasi, misal kios di lokasi gedung komersial strategis yang nanti dibangun Pemda di kawasan tsb. Biaya pasti mahal,meskipun begitu, kalau mau cantik dan berubah, tetap harus segera dilakukan, karena tapi makin lama di tunda,semakin mahal di masa depan.

 

Agus Suryono

INI HANYA FIKSI.. Setiap hari saya lewat sungai ini. Pakai perahu. Tuk berangkat sekolah. Oh iya, aku masih SMA. Anggap aja begitu. Setiap di belokan ke 5 sungai ini saya selalu dag dig dug. Karena ada adik kelas yang suka numpang perahu kami. Cantiknya 8i. Dan kayaknya saya mulai jatuh mata ke dia. Perahu mulai mendekati belokan 5. Saya minta pengemudi mengurangi kecepatan. Sapa tau dia akan numpang juga hari ini. Tapi saya lihat dari kejauhan, kayaknya dia lagi mandi. Dia pakai sarung.. Atasnya gak pakai apa. Bawah dan dalamnya mestinya juga gak pakai apa-apa. Bayangkanlah rasanya.. Aku seumuran anak SMA. Lihat bidadariku kayak itu. Pak Perahu saya suruh cepat-cepat menjalankan itu. Ku tak kuat melihatnya.. ### Tamat..! (Gara-gara Abah sih)..

 

doni wj

Buat rusuhwan-rusuhwati yg pernah mengalami gerimis, saya persembahkan beberapa theme song untuk menemani ya.. wkwkwk.. “Eh ujan gerimis aje, Ikan teri di asinin, Eh jangan menangis aje, Yang pergi jangan di pikirin.. Eh ujan gerimis aje, Ikan lele ada kumisnye, Eh jangan menangis aje, Kalo boleh cari gantinye..” Hujan Gerimis – Benyamin Sueb “Ku sangkakan panas berpanjangan, Rupanya gerimis, rupanya gerimis, Mengundang, a-ha-haa.. Dalam tak sedar ku kebasahan.. Pernah juga kau pinta perpisahan, Aku sangkakan itu hanyalah, Gurauan, a-ha-haa.. Nyata kau serius dalam senyuman..” Bukan sekejap denganmu, Bukan mainan hasratku, Engkau pun tahu niatku, Tulus dan suci.. Senang benar kau ucapkan, Kau anggap itu suratan, Sikit pun riak wajahmu, Tiada terkilan..” Gerimis Mengundang – Slam “Musim penghujan hadir tanpa pesan, Bawa kenangan lama telah menghilang, Saat yang indah dikau di pelukan, Setiap nafasmu adalah milikku.. Surya terpancar dari wajah kita, Bagai menghalau mendung hitam tiba.. Sekejap badai datang, Mengoyak kedamaian, Segala musnah, Lalu gerimis, langit pun menangis.. Kekasih, andai saja kau mengerti, Harusnya kita mampu lewati itu semua, Dan bukan menyerah untuk berpisah..” Gerimis – KLa Project “I’ll never let you see The way my broken heart is hurting me I’ve got my pride and I know how to hide All my sorrow and pain I’ll do my crying in the rain Crying In The Rain – Everly Brothers/A-Ha

 

Rigih Bayu Ratri

Kangen membaca tulisan seperti ini. Mendeskripsikan fana, menarasikan rasa.

 

Jokosp Sp

Ini kisah batiga kekawanan dari kalua, Hulu Sungai Utara, lawan dari Alabio. Batiga lagi manyaruput kopi lawan jajanan untuk di warung Mama Ijah. Si Udin dari Kalua “aku ni banyak dah amalannya, mamintarkan ikam-ikam ni”. Si Pansyah dari Hulu Sungai “wah mana ada amalan ikam ke aku ini, kopi ja mbayar saurang?”. “heeh bujur” si Utuh dari Alabio manimpali. “Masih kadak percaya kah ikam?, itu banyu yang ikam minum tiap hari dari Hulu Sungai itu banyak vitamin dari Kalua sini”. “Lihat ja itu jamban kalau pagi wan sore baisi bubuhannya mambuang isi parut”. Ahhhhhh dasar samprul ikam nah Din. “Itu banyu kopi yang ikam minum dari mana coba?”. “Dah dahhhhhhh ampihan bapandirannya………..handak muntah aku Din” jar Pansyah sambil mangaluyur pergi.

 

Juve Zhang

Bom disantap ikan patin.ikan patin di santap manusia. Manusia ng bom lagi. Daur ulang Natural yg sempurna. Wkwkkwkw. Selamat nge bom dan makan ikan patin.kearifan lokal wkwkkwkwkwk.

 

Amat K.

Berdasarkan studi geomorfologi, wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah jika ditarik ratusan kilometer ke arah pedalamannya, akan banyak ditemukan daerah bernama Kuala Kurun, Tumbang Lahong, dan Muara Teweh. Kata kuala, tumbang (bahasa Ngaju) dan muara dapat diartikan bahwa bahwa daerah tersebut dulu asalnya bandar, yaitu ketika laut (sungai besar) masih berada di Muara Teweh. Ada lagi Kuala Pembuang , Kuala Kapuas, Muara Bahan (Marabahan). Di daerah Hulu Sungai dan Barito ditemukan desa Tanjung Jawa, Muara Tapus, Muara Muning. Muara Rampiau, Pantai Hambawang dan Lokpaikat (teluk). Di dalam dan sekitar kota Banjarmasin masih terdapat nama-nama tempat seperti Lokbaitan (teluk), Teluk Tiram, Teluk Mesjid, Sungai Bilu Laut, Alalak dan sebagainya. Nama-nama daerah yang disebut di atas semuanya berhubungan dengan air (sungai). Hanya saja sekarang mayoritas daerah itu sudah hampir tidak ditemui sisa-sisa sungai yang dimaksud sebab terjadi perubahan topografi setelah ratusan tahun berlalu.

 

Amat K.

Banjarmasin. Mulanya dahulu ditulis Banjarmasih oleh Belanda. Berdasar catatan resmi Belanda dalam sebuah surat yang ditulis tahun 1664 nama Banjarmasih masih dipakai Belanda. Berikut contoh petikannya: “Pangeran Suryanata in Banjarmasch (masih) .. Pangeran Ratu in Banjarmasch (masih) . Prince in Banjarmasch”. Kemudian pada tahun 1733 penamaan kota berubah menjadi Bandjermasing dan menjadi Bandjermasin di tahun 1845. Kota Seribu Sungai. Demikian julukan yang melekat pada Banjarmasin. Tentu saja itu hanya kiasan untuk mewakili makna “sangat banyak”. Orang dahulu tidak ingin pusing menghitung jumlah sungai di Banjarmasin yang faktanya hanya seratusan. Sama halnya dengan Kepulauan Seribu, pun hanya ada ratusan pulau. Masyarakat Banjar nan silam, seperti peradaban-peradaban besar yang dulu pernah ada macam peradaban Mesir Kuno di Sungai Nil, India Kuno di Sungai Indus, Tiongkok di Sungai Kuning, Mesopotamia di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris, juga berawal dari peradaban sungai atau budaya sungai. Masyarakat Banjar lekat dengan kebudayaan sungai. Banyak peradaban berawal dari sungai karena air adalah sumber penghidupan. Sungai menyediakan prasarana kehidupan seperti pasokan air minum serta sumber makanan yang dapat diperoleh di sungai.

 

Pryadi Satriana

Saya IBA terhadap anggota Cowas.JP yg hidupnya kesusahan & masih berharap agar saham mereka yg “ditilep” dikembalikan … Saya KASIHAN terhadap yg “nilep” saham mantan karyawan Jawa Pos, jare “beriman” tapi gak iso berempati ke karyawan sendiri yg membantunya ke puncak karir, kok yo mentolo “nilep” saham mereka … Smg segera diselesaikan mumpung masih ada kesempatan. Aamiin. Salam. Rahayu.

 

Lagarenze 1301

Naik perahu di Sungai Martapura/

Pikiran melayang ke Sungai Mahakam/

Dipaksa istri hanya pura-pura/

Teringat kisah 40 tahun silam//

Nona cantik berlilit sarung/

Si anak muda berbadan tegap/

Naik ke buritan dengan batingkaung/

Apalah daya istri duduk di atap//

Ke pasar terapung di Lok Baintan/

Belilah nasi dan buah kesemek/

Empat dekade tak ada perubahan/

Hati pun iba hingga termehek-mehek//

Suami istri seperahu berdua/

Jalani hidup dengan optimis/

Ah, mana kalah kisah Pak Dis dan maitua/

Naik sepeda berboncengan sangat romantis//

 

Er Gham

Dipaksa istri buat temenin ke pasar apung. Kalo di mall, bisa nunggu aja di parkiran atau di warung kopi. Biar istri puas puasin ke sana ke mari. Tapi di pasar apung sulit. Harus sama sama di perahu juga. Pura pura sakit perut aja. Biar bisa balik ke hotel. Atau langsung nyebur ke sungai, lalu berenang ke tepian. Di tepian, pura pura marah aja, sambil teriak ke perahu yang masih dinaiki istri, “Tadi siapa yang dorong saya”.

 

Juve Zhang

Hamas menyerang Israel apa gak gila??? Tentu saja ini pikiran gila. Tapi anda harus berpikir siapa sebenarnya otak dari serangan ini. Kalau melihat skala serangan nya yg masif dan besar.gak ragu ini ulahnya Mr Putin. Kalau anda tanya mengapa?? Sederhana saja.Putin ingin perhatian Amerika pindah ke Israel karena Israel gak kuat keuangan nya. Dan senjata pun mereka minta ke Amerika nah disini Putin tahu perhatian Amerika akan beralih ke Israel dari Ukraina. Istilah nya buka front perang kedua. Dan Putin langsung beraksi dengan menyebut segera lah damai dan menahan diri. Wkwkwkwwk dirinya sedang perang kok bisa bisa nya kasih komentar.wkwkwkwkwk. Putin tentu bergerak dengan bantuan Iran. Iran lah yg jadi sponsor perang Hamas Israel ini . Perang akan makan waktu tahunan boikot oleh Israel pasti akan dibantu Mesir yg punya terowongan ke Gaza. Jelas ini rencana Putin untuk memecah perhatian Amerika dan nampaknya sukses.

 

Jokosp Sp

Gag usah diutak-atik dana IKN, biar ja berjalan sebagaimana mestinya biar terwujud pembangunannya. Banjarmasin sebagai profinsi Kalimantan Selatan ini kurang apa? Tambang Batu Bara telah puluhan tahun berjalan, puluhan konsesi tambang ada di Kalimantan Selatan ini. Kemana duwid pajaknya?. Seberapa % pajak Batu Bara dikembalikan ke daerah?. Berapa dana dari pusat untuk Profinsi Kalimantan Selatan?. Dan berapa yang dipergunakan untuk pembangunan sarana dan prasara masyarakat umum?. Ibu Menkeu pernah menyampaikan kalau uang daerah dari setoran pusat banyak tidak bergerak di bank daerah, terus piye?

 

Jimmy Marta

Tokek bukan sembarang tokek/ Itu tokek buluh bersaga/ Kakek bukan sembarang kakek/ Itu kakek yg sungguh setia. Tokek bukan sembarang tokek/ Itu tokek tubin aneka warna/ Nenek bukan sembarang nenek/ Itu nenek bikin kakek tak berdaya.

 

Wilwa

Menyambung soal uang di bawah: Uang tetap rendah hati dan sabar sekali walau dicacimaki sebagai akar dari semua kejahatan, uang tidak marah lalu balas mencacimaki (Ryu Hasan)

 

Johannes Kitono

Pasar Terapung di Banjarmasin lebih populer dari Pontianak dengan sungai Kapuasnya. Polanya hampir sama. Pedagang ukm mendayung membawa dagangannya. Targetnya tentu ABK dan penumpang Kapal Bandong yang singgah di dermaga.Dengan lincah mereka menjajakan bisnisnya ditengah gelombang ombak yang ditimbulkan perahu motor. Jarang terjadi kecelakaan tabrakan perahu di sungai. Barang dagangannya beragam. Ada Nanas,pisang, kopi dan indomie yang diseduh diatas perahu. Tentu pemandangan yang menarik bagi wisatawan bahari. Apakah air sungai cukup bersih untuk diminum ? Bagi mereka yang pernah tinggal dipinggir sungai.Pasti tersenyum menjawabnya. Buktinya, sewaktu kecil sering berenang di sungai dan terkadang terminum airnya.Now, sudah lansia kok masih sehat-sehat saja. Pasti berkat vitamin air Kapuas yang besar manfaatnya.

 

Liáng – βιολί ζήτα

CHDI : “Turisme adalah gaya hidup modern. Turis senang melihat objek yang tidak bergerak maju.” “tidak bergerak maju” dalam konteks tulisan Abah tentu saja bisa dimaknai sebagai : masih seperti dahulu kala, masih tradisional, mungkin juga bisa dimaknai terbelakang dalam hal sanitasi lingkungan – sungai sebagai tempat mandi dan toilet. Apakah benar “turis senang melihat objek yang tidak bergerak maju” ?? Saya pikir Tidak Selalu – Tidak Semua turis berperilaku seperti itu, kecuali ada yang tidak menyadarinya bahwa di dalam dirinya ada kebiasaan atau kepribadian yang di dalam psikologi biasa disebut dengan “Schadenfreude”. Schadenfreude : “a feeling of pleasure or satisfaction when something bad happens to someone else”. (“perasaan senang atau puas ketika sesuatu yang buruk terjadi pada orang lain”). Schadenfreude is a German term composed of Schaden that means “harm” and Freude that means “joy”. So the word Schadenfreude refers to the pleasure at another’s misfortune. (Schadenfreude berasal dari bahasa Jerman yang terdiri dari Schaden yang berarti “bahaya” dan Freude yang berarti “kegembiraan”. Jadi, kata Schadenfreude mengacu pada kesenangan atas kemalangan orang lain.) Selengkapnya : https://embolden.world the-neuropsychology-of-schadenfreude

 

Hari Purwanto

Pertama mendarat di bumi Banua tahun 2000an karena dapat SK mutasi, Ulun tinggal di Banjarmasin sekitar 1,5 tahunan, sebagai pendatang baru tentu saya segera explore alam , kunjungan ke pasar apung sudah pasti jadi prioritas karena icon. Sejak meluncur dari dermaga perahu berpenumpang 5 orang, atap pendek, lebih milih duduk di haluan biar lebih leluasa lihat view kanan kiri sungai martapura yang masih ory dengan segala aktifitas penduduknya, karna kunjungan ini yang pertama tentu gak punya kenangan untuk dikomparasikan dengan masa lalu, semua ya dinikmati aja indah dan seru menurutku (maklum isih gumun), keseruan memuncak saat sampai di pasar apung Lok Baintan, perahu kami langsung diserbu banyak merapat perahu pedagang, wis pokoke apa yang bisa dibeli ya dibeli, pisang dan jeruknya ganal ganal, keseruan lebih ketika pindah ke perahu warung soto banjar, makan duduk bersila, atap pendek dengan meja memanjang di tepi perahu sambil enjoy suasana pasar, gak berasa waktu pun beranjak siang, otw ke Banjarmasin lagi beriringan dg perahu pedagang dan wisatawan lain, kadang kalo papasan dengan perahu yang agak ganal/besar perahu kita terhempas ombak, goyang-goyang tetep aja asyik,…..”ombaaak pun datang perahuku pun oleng, tersentuhlah dia olehku…,” plakk!!! kaget saya, di sebelah saya cak Kandar ngemplang kepalaku….”ngasur koen iki nyanyi gak cocok, lagu kuwi ning sungai Musi!!!…” itu sekilas kenangan ulun pernah disana…..

 

Udin Salemo

Wadaaaww… sudah bikin pantun ngece 3T berunti-untai. Begitu di-send datanglah awan berhujan. Bablas pantun ne. Tenang, akan segera dibuat pantun ngece lagi.

 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *