Tak Mampu Bayar Makan

Warung Babe Gatot menjadi salah satu korban terdampak proyek penanganan Banjir, Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal di segmen Jalan MT Haryono. Selain pendapatan anjlok, pekerja kontraktor meninggalkan utang.

PROYEK penanganan Banjir, Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal terus menjadi sorotan publik. Mulai dari progres terlambat, pekerjaan amburadul hingga berdampak pada masyarakat sekitar.

Dampak langsung itu juga dirasakan oleh Gatot, pemilik warung angkringan Babe Gatot. Lokasinya persis di samping Global Sport, sebelah kiri dari arah Balikpapan Baru. Ia mengaku, pendapatannya menurun drastis saban hari.

Proyek senilai Rp 136 miliar yang dikerjakan PT Fahreza Duta Perkasa membuat angkringannya kehilangan pelanggan. Selain membuat dagangan sepi, bapak dua anak itu mengaku, pekerja PT Fahreza punya utang padanya.

Bilang Gatot, mereka makan tapi tak bayar. Dari catatan kasbonnya, pekerja PT Fahreza belum membayar Rp 15 juta. Ditagih berkali-kali, dibayar alasan berkali-kali.

“Orang kantornya juga banyak yang gak bayar. Kerugian kita hampir Rp 15 juta,” kata Gatot, Kamis (17/8/2023). “Sudah ditagih tapi ndak ada inisiatif untuk bayar, alasannya macam-macam,” sambungnya.

Pria 60 tahun itu mengaku kapok memberi kasbon para pekerja PT Fahreza. Ia merinci utang makan tak bayar mulai dari pekerja sampai karyawan PT Fahreza. “Kalau mereka makan boleh tapi langsung bayar,” tandasnya

“Utang pemborongnya ada 8 juta, sama 3 juta juga sebelumnya, orang kantornya 5 juta delapan ratus,” sebut dia. Gatot menjual jajanan angkringan sejak tahun 2015. Menghidangkan lalapan, rawon, gorengan hingga beragam minuman.

Pendapatan Angkringan Babe Gatot normalnya berkisar 600 ribu sehari, tembus sejuta kalau berjualan sampai malam.

Aktivitas pekerjaan DAS Ampal membuat penghasilannya menurun tajam, pendapatannya hanya dapat sekitar seratus ribuan saja sehari. “Setahun lebih, Januari tahun lalu. Pengunjung ndak ada, masuknya juga susah akses jalannya,” ungkap pemilik warung Babe Gatot itu.

Media ini mencoba mengkonfirmasi pada pihak PT Fahreza. Namun, sampai sore pukul 16.55 Wita, belum ada keterangan resmi dari perusahaan yang terus jadi sorotan publik ini. Dirut PT Fahreza Duta Perkasa, Cahyadi, berkali-kali dihubungi ponselnya aktif. Namun, tidak diangkat.

Begitu pula Project Manager perusahaan ini, Arif Wibisono. Saat dikirim pesan WhatsApp, terlihat tidak aktif. Pengerjaan proyek DAS Ampal yang digarap PT Fahreza, selain banyak dikeluhkan publik, juga tengah dilaporkan ke KPK dan Polda Kaltim.

(adhi suhardi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *