KABUPATEN Berau kembali mencoba menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi unggulan pariwisata bahari di Indonesia. Setelah Derawan dan Maratua lebih dulu dikenal luas, kini pemerintah daerah tengah menggagas kehadiran kapal pinisi sebagai ikon baru sekaligus pintu masuk investasi di sektor wisata laut.
Kepala DPMPTSP, Nanang Bakran, mengatakan wacana tersebut lahir dari kenyataan bahwa potensi wisata di Bumi Batiwakkal tersebar di banyak titik, mulai dari kawasan pesisir hingga kepulauan.
Namun, selama ini akses wisatawan masih sangat bergantung pada moda transportasi darat maupun kapal kecil. Menurutnya, kehadiran kapal pinisi dapat menyatukan berbagai potensi tersebut, sekaligus menawarkan pengalaman wisata berbeda.
“Kalau dengan kapal pinisi, wisatawan tidak hanya berpindah dari darat ke pesisir, tapi bisa menjelajah laut sekaligus menikmati fasilitas penginapan terapung. Konsep ini sudah terbukti sukses di Labuan Bajo, dan potensi kita tidak kalah,” ujarnya, Selasa (2/9/2025).
Secara ekonomi, gagasan ini dinilai menjanjikan. Berdasarkan perhitungan awal, kebutuhan modal untuk membangun satu unit kapal pinisi diperkirakan mencapai Rp13–15 miliar.
Angka tersebut belum termasuk multiplier effect yang diyakini mampu menghidupkan kembali denyut ekonomi lokal. Aktivitas menyelam, wisata jelajah pulau, hingga geliat UMKM di kawasan pesisir berpotensi meningkat seiring bertambahnya jumlah wisatawan.
Untuk menjaring minat, pemerintah daerah berencana memanfaatkan Profil Investasi Kalimantan Timur (PIKAT) yang dikelola Bank Indonesia. Dari forum tersebut, Kabupaten Berau akan menawarkan pengembangan kapal pinisi sebagai salah satu paket investasi strategis di sektor pariwisata bahari.
“Sejauh ini belum ada investor yang terlibat. Tetapi melalui PIKAT, kita membuka peluang itu. Prinsipnya, Berau siap untuk menerima,” jelasnya.
Menurut Nanang, infrastruktur pendukung di Berau cukup relatif siap untuk mendukung operasional. Beberapa pelabuhan yang ada, seperti Tanjung Batu, Maratua, dan Teluk Sulaiman, bisa menjadi simpul utama sekaligus bagian dari rute wisata laut.
“Kalau dilihat dari segitiga pelabuhan itu, sangat potensial untuk kita kelola. Tinggal kesiapan SDM dan keterlibatan investor,” pungkasnya. (MAULIDIA AZWINI)