Penurunan pendapatan yang bersumber dari dana transfer pusat, diakui Bupati Bulungan, Syarwani menjadi tantangan bagi daerah yang ia pimpin pada 2026 mendatang.
Ia menyebut, penurunan anggaran mencapai 17,99 persen atau sekira Rp296,39 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya.
“Jadi pada tahun 2026 (APBD, Red) direncanakan hanya Rp1,23 triliun,” ujar Syarwani, Rabu (12/11/2025).
Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, memaksa pemerintah daerah untuk lebih cermat dalam memanfaatkan setiap sumber pendapatan, serta memfokuskan anggaran pada program yang berdampak langsung kepada masyarakat.
“Untuk Dana Desa (DD) turun sebesar Rp10,19 miliar, sehingga menjadi Rp61,8 miliar. Sedangkan Dana Bagi Hasil (DBH) penurunannya lebih signifikan, yakni sekitar 72,5 persen atau Rp515,28 miliar, dibandingkan tahun yang sebelumnya,” ungkapnya.
Kemudian, Dana Alokasi Khusus (DAK) yang akan diterima Pemkab Bulungan pada 2026 mendatang turun Rp26,2 miliar menjadi Rp136,81 miliar.
“Dana Alokasi Umum (DAU) justru meningkat 46,1 persen atau Rp266,22 miliar menjadi Rp843,32 miliar,” sebut Syarwani.
Ia mengatakan, meski terjadinya penurunan, strategi daerah harus diarahkan untuk memperkuat investasi dan efisiensi pengelolaan fiskal.
“Kami juga telah menyiapkan strategi untuk menarik investor baru, salah satunya yakni dengan memanfaatkan Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Tanah Kuning–Mangkupadi, sebagai magnet investasi utama,” kata Syarwani.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga menyiapkan insentif fiskal berupa keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta perpanjangan waktu penyelesaian kewajiban pajak bagi investor yang berkomitmen menanamkan modal di Bulungan.
“Kami tetap berupaya melibatkan masyarakat lokal dalam pembangunan kawasan industri, baik sebagai tenaga kerja, penyedia layanan, maupun pelaku sektor pendukung lainnya,” ujarnya.
“Jadi bukan hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, program prioritas tetap difokuskan pada pemberdayaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur,” lanjut Syarwani. (Muhammad Efendi)












