AMERIKA masih tetap Amerika: dalam hal penegakan hukum. Jaksa Agung Merrick Garland tidak sungkan pada presiden yang mengangkatnya: Joe Biden. Apalagi takut. Garland telah mengangkat jaksa khusus untuk mulai memeriksa perkara anak sulung Presiden Biden: Hunter Biden.
Cara ini menarik. Kejaksaan Agung tidak perlu mengusut sendiri. Tidak ada kerikuhan birokrasi.
Jaksa Agung cukup menunjuk seorang ahli hukum untuk menjadi jaksa khusus. Yakni khusus untuk mengusut perkara anak sulung tersebut. Sang ahli hukum dibebaskan dari pekerjaan lainnya. Fokus. Tidak dicampuri. Tidak ada yang boleh cawe-cawe. Diberi kebebasan mengangkat penyidik sendiri. Boleh mengangkat staf sendiri. Diberi kebebasan untuk berkantor di mana pun (termasuk kalau harus menyewa).
Diberi anggaran yang cukup untuk menyelesaikan tugasnya. Termasuk mengatur apakah perlu membentuk dewan juri atau tidak. Lalu memutuskan apakah perkara tersebut layak diteruskan ke pengadilan atau tidak. Kalau pun akhirnya dibawa ke pengadilan maka ia yang akan menjadi jaksa penuntutnya.
Ahli hukum yang ditunjuk menjadi jaksa khusus tersebut bernama David Charles Weiss. Umur 66 tahun. Atau 67. Tidak banyak yang tahu siapa Weiss. Ia adalah jaksa agung untuk negara bagian Delaware yang pengangkatannya dulu diusulkan oleh Presiden Donald Trump.
Delaware adalah kampung halaman Biden. Weiss sendiri lahir di Pennsylvania, tidak jauh dari Delaware tapi sudah menganggap dirinya sekampung dengan Biden. Hanya beda partai. Ia anggota Partai Republik. Selama jadi jaksa Weiss menangani banyak perkara pidana dan pidana khusus kerah putih. Berarti cocok dengan tuduhan yang akan dikenakan kepada si anak sulung: mendapat keuntungan dengan cara memanfaatkan statusnya sebagai anak waktu itu) Wakil Presiden Joe Biden.
Selama ini Donald Trump sudah selalu menuduhkan itu: Si anak sulung mengeruk uang dari Ukraina dan Tiongkok. Lalu ada masalah pajak. Juga masalah izin kepemilikan senjata.
Tentu Trump menyambut putusan Garland itu dengan gegap gempita. Selama ini ia merasa diperlakukan tidak adil. Anda sudah tahu: Trump juga lagi diperiksa oleh jaksa khusus seperti itu. Yakni dalam perkara menyembunyikan dokumen-dokumen rahasia negara di rumah besarnya di Mar-a-Lago di Florida.
Jaksa khusus tersebut bernama Jack Smith. Smith sudah melakukan penyelidikan. Sudah membentuk dewan juri. Dewan itu juga sudah memutuskan: Trump terbukti melakukan 36 tindak pidana yang terkait dengan dokumen rahasia.
Trump tetap pada pendiriannya: tidak melakukan kesalahan. Sebagai presiden ia punya wewenang memutuskan mana dokumen yang rahasia dan mana yang tidak. Ketika ditanya mana surat keputusannya, Trump mengatakan keputusan itu ada di pikirannnya dan di tindakannya.
Maka proses pengadilan pada Trump akan dilakukan. Waktunya masih belum ditetapkan. Trump masih berusaha menawar: agar jadwal peradilannya disesuaikan dengan kegiatan kampanyenya sebagai calon presiden.
Trump juga lagi merancang strategi khusus: agar peradilan itu sekaligus sebagai arena kampanye yang efektif. Agar proses peradilan itu justru membuat ia lebih populer dan menang. Berarti peradilan Trump nanti akan sangat meriah.
Belum lagi soal rahasia negara diadili, Trump juga harus menghadapi pengusutan soal keterlibatannya di urusan hasil Pemilu 2020. Yakni ketika supporter-nya menyerbu dan menduduki gedung DPR/MPR. Ini kejahatan melawan konstitusi. Kalau Trump kelak dinyatakan bersalah ia tidak memenuhi syarat lagi maju sebagai calon presiden.
Masih ada beberapa perkara lagi yang dihadapi Trump. Tapi semuanya soal politik. Bisa saja Trump justru berkibar. Selama ini pun Trump selalu mendengungkan bahwa ia korban kriminalisasi politik.
Sebaliknya, jika jaksa khusus Weiss berhasil membuktikan si anak sulung bersalah, Biden lebih tercemar. Biar pun yang melakukan anaknya. Urusannya soal uang. Soal korupsi.
Maka kini dua calon utama presiden Amerika lagi menghadapi persoalan citra di mata publik.
Tanpa itu pun dua-duanya tidak terlalu menarik, termasuk bagi partai masing-masing. Sudah terlalu tua.
Dan bagi mayoritas orang Amerika ada persoalan yang lebih penting: keduanya sudah terlalu berseberangan dalam ideologi. Kanan dan kiri. Trump terlalu kanan. Biden terlalu kiri.
Maka mulailah muncul calon alternatif seperti Vivek Ramaswamy. Dari Partai Republik. Muda. Kaya. Alirannya: tengah kanan. Kanan tapi tengah.
Bisa jadi nama Vivek akan melejit. Terutama setelah rating Ron de Santis macet di bawah Trump.
Pendukung Demokrat sendiri bisa memilih Vivek. Terutama setelah Biden tercoreng oleh si anak sulung.
Itulah Amerika. Di samping penegakan hukumnya tidak pandang bulu masyarakatnya sangat dewasa. Tidak mau terlalu kanan. Juga tidak mau terlalu kiri. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 13 Agustus 2023: Faisal Seto
Mbah Mars
EmBoEn PaGi Mereka yang merasa tidak punya waktu untuk berolahraga, cepat atau lambat harus meluangkan waktu untuk merawat penyakitnya. – Edward Stanley-
Mulia Rezq
Ekonom Fb memang sering mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah, tapi menurut saya sejauh ini septnya bukan untuk menyerang frontal tapi lebih untuk mengkajinya lebih jauh dan mengukur apakah kebijakan itu efektif apa tidak. Tapi memang dalam case ini beliau kurang tepat, baik waktu maupun kontennya. Waktunya dekat pemilu yang terkesan jadi kritik yang tidak murni dan tendensius, terkait konten juga terlalu PD dan agak meremehkan team ekonomi pemerintah, sehingga menjadi agak keras gesekan yang timbul.
Mirza Mirwan
Tulisan Septian Hario Seto “Sesat Berpikir Hilirisasi Faisal Basri” yang dimuat CHD hari ini “babar blas” tidak saya baca. Saya hanya melihat angka 1 lalu skrol hingga angka 34. Oh, kayaknya sama dengan yang saya baca kemarin, menjelang Ashar, di portal Antara News. Sebelumnya saya juga sudah membaca bantahan Yustinus Prastowo. Ketika kritik Faisal Basri tentang hilirisasi nikel bikin geger, saya tidak kaget. Tetapi bukan berarti saya setuju dengan substansi kritikannya. Boleh dikatakan saya tidak percaya, malah. Karena sejak tahun lalu saya sudah sering membaca dampak “nickel downstreaming” — hilirisasi nikel — yang ditempuh Indonesia di berbagai portal media luar. Biasanya disertai kutipan pakar ekonomi. Intinya “nickel downstreaming” di Indonesia akan mengerek harga nikel dunia karena kekurangan pasokan yang signifikan. Malah ada yang memuji hilirisasi nikel itu sebagai langkah cerdas Indonesia. Tetapi, di CHD, saya enggan berkomentar soal itu. Tahu diri. Saya tak punya kompetensi, karena tak pernah belajar ilmu ekonomi. Mongomong, Pak DI menulis Faisal Basri “doktor ekonomi” dari Vanderbilt, benarkah? Setahu saya dari Vanderbilt University Faisal Basri hanya meraih master, bukan doktor.
ahmad faqih
Apa yang dilakukan oleh Bang Faisal Basri, menurut saya masih dalam koridor kritikan yang konstruktif. Sementara respon dari Bung Hario Seto dan Yustinus Prastowo adalah contoh smart response dari tim pengambil kebijakan. Semoga adu data dan diskursus bermutu yg terjadi diantara mereka dapat menginspirasi rakyat terutama para mahasiswa agar bijak dan dewasa dalam mengutarakan kritik termasuk cara meresponnya. Semoga bisa menjadi role model yang semakin mencerahkan untuk hari-hari mendatang. Khususnya nanti, saat riuh kampanye telah menjelang.
Mirza Mirwan
Mungkin ada pembaca yang bertanya, seperti tetangga saya, selain S1 Akuntansi dari UI apakah Septian Hario Seto punya gelar S2 atau S3? Yang disebut kok malah SMA-nya? Tetangga saya ini, Mas Lurah, S2 Administrasi Publik dari Universitas Terbuka. Yang saya baca dari berita, S2 Septian Hario Seto diraih dari SKEMA Business School. Hanya saja tak ada keterangan SKEMA BS mana. Soalnya sekolah bisnis Perancis itu ada di beberapa kota dan negara. SKEMA sendiri singkatan dari School of Knowledge Economy dan Management. Di Perancis kampusnya ada di Paris, Lille, Nice, dan…lupa. Di Tiongkok ada di Suzhou, di Afrika Selatan: Cape Town, AS: Raleigh (Carolina Utara) — soalnya di Virginia dan Mississipi juga ada kota bernama Raleigh, dan Brazil: Belo Horisonte. Apakah punya gelar S3, setakat yang saya baca ya hanya S2 dari SKEMA BS itu.
agyan
ditunggu debat adu Data dan pemikiran yang disiarkan live oleh Disway sebagai moderator. Paling lelah kalo ujung2nya cuma menunggu hasil audit BPK atau BPKP. pengen liat juga harga pasar sekarang menggunakan LME atau SMM untuk FeNi/NPI. Dan berapa jt ton NPI/FeNi yang diexpor tahun 2022-2023. dan berapa % volume NPI/FeNi dari BUMN dibandingkan total Expor. dan tanyakan juga untung atau rugi jika jualan NPI/FeNi.
Juve Zhang
Pemimpin yg baik adalah yg menciptakan banyak lapangan kerja. Banyak lulusan universitas ini itu kalau lapangan kerja gak ada itu Ijazah IPK 3,8 pun gak ada manfaatnya. Yg sudah koar koar Bajingan tolol jalur gajiannya khusus pake Cash and Carry gak bisa di lacak oleh PPATK. Tipe orang orang Jadul yg semakin keras koar koar semakin koper koper jinjingan nya. Wkwkwkkw
Property 2208
Hahaha…. Berharap Abah DI kritis terhadap pemerintah itu seperti pungguk merindukan bulan. Biarlah Abah DI menulus yang ringan-ringan saja. Seperti makan Durian, berkunjung ke kota tertentu dan senam. Bagian kritik pemerintah, serahkan pada Agustinus Edi Kristianto. Slebeww…..
hoki wjy
Tanah Abang kalau mau ramai tempat parkirnya harus luas dan nyaman bebas dari calo parkir alias Parkir gratis kemanapun kita pergi kalau tempat parkirnya saja sudah susah lalu kumuh dan sudah terlihat bebrapa preman parkir berkiaran bisa dipastiakn niat kita berkunjung akan hilang.dan pasar tanah Abang perlu pembenahan besar besaran jangan terlihat kumuh dan namanya perlu gi ganti jadi Tanah Nona.
Udin Salemo
“Anjing akan menggong ketika diganggu. Anjing akan setia dan membela kepada orang yang memberikan makan.” Ttd Peternak anjing.
Komentator Spesialis
Harusnya kritik ditanggapi dengan kritik ilmiah seperti ini. Bukan dengan penjara dan demo demo mengerahkan pendemo bayaran yang dungu. Jadi ini kita apresiasi agar budaya ilmiah seperti ini kita bangun. Saya orang yang pro hilirisasi. Mau nikel atau bahan tambang lain. Ataupun produk migas sampai ketela pohon. Yang menjadi masalah disini bukan hilirisasinya. Tetapi, 1) Apakah skema yang diberikan sudah sesuai sehingga tidak merugikan kepentingan bangsa ini. 2) Nilai tambah terhadap kepentingan nasional. Dari pendapatan negara, membangun ekosistem industri, pembangunan industri nasional sampai ketenagakerjaan. Jangan sampai bangsa ini dirugikan. Ingat, 1 variabel diutik sedikit saja, kerugian luar biasa. Seperti contohnya penetapan harga jual bijih nikel ke smelter apakah sudah tepat. Karena kita bicara komoditas jutaan ton per tahun. Ini memerlukan kajian ilmiah lanjutan. 3) Dominasi Tiongkok. Saya sebenarnya tidak mempermasalahkan. Sebagai pelaku industri saya pahan betul sifat investor China yang berbeda dengan Amerika, Eropa, Jepang atau bahkan Korea. Mereka ingin kuasai semua. Sampai tenaga kerjanya. Sampai supply industrinya dari hal besar sampai kecil. Ini berpengaruh terhadap geo politik dan sosial kedepannya. Ambillah contoh model industri automotive. Dimana melibatkan banyak industri lokal. Terjadi transformasi ke tenaga lokal secara baik. Terbukti mampu membangun ekosistem industri lokal.
Komentator Spesialis
Hilirisasi industri nikel ini tidak terlalu bertaji nilai tambahnya kepada keuangan negara apabila tidak melibatkan pengenaan PPN. Karena PPh badan kecil. Begitu juga dengan pajak ekspor tidak terlalu besar. Kalau dibuat disain dari penambang sampai smelter dalam kawasan berikat, tentu kita tidak bisa tarik pajak PPN 11%. Namun bila hanya smelter saja di kawasan berikat, sedangkan tambang di luar itu, maka negara bisa memungut PPN 11% dari setiap penjualan bijih tambang ke smelter. Memang miris. Orang luar negeri menikmati hasil kekayaan alam kita tanpa dikenakan pajak 11% PPN. Sedangkan ketika anak bangsa beli sesuatu untuk konsumsi, dikenakan pajak 11%. Termasuk yang katanya industri kaca di Batam itu. Saya yakin bebas pajak jenis ini. Miris !
Muis Abdul
Maaf Bung Dahlan kurang fair kalau hanya membandingkan tulisan pak Seto dan pak Faisal Basri. Dimana hanya menyoal angka keuntungan Negara.. Sadarkah kita kerugian lingkungan dan tenaga kerja kerja dengan hilirisasi nickel apa sepenuhnya menguntungkan NKRI. ? Selain itu Pak Seto sebagai pasukan nya Opung pastilah mati -2 an pasang badan. Walaupun katanya digaji kecil jadi Deputy.. Namun dibalik itu tahukan masyarakat bahwa Negara membayar sang Deputy hampir 3 Milyar per bulan.. Yaitu dari Tantiem sebagai komisaris BNI. Jadi perdebatan antara senior dan yunior bukan masalah penting.. Yang sangat penting adalah pendapatan Negara senilai itu sebanding kah dengan kerusakan lingkungan dan masalah sosial di sultra dan di sulteng. ? Mari kita kaji lebih lanjut pada masa mendatang agar kebijakan yang dibuat benar-2 menguntungkan bagi negara dan bagi rakyat pemilik negara ini.
Mahmud Al Mustasyar
Mudah² an saja prosesnya tidak spt kasus impor emas batangan senilai 189 T yg sdh disidik mulai bln Juni juga belum ada kabar perkembangannya.
Property 2208
Sebut saja namanya Toni. Dia pergi ke tukang pangkas rambut, karena rambutnya sudah mulai panjang. Setelah dapat giliran, dia pun duduk di kursi pangkas. Tukang pangkas bekerja sepenuh hati memotong rambut Toni. Setelah hampir selesai proses pangkasnya, Toni melihat rambutnya di kaca. Sepertinya ada yang gak beres. “Bang, sepertinya rambut sebelah kiri gak sama ddngan sebelah kanan. Tolong diperbaiki ya…..” Kata Toni pada tukang pangkas. “Dah…. Tak usah banyak protes kau. Kalau gak suka, pangkas sendiri.” Jawab tukang pangkas. Toni pun bingung mendengar jawaban dari tukang pangkas. Akhirnya Toni pun balik bertanya, “lah. Kan saya bayar Bang.” Mungkin itu gambaran pemerintah saat ini. Kalau ada kritk dari masyarakat, mereka menjawab, “kalian bisanya mengkritik pemerintah. Tapi gak bisa kasih solusi.” Lah. Kan saya bayar pajak. Untungnya tukang pangkas itu, gak lapor polisi. Karena Toni banyak protes. Wkwkwkwk……
Mahmud Al Mustasyar
Waduuuh !!! Polusi udara di Jakarta pagi tadi sdh nangkring di posisi pertama dunia, menurut laman IQAir. Sepertinya saran Cak Mul tidak didengar oleh Pj. Gubernur DKI Jakarta yg hanya bisa ngeles dan mengemukakan penyebab polusi saja. Kalee aja, saran Cak Mul tidak dilengkapi dgn data² pendukung. Wk wk wk …
Komentator Spesialis
Kebijakan Tax Holiday. Ini hal yang umum diterapkan di banyak negara untuk mengundang investor kakap. Contoh Negara yang saya lihat paling berhasil menerapkan tax holiday adalah Vietnam. Tax Holiday akan nendang dampaknya kalau : 1) Yang diundang adalah perusahaan pembuat end produk, seperti produsen mobil, HP, Semikonduktor dll. Karena berdirinya sebuah manufaktur end produk akan mengundang investasi baru supplier mereka dan membangun ekosistem industri. Vietnam memberikan tax holiday 30 tahun untuk mengundang Samsung membangun pusat manufaktur HP yang mampu memproduksi 10 juta set lebih per bulan. Mereka lakukan hal yang sama kepada LG, Intel sampai Microsoft. India mengikuti langkah ini. 2) Tax Holiday selayaknya tidak diberlakukan kepada industri raw material atau yang memang dibutuhkan orang banyak. Istilahnya tanpa diundangpun mereka akan datang. Pakai kebijakan lain dan pemberian fasilitas investasi dalam bentuk lain. Apa yang dilakukan Vietnam adalah pembangunan industri dari hilir ke hulu. Membangun 1 hulu yang besar, hilirnya ikut datang sendiri. Sedangkan apa yang dilakukan Indonesia adalah hulu ke hilir. Membangun dari hulu entah hilirnya seperti apa akan terjadi. Jangan dibayangkan bahwa pabrik baterei dibangun LG karena ada hilirisasi nikel. Tetapi lebih karena Hyundai sudah membangun pabrik end produk mobil listrik besar di kawasan GIIC Cikarang. Untuk mensupply kebutuhan pabrik itu. Alias teori hilir ke hulu tadi.
Er Gham
Jika terima paket belanja online, agar dihancurkan print out nama dan alamat yang tertempel dalam bungkusan. Jangan dibuang begitu saja. Mereka kumpulkan print out yang ditempel pada bungkusan dari tempat sampah. Lalu modusnya COD dengan isi barang tidak jelas. Begitu kita terima, ada cetakan nama dan alamat kita pada paket. Lengkap masih ada barcode nya.
Johannes Kitono
COD – SOP Pagi ini pulang gereja sehabis komentar CHD dapat kiriman. Bungkusan kertas dengan catatan COD dari Shopee.Merasa tidak pernah pesan maka bungkussn dibuka ART dan ternyata celana bekas dan lusuh. Entah milik siapa dan yang pasti bukan punya artis. Ketika diretur dengan alasan tidak pernah order.Giliran ” kurir Shopee ” yang marah-marah. Bilang ART melanggar SOP karena telah membuka bungkusan tsb. Ujung-ujungnya mau minta ganti rugi. Ketika ditanya siapa yang bikin SOP, jawabnya tidak tahu. Apalagi sebelumnya tidak kasih tahu jangan buka kalau memang tidak pesan. Biarpun nama dan alamatnya sama. Akhirnya kurir disuruh pergi oleh petugas security. Hidup dan cari duit semakin susah.Hati-hati dengan penipuan dengan modus COD dan SOP.
Komentator Spesialis
Saya agak terkejut ternyata lapangan kerja yang diciptakan dari hilirisasi nikel ini tidak terlalu banyak. Yaitu di IMIP : 74.7 ribu dan IWIP : 56 ribu. Memang itu baru sebatas di 2 kawasan industri tsb. Itupun belum kita hitung lokal berapa TKA China berapa. Mengingat kabarnya investasi yang digelontorkan puluhan bahkan mungkin ratusan trilyun. Bandingkan dengan sektor lain seperti automotive. 1 perusahaan PT. Astra Honda Motor (AHM) saja pegawainya bisa lebih dari 10 ribu dengan UMK Rp 5 juta lebih sedikit. Level operator saja bisa bawa pulang THP lebih dari Rp 8 juta sebulan. Transpor di antar jemput, makan disediakan. Saya baru bicara level operator ya. Jadi kalau Seto bicara rata rata Rp 7 juta, maka itu dalam tataran THP, bukan UMK. Tetap saja rata rata pendapatan di Cikarang jauh lebih tinggi. Justru saya meragukan, kalau rata rata gaji “hanya” Rp 7 juta, berapa gaji buruh lokal disitu ? Memang investasi sifatnya padat modal. Tetapi, sangat tidak sebanding dengan duit investasi besar yang kabarnya kita terima, kalau dilihat dari sisi ketenagakerjaan.
Pryadi Satriana
Ungkapan Anggito Abimanyu terkait “TPPU 349 Triliun” dalam kolom ‘Antiklimaks Rp 349 Triliun’ dg ungkapan “kita semua telah membuang-buang waktu sia-sia” itu sindiran Anggito yg sangat lembut, perlu diperjelas. Bahasa lugasnya: TPPU 349 TRILIUN ITU TIDAK PERNAH ADA! itu sekadar “pembacaan Mahfud atas data dari PPATK”, pembacaan dari orang yg TIDAK KOMPETEN untuk memaknai & menjelaskan data itu kepada publik! Jadi, jangan salah sangka. Bahwa sekarang tidak ada lagi pembicaraan tentang “TPPU 349 Triliun” itu karena MEMANG HAL TERSEBUT TIDAK PERNAH ADA, BUKAN KARENA KASUSNYA TELAH MENGUAP. Salam. Rahayu.
Mukidi Teguh
Dulu jaman penjajahan, kita ekspor manusia. Sesaat pasca kemerdekaan kita ekspor kayu gelondongan. Awal orde baru, kita ekspor tanah dan air. Generasi ubanan pastilah tau betapa menyakitkannya ekspor mentahan, baik secara jiwa maupun kantong. Sudah betul kebijakan smelter itu. Kan lucu, kalo kita mau kembali menyaksikan ponton ditarik tagbot lalu lalang membawa tanah mengandung emas, nikel, uranium, dan segala macam mineral yang namanya aneh-aneh, melaju pelan ke smelter luar negeri.
Er Gham
Jika bagus, tentu dibuka selebar lebarnya. Namun saya baca deriknews siang tadi, kementrian ESDM sudah minta investasi smelter nikel distop. Karena cadangan baru belum ditemukan. Cadangan nikel kualitas tinggi hanya tersedia 7 tahun lagi dengan kapasitas pengolahan saat ini. Sedangkan cadangan nikel kualitas rendah masih ada untuk 33 tahun lagi. Kita akui, bangsa kita belum mampu buat smelter sendiri. Maka mas Seto pancing investor pakai umpan yang menarik. Tapi jangan sampai kebablasan. Saat putra putri kita sudah mampu mengolah sendiri, eh nikel nya keburu habis.
Liam Then
Ada satu lagi dari paparan Pak Seto yang memantik harapan. Rencana pengembangan pabrik panel surya serta baterai. Saya harap semoga cepat dikebut, ini sangat-sangat bermanfaat jika benar-benar di laksanakan. Semoga ada tindak lanjut ke cetak persiapan tenaga ahli lokal di universitas-universitas kita di bidang ini. Jadi tidak terulang model investasi seperti Tiongkok yang bawa pekerja dari negeri mereka dengan alasan supaya cepat. Saya harapkan cepat karena panel surya dan sel baterai tingkat teknologinya sudah cukup efesien. Jika tujuannya utamanya digadang sebagai pendukung program elektrifikasi kendaraan nasional. Saya malah membayangkan, panel surya dan baterai produksi dalam negeri, sangat bisa di tujukan manfaatnya ; untuk mengurangi beban PLN dan mendukung program kompor induksi masyarakat. Jika bisa tercapai, beban subsidi tabung 3kg masyarakat bisa dikurangi secara berkala, tekanan anggaran subsidi listrik dan elpiji ke anggaran negara, bisa secara bertahap dikurangi akhirnya di hilangkan. Uang subsidi bisa di alihkan ke kesehatan atau peningkatan kualitas pendidikan generasi muda Indonesia. Karena produksi sendiri, dari bahan mineral yang ditambang di tanah sendiri, kemudian mode penggunaan energi listrik asal panel surya bisa memasyarakat. Efek manfaat jadi berlipat-lipat, energi bersih, hemat impor BBM, hemat subsidi. Energi gratis dari panel surya dan baterai penyimpan listrik hasil produksi anak negeri.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id