Polemik Anggaran DBON, Zairin: Ini Saja Sudah Ngepres

Zairin: Ini Saja Sudah Ngepres

Ketua Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kaltim, Zairin Zain, mendapat banyaknya kritikan dari DPRD Kaltim. Ya, dewan menilai anggaran untuk DBON Kaltim terlalu besar.

Sebelumnya, kritikan dilontarkan anggota fraksi PDIP DPRD Kaltim Marthins. Dirinya menilai honor tim DBON Kaltim, yang mencapai 20 persen dari total dana hibah terlalu besar.

“Seharusnya ini perlu dikaji ulang. Saya minta BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan) Perwakilan Kaltim dan Itwil (Inspektokrat wilayah) Kaltim untuk segera mengaudit ini,” ungkap Marthinus belum lama ini.

Menanggapi hal tersebut, Zairin pun angkat bicara. Ia menuturkan anggaran hibah DBON senilai Rp 31 miliar sudah melalui sejumlah prosedur. Termasuk persetujuan dari gubernur Kaltim sebelumnya, Isran Noor. Malah anggaran Rp 31 miliar itu, dinilainya pas-pasan.

“Itu sudah ngepres untuk bayar pelatih, siapkan pembinaan atlet dan lain-lain. Termasuk membuat pemondokan untuk cabor-cabor, kemudian membina atlet-atlet muda dari SD sampai SMP,” sebutnya.

Zairin juga menyampaikan, kalau anggaran itu sebenarnya masih terbilang kecil. Apalagi cuma hibah dari pemerintah. Ia pun menyayangkan kenapa para legislator justru menyinggung institusinya.

Malah Zairin membandingkan, anggaran itu tidak sebanding dengan penyertaan modal bagi perusahaan daerah (perusda).

“Sekarang begini, dibandingkan anggaran kami yang cuma Rp 31 miliar, masih kalah jauh dengan Perusda, harusnya itu yang disorot. Kerja kami juga nyata, ril.”

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kaltim itu, juga sempat menyebut rincian penggunaan anggaran. Sebagai contoh anggaran pembinaan satu cabor bisa mencapai Rp 1 miliar.

Itu sudah termasuk biaya untuk pemondokan, membayar pelatih, hingga memenuhi nutrisi para atlet muda. Termasuk juga hal-hal lain seperti mendatangi orang tua yang tidak ingin anaknya bertanding.

“Jadi DBON ini ada kerjanya, karena itu sudah SOP dari DBON pusat.”

Setelah membina, atlet-atlet muda yang berpretasi tadi kemudian diserahkan ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim untuk dibina lebih lanjut.

Zairin katakan pula, kalau DBON cs sempat dipanggil oleh Penjabat (Pj) gubernur Kaltim Akmal Malik. Di hadapan Pj gubernur, Zairin menjabarkan semua program dan progres yang sudah dilakukan oleh DBON.

Akmal pun hanya berpesan singkat kepadanya. “Tidak ada evaluasi yang gimana-gimana cuma dibilang buktikan dengan kerja dan karya nyata, itu saja.”

Bangun Sport Science

Salah satu rencana rencana Zairin mengembangkan bibit muda adalah membangun sport sciene. Sport science sendiri bukanlah alat melainkan wadah dari berbagai disiplin ilmu mengenai keolahragaan.

Seperti fisiologi, biomekanika, nutrisi, strength and conditioning dan manajemen olahraga. Bagi atlet nanti akan terlihat kemampuan mereka melalui sport science ini.

“Nanti kami mau buat sport science pusatnya nanti di Unmul.”

“Misal di badminton,  nanti akan dilihat berapa kekuatan tangan, stamina dan sebagainya. Sport science ini cara kerjanya melihat dan mengukur kemampuan atlet,” lugas Zairin.

Meski begitu, pengadaan sport science ini tidak bisa cepat. Sebab, tim DBON masih ingin menghitung anggaran dan kesiapan dulu.

Saat ini, baru DKI Jakarta yang memiliki sport science. Kalau di Bumi Etam bisa terwujud, maka Kaltim akan menjadi provinsi luar DKI yang pertama memiliki sport science.

Sebagai catatan sport science meruapakan cabang keilmuan yang bisa diterapkan untuk mengoptimalkan hasil olahraga. Tujuannya tentu saja untuk mewujudkan program latihan yang sempurna sehingga atlet bisa terus fit dan jauh dari cedera. (cal/boy/ar7)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *