RENCANA digitalisasi layanan wisata di Kabupaten Berau terus berjalan. Pemerintah daerah menargetkan seluruh pintu masuk destinasi wisata nantinya menggunakan sistem tiket elektronik.
Namun, sebelum melangkah ke tahap teknis, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menilai ada satu pekerjaan rumah besar yang perlu dibenahi, yakni ketersediaan jaringan internet yang stabil.
Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir menegaskan, transformasi digital tak dapat berjalan tanpa dukungan infrastruktur jaringan. Menurutnya, saat ini masih banyak destinasi wisata unggulan Berau terutama yang berada di wilayah pesisir dan pedalaman masih mengalami blank spot.
“Langkah utama yang harus kita tangani lebih dulu adalah blank spot, kalau jaringan belum siap, sistemnya pasti tidak jalan. Itu fondasi utama sebelum bicara soal pendapatan atau teknis lainnya,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).
Penerapan e-ticketing nantinya tidak akan dilakukan secara serentak. Destinasi dengan akses internet stabil dan tingkat kunjungan tinggi diprioritaskan sebagai lokasi percontohan. Langkah ini dipilih agar sistem dapat diuji terlebih dahulu sebelum diperluas ke kawasan lain.
“Kita lihat mana yang paling siap dan paling potensial. Penerapannya harus bertahap, tidak bisa sekaligus,” ujarnya.
Selain itu, Disbudpar juga membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengembangan aplikasi tiket digital, termasuk perusahaan teknologi dan startup lokal. Pola kolaborasi itu dipilih agar sistem yang dibangun lebih mudah diterapkan dan dikelola.
“Kita tidak mungkin mengerjakan semuanya sendiri. Kalau ada pihak yang bisa membantu, tentu terbuka kemungkinan bekerja sama,” ucapnya.
Selain menjadi alat transaksi, Ilyas tidak menutup kemungkinan sistem digital tersebut nantinya akan terintegrasi dengan kanal promosi resmi, baik berupa website maupun aplikasi khusus pariwisata Berau.
Oleh karena itu, pemerintah mulai memperkenalkan pelaku usaha dengan berbagai pelatihan digital. Materinya meliputi desain grafis, pemanfaatan platform daring, hingga dasar-dasar transaksi non-tunai.
“Kita dorong pelaku wisata mulai terbiasa dengan sistem digital. Jadi ketika e-ticketing diterapkan, mereka sudah siap,” pungkasnya. (MAULIDIA AZWINI)












