Seleksi Nasional Tak Transparan

Gregorius Attara, peserta seleksi Paskibraka asal Kubar, Provinsi Kaltim yang gagal di tingkat nasional.-(Foto/Istimewa)-

Bupati Kubar Kecewa

Meski Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), nyataknya tak menjamin semua putra putri daerah terlibat menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibakra) Nasional. Seperti halnya yang dialami wakil Kaltim, dari Kutai Barat (Kubar). Seleksi pun dipertanyakan.

Bupati Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), FX Yapan, mengaku kecewa dengan hasil seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2024 yang dinilai tidak transparan.

Rasa kecewanya itu, karena salah satu pelajar dari Kubar bernama Gregorius Attara gagal mewakili Provinsi Kaltim sebagai Paskibraka Nasional untuk peringatan HUT RI ke-79 pada 17 Agustus 2024 mendatang.

Attara dinyatakan tidak lolos pada detik-detik akhir seleksi nasional di Jakarta, tanggal 9-13 Juni lalu. Padahal, siswa SMAN 1 Sendawar itu menduduki peringkat satu pada seleksi tingkat kabupaten maupun Provinsi Kaltim.

Setelah dinyatakan gagal, posisi Gregorius Attara kemudian digantikan oleh Sunnu Wahyudi siswa asal SMKN 2 Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Bupati Kubar lantas mempertanyakan metode seleksi anggota Paskibraka tingkat nasional itu. Pihaknya kemudian mengirimkan tim Kesbangpol Kubar untuk menelusuri metode penilaian yang digunakan.

“Ini jadi masalah, makanya saya sudah suruh tim pendamping dari Kesbangpol Kubar untuk telusuri baik-baik. Kan jelas, kalau hasil tesnya dia yang terbaik, lalu kenapa kok bisa jadi cadangan, ini ada apa?” kata Bupati Yapan, Minggu (30/6/2024).

Menurut Yapan, seharusnya Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) lebih transparan dalam menyampaikan hasil seleksi tingkat nasional.

Mengingat hasil akhir seleksi tingkat pusat tersebut justru meloloskan peserta perwakilan Kaltim, yang sebelumnya tidak lolos di seleksi tingkat provinsi.

Proses seleksi yang telah dilewati di tingkat kabupaten dan provinsi tentu menghabiskan waktu, dan menguras tenaga.  Namun, sayangnya proses perjuangan itu justru berujung kekecewaan.

“Baru kali ini saya tahu, hasil tes terbaik di provinsi bisa jadi cadangan, dikalahkan mereka yang peringkat dua dan tidak lolos seleksi nasional. Tentu kita sangat kecewa, adek kita ini (Gregorius Attara) sudah senang, kita juga ikut bangga,” ujarnya.

Diketahui, berdasarkan Berita Acara pengumuman hasil seleksi tingkat provinsi yang diterbitkan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kaltim beberapa waktu lalu menyebutkan empat nama yakni Gregorius Attara (Kubar), Ananda Deni Pradana (Balikpapan), Uqaila Nur Mahmudah (Bontang) serta Livenia Evelyn Kurniawan (Samarinda).

Empat nama tersebut berhasil mengikuti seleksi tingkat nasional di Jakarta. Sedangkan nama Sunnu Wahyudi tidak tercantum dalam berita acara tersebut.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kaltim Sufian Agus melalui Kepala Bidang Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Syarifuddin Noor menjelaskan bahwa, empat peserta yang lolos di tingkat provinsi tentunya akan mengikuti seleksi lagi di tingkat nasional yang dilakukan oleh BPIP.

“Dalam penentuan terakhir memang empat orang ini yang terpilih untuk mewakili Kaltim dan berangkat ke Jakarta dilengkapi hasil medical check up,” ungkap Syarifuddin Noor saat dikonfirmasi terkait hasil seleksi tersebut.

Dijelaskannya, dalam rapat terakhir keputusan peserta diketahui hasil medical check up salah satu peserta bernama Ananda Deni Pradana memiliki kendala di bagian gigi. Namun kendala tersebut telah diatasi.

“Itu sudah dioperasi dan klir, kemudian diketahui  juga ternyata mengalami buta warna parsial dan dalam rapat bersama BPIP tersebut tidak dipermasalahkan, makanya tetap kita loloskan dan dikirimkan,” jelasnya.

Kemudian, sehari sebelum keberangkatan ke Jakarta, pihaknya mendapat kabar dari BPIP bahwa peserta asal Balikpapan tidak bisa dilanjutkan karena permasalahan buta parsial tersebut.  Dengan waktu yang pendek tersebut pihaknya diminta BPIP untuk menambah satu lagi peserta laki-laki sebagai cadangan.

“Makanya setelah itu, akhirnya lima peserta ini berangkat ke Jakarta,” sebutnya.

Terkait hasil seleksi selanjutnya, jelas Syarifuddin Noor, Kesbangpol Kaltim tidak ada kewenangan lagi. Semua keputusan selanjutnya berada di pusat melalui BPIP.

“Jadi dari Kesbangpol Kaltim tidak ada wewenang apapun, karena dalam proses seleksi di Jakarta itu, kami hanya mengantarkan sampai ke pemberangkatan di bandara saja,” terangnya.(nomorsatukaltim.com/arie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *