DINAS Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mengimbau masyarakat melakukan deteksi dini penyakit diabetes. Skrining awal diperlukan untuk memberikan pengobatan lebih dini kepada penderita, sekaligus mencegah masyarakat mengalami diabetes.
“Jangan takut melakukan skrining kesehatan, karena ini adalah langkah awal sehingga bisa lebih dulu dicegah,” kata Kepala DKK Balikpapan, dr Andi Sri Juliarty, kemarin.
Andi Juliarty mengungkapkan penyakit diabetes merupakan penyakit yang meningkat secara nasional, termasuk di Kota Balikpapan. “Kita harus segera mengantisipasi ini, karena diabetes komplikasinya sangat banyak,” terangnya.
Dari seluruh penyakit tidak menular yang ada di Balikpapan, lebih menyasar kepada penyakit diabetes. “Semua warga usia 15 tahun ke atas kita cek gula darah, kalau ketemu yang diabetes dimasukkan ke dalam program diabetes, yang menjadi masalah, saat melakukan deteksi dini secara massal ketika menemukan warga yang pradiabetes,” urainya.
Pasalnya, warga yang saat dilakukan pemeriksaan hasilnya di atas normal 120 ke atas tapi juga masih di bawah 200 belum diabetes. Yang masalah kalau ini tidak dijaga, maka akan berpotensi diabetes.
“Kita mengajak, ayo bersama-sama skrining dan kita jaga yang pradiabetes ini,” serunya. DKK melakukan pengecekan penyakit diabetes dari awal tahun hampir 200 ribu warga kota Balikpapan dan sekitar 8 persen positif diabetes dan 3 persen pradiabetes.
“Yang positif diabetes kita suruh berobat dengan BPJS, kalau yang tiga persen ini harus kita buat kelompok untuk sering diedukasi dan sering cek ke Puskesmas. Gratis,” ucapnya.
Penyakit diabetes dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh mulai dari kepala dapat menyebabkan mata rabun, kemudian membuat ginjal rusak sehingga pasien diabetes banyak melakukan cuci ginjal. Diabetes juga menyebabkan hipertensi yang mengakibatkan stroke dan gangguan pembuluh darah veriver.
Adapun pemicu dari diabetes yang pertama adalah faktor genetik, meskipun demikian faktor genetik ini kalau diwaspadai lebih awal maka terkenanya lebih lambat. Semisal orang tua diketahui terkena diabetes, dengan selalu diberi edukasi untuk mencoba mengendalikan, maka kemungkinan terkena diabetes menjadi lambat.
Selain itu, faktor lingkungan dalam hal ini makanan dan minuman. Gaya hidup masyarakat itu dalam mengonsumsi gula tinggi sekali.
“Kita menemukan diabetes usia 50 tahun, sekarang usia belasan tahun ditemukan dari hasil skrining,” tutup Andi Sri Juliarty. (ADHI SUHARDI)