Waspada Potensi Bencana

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat.

SEJUMLAH bencana alam terjadi di Kabupaten Berau selama 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat menyebut, potensi bencana berupa kebakaran masih rentan. Terhitung Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) menjadi bencana yang paling sering terjadi dengan jumlah 63 kasus dengan luasan mencapai 154 hektare.

“Kemudian, kebakaran permukiman 40 kasus dengan korban terdampak 265 kepala keluarga (KK) dan korban meninggal 1 orang,” papar Nofian, Rabu (1/1/2025).

Diketahui, kebakaran permukiman yang menelan korban tersebut terjadi di Kampung Batu Putih, Kecamatan Batu Putih pada November lalu. Selanjutnya, kecelakan air tercatat ada 1 kasus dengan jumlah korban 2 orang. Dan orang tenggelam ada 8 korban pada 8 kasus yang berbeda.

Bencana hidrometeorologi atau bencana yang disebabkan akibat perubahan iklim air dan angin,seperti tanah longsor terjadi 1 kali, banjir ada 4 kasus yang menyebabkan 218 KK terdampak, korban jiwa mencapai 721 orang.

“Ada juga cuaca ekstrem 4 kasus dan gempa bumi 1 kasus,” bebernya.

Total kasus 121 insiden, korban jiwa 11 orang, 483 kepala keluarga dan 1.310 orang terdampak.

“Masih perlu ditekan agar angka korban jiwa dengan kasus yang sama tidak semakin bertambah di tahun mendatang,” ujarnya.

Menurutnya, adapun berbagai upaya yang dilakukan untuk pencegahan antara lain, mengurangi risiko bencana (mitigasi) secara struktural atau melalui lembaga lain dengan tugas penanggulangan yang sama maupun non struktural atau berupa edukasi dan sosialisasi ke masyarakat.

“Bisa juga dengan pelatihan gabungan dan pemberian bantuan kepada masyarakat yang terdampak,” tuturnya.

Untuk kesiapan armada dan Sumber Daya Manusia (SDM), menurut Nofian, kedua faktor tersebut kerap menjadi keluhan petugas di lapangan. Hanya saja, langkah lain untuk mengatasi itu adalah dengan membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) multisektor.

“Jadi tak hanya kita dari BPBD, instansi vertikal seperti misal BMKG, Basarnas dan PMI maupun lembaga masyarakat juga relawan kita libatkan didalamnya, karena bencana alam bukan hanya tanggungjawab petugas BPBD saja, melainkan tanggungjawab bersama,” pungkasnya. (RIZAL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *