PERTAMAX BIKIN RESAH

Dampak kasus dugaan dioplosnya Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax, semakin bermunculan. Kendaraan baik roda dua, maupun roda empat bermasalah di mesin, khususnya di beberapa daerah Kalimantan Timur (Kaltim). Meski demikian, Pertamina selalu mengklaim bahwa sesuai standar.

Perayaan Idulfitri 1446 Hijirah, yang semestinya menjadi momentum yang menyenangkan dengan berkumpul bersama keluarga, justru dirasakan sebaliknya oleh Ananta (40) di Balikpapan ini, gara-gara BBM.

Pasalnya, ketika hendak bertandang ke rumah kerabatnya, Ia menyempatkan diri untuk mengisi BBM jenis Pertamax ke motornya di SPBU kawasan Lapangan Merdeka. Sialnya, setelah mengisi, motor yang dikendarai justru mengalami kendala mogok seperti yang ramai jadi perbincangan di sosial media belakangan ini.

“Waktu itu malam sekitar jam 8 hari Senin, hari pertama lebaran, ya biasa isi bensin, habis itu mesin motor mati-mati, terus nyari bengkel dari daerah Melawai,” ujarnya, Rabu (2/4/2025).

Setelah beberapa waktu, akhirnya Ananta pun menemukan bengkel di malam itu, namun dalam kondisi tutup. Sehingga terpaksa menunggu hingga bermalam di teras bengkel tersebut. Sampai pada akhirnya sekitar pukul 05.00 Wita, usai azan Subuh, pulang ke rumahnya dengan  menuntun motornya.

“Lumayan nunggu semalaman sampai ketiduran, terus sekitar habis Subuh pulang, dituntun (motor), sampai rumah, saya kuras sendiri bensinnya,” tuturnya.

Setelah BBM, Ia kuras sendiri, menurutnya, menunjukkan warna biru tua seperti Pertamax pada umumnya. “Begini aja warnanya, tapi nggak tahu kenapa kok jadi mogok,” tambahnya.

Selain itu, di Balikpapan juga ada persoalan serupa. Yakni di kawasan Jalan Mulawarman Batakan, Balikpapan Timur.Menurut salah satu keterangan pengguna kendaraan roda dua, Fajar Mappa, mengeluhkan kendaraannya tersendat setelah mengisi BBM di SPBU kawasan tersebut.

“Nih ges, lagi di bengkel, motor brebet-brebet habis isi bensin padahal ngisi di pom (SPBU) terus, nggak pernah eceran,” ujarnya saat memeriksakan kendaraannya di salah satu bengkel, yang terletak di Jalan Mulawarman Balikpapan.

Setelah pemeriksaan di bengkel, ditemukan bahwa fuel pump motor Fajar kotor, dan perlu diganti.  “Nah setelah dicek lagi sama mekaniknya, dibuka fuel pumpnya ternyata kotor, jadi harus diganti,” jelasnya.

Biaya perbaikan yang dikeluarkan Fajar mencapai sekitar Rp 700 ribu. Sementara pemilik bengkel juga mengatakan, pihaknya sudah 10 kali mendapatkan pelanggan dengan keluhan yang sama.

Tak hanya di Balikpapan, Samarinda juga demikian. Jali, warga Perumahan Rapak Indah, adalah salah satu korban dari pengisian BBM.

Ia mengisi bahan bakar di SPBU Kadrie Oening di kawasan simpang empat sebelum flyover Juanda, namun setelah itu motornya mulai mengalami masalah. “Sebelumnya motor saya baik-baik saja, bisa dipakai untuk perjalanan jauh tanpa kendala. Tapi setelah isi Pertamax di SPBU itu, motor jadi brebet, terutama saat menanjak. Padahal sebelumnya, jalan menanjak bukan masalah,” ujar Jali dengan nada resah saat datang ke bengkel membawa motor beatnya itu.

Masalah serupa juga dialami oleh banyak pengendara lain yang akhirnya membawa motor mereka ke bengkel untuk diperiksa. Fikri, montir Bengkel Raya di Jalan Cendana, mengungkapkan, bahwa dalam beberapa hari terakhir, jumlah motor yang mengalami masalah serupa terus meningkat.

“Banyak yang datang dengan keluhan motor brebet setelah isi bensin. Dalam sehari, ada sekira empat hingga lima motor yang saya tangani dengan masalah ini. Sudah empat hari ini kejadian seperti ini terjadi,” ujar Fikri saat ditemui langsung, beberapa waktu lalu.

Ia menyebut, motor-motor dengan sistem injeksi, seperti Honda Vario, Scoopy, dan Beat lebih rentan mengalami masalah akibat bahan bakar yang tidak sesuai.

Akmal, montir Bengkel AC Motor yang juga di Jalan Cendana, memberikan pandangan serupa. Menurutnya, keluhan motor brebet setelah mengisi bahan bakar bukan hal yang biasa terjadi dalam jumlah banyak sekaligus.

“Hari-hari sebelumnya tidak ada masalah. Tapi kemarin, banyak sekali yang datang dengan keluhan sama. Saya sampai harus memperbaiki beberapa bagian, termasuk oli, pompa bensin, dan komponen lainnya,” sebut Akmal.

Keluhan juga datang dari Pawon Zasqya, pengendara ojek online yang turut mengalami masalah serupa.

“Beberapa hari ini banyak kasus motor orang-orang yang mengalami brebet setelah mengisi BBM di SPBU. Puncaknya kemarin, paling parah. Ternyata bukan hanya saya yang mengalami ini, tapi teman-teman ojol lainnya juga, baik yang menggunakan Pertalite maupun Pertamax,” ungkapnya.

Pawon Zasqya pun merasa ada yang berbeda dari bahan bakar yang ia gunakan. “Saya merasa baunya juga beda. Dugaan saya ada campuran dalam BBM itu karena saat proses pembakaran, asap yang keluar dari knalpot juga terasa berbeda. Seharusnya semua SPBU disidak, tapi ya paling susah apalagi kalau melibatkan Pertamina,” keluh Zasqya sapaan akrabnya.

Ia juga mengungkapkan kerugian finansial yang harus ditanggung akibat masalah ini.

“Saya harus memperbaiki motor dan mengeluarkan uang yang tidak sedikit, sampai Rp 200 ribu. Modal saya buat gojek jadi habis, ngeri efek dari BBM yang dioplos kalau memang benar terjadi,” pungkasnya.

Hingga saat ini dari pihak SPBU yang bersangkutan belum memberikan pernyataan resmi terkait keluhan masyarakat. Para pengguna kendaraan berharap adanya tindakan dari pihak terkait, termasuk pengawasan kualitas bahan bakar serta pengecekan lebih lanjut untuk menghindari kerusakan yang lebih besar.

DIRUGIKAN, LAPOR RESMI

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Samarinda bergerak cepat meninjau SPBU di beberapa titik di Kota Samarinda.

Kasatreskrim Polresta Samarinda, Kompol Dicky Anggi Pranata, mengungkapkan, bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan ke beberapa SPBU di Kota Samarinda.

“Kami memang melakukan pemeriksaan ke beberapa SPBU, terkait munculnya keresahan masyarakat dengan adanya dugaan BBM yang tercampur atau tidak murni yang menyebabkan beberapa kendaraan tidak bekerja dengan baik,” ungkap Kompol Dicky Anggi, Minggu (30/3/2025).

Dicky menerangkan, saat dilakukan pengecekan di 5 SPBU  di Kota Samarinda, menunjukkan hasil BBM dalam kondisi normal, tidak ditemukan adanya masalah. Bahan bakar campuran itu pun tidak ada.

“Saat ini belum ditemukan hasil, Artinya masih clear (Bersih). Semua takaran juga sesuai, dan juga untuk bahan campuran juga nihil,” jelasnya.

Meski demikian, untuk tindaklanjutnya ke depan, Satreskrim mengimbau kepada masyarakat yang merasa dirugikan untuk melaporkan secara resmi kasus ini.

Sehingga, pihaknya bisa memproses secara mendalam dan berkelanjutan.”Karena pemeriksaan sudah kita laksanakan, saat ini kita tinggal menunggu saja apabila ada laporan selanjutnya. Kita akan langsung tindaklanjuti,” bebernya.

Dicky memastikan, pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa pihak terkait untuk menguji kemurnian bahan bakar minyak itu di SPBU.”Pokoknya 5 titik itu nihil ya. Ada di Jalan AW Syahrani, kemudian Jalan di Palaran, Lalu di Jalan Teuku Umar. Sudah kita ajak dinas-dinas terkait untuk mengukur takaran maupun kandungannya,” ujarnya.

Dirinya menegaskan, untuk sementara ini semua bahan bakar minyak yang dijual di SPBU masih aman. Dia menyatakan bahwa tidak ada laporan yang masuk selain laporan yang beredar di media sosial oleh warganet.

“Untuk laporan resmi warga belum ada, jadi kemarin kami menemukan laporan di medsos yang ramai. Kami langsung gerak cepat respon langsung mengambil tindakan untuk melakukan pemeriksaan,” kata Dicky.

Kendati demikian, Satreskrim telah menghubungi pihak yang mengeluhkan kendaraannya brebet usai mengisi bahan bakan di sebuah SPBU. Namun belum mendapat jawaban.

“Barang bukti yang beredar di medsos belum ada pada kami, Tapi kami sudah menghubungi orang yang memberitakan. itu kami sudah mencoba hubungi tapi belum direspon.” pungkasnya.

KUKAR

Dugaan peredaran BBM oplosan juga mencuat di Tenggarong. Sejumlah warga mengeluhkan kendaraan mereka mengalami kerusakan usai mengisi BBM di SPBU.

Keluhan ini muncul setelah beberapa pengguna kendaraan mendapati adanya seperti lumpur yang tercampur dalam tangki bensin mereka. Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa BBM yang mereka gunakan telah dioplos dengan zat lain yang merusak mesin kendaraan.

“Motor saya baru beli, tak mungkin ada kerusakan, bahkan saya rutin servis bulanan di diler,” kata Raudah (34), warga yang menjadi korban, Selasa (1/4/2025).

Ia mengaku mengisi BBM di salah satu SPBU di Jalan Pesut, Tenggarong, sebelum mengalami masalah pada motornya.”Motor saya nggak sampai macet, tapi mesinnya berebet dan tarikan terasa berat,” ujarnya.

Raudah berharap pihak kepolisian segera melakukan pemantauan terhadap SPBU di Tenggarong guna mengungkap kasus ini. Ia juga menyebutkan bahwa kejadian serupa tidak hanya dialami warga Tenggarong, tetapi juga masyarakat dari luar daerah yang kebetulan mengisi BBM di tempat yang sama.

Menanggapi laporan tersebut, Kabag Ops Polres Kutai Kartanegara, Kompol Roganda, mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan penyelidikan terkait dugaan BBM oplosan di beberapa SPBU.

“Terima kasih atas informasinya. Sesungguhnya kami sudah melakukan pengecekan di lapangan dan masih melanjutkan kegiatan pengecekan, terlebih di masa berlangsungnya Operasi Ketupat Mahakam 2025. Jika ada informasi lebih lanjut, mohon diinformasikan kepada kami mengenai SPBU mana atau lokasi mana yang dicurigai,” ujarnya, Rabu (2/4/2025).

Kompol Roganda menambahkan, bahwa jika BBM dibeli dari pertashop, pengawasan seharusnya dilakukan oleh Pertamina dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Ia menyarankan agar masyarakat yang merasa dirugikan dapat mengonfirmasi langsung ke UPTD Metrologi Disperindag guna memastikan kualitas BBM yang mereka beli.

Hingga saat ini, kasus dugaan BBM oplosan masih dalam tahap penyelidikan. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika mengalami hal serupa agar penyelidikan dapat berjalan lebih efektif.

Menanggapi keluhan yang beredar, Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan pun menyatakan, bahwa pihaknya segera mengambil tindakan dengan melakukan investigasi menyeluruh.

“Saat ini, kami bersama tim retail sedang melakukan investigasi langsung ke beberapa SPBU yang diduga terkait dengan laporan tersebut. Pemeriksaan dimulai dari depot suplai hingga ke SPBU dengan menggunakan alat angkut untuk memastikan kualitas BBM,” ujar Eddi Mangun, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan, dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Investigasi ini mencakup pemeriksaan kualitas bahan bakar, potensi kontaminasi, serta kondisi tangki penyimpanan di SPBU. Tiga SPBU telah ditetapkan sebagai fokus pemeriksaan, dan menurut Eddi Mangun hasilnya akan segera diumumkan kepada publik.

Namun, setelah dikonfirmasi mengenai hasil investigasi pada Minggu (30/2/2025), pihaknya belum memberikan keterangan lebih lanjut. Di sisi lain, menurut informasi yang dihimpun, di tengah isu yang beredar, SPBU6476118 yang berlokasi di Jalan Mulawarman, Batakan, menegaskan bahwa pihaknya selalu menjaga kualitas dan kuantitas bahan bakar yang disalurkan kepada konsumen.

“Menanggapi isu dimedia saat ini bahwa kualitas BBM yang dijual di SPBU bercampur air dan sebagainya, kami selaku pengelola SPBU 6476118 Batakan selama ini menjalankan prosedur bagaimana menjaga kualitas dan kuantitas BBM yang kami jual,” ujar Marselinus, pengelola SPBU tersebut.

Sementara itu, menurut pantauan di beberapa SPBU yang ada di Balikpapan, seperti SPBU Stal Kuda Jalan Jenderal Sudirman, SPBU depan Bandara Sepinggan Jalan Marsma R Iswahyudi dan SPBU Batakan Jalan Mulawarman kini menampilkan sampel bahan bakar pada sebuah botol kaca bening.

Terdapat 3 botol kaca, yang menurut keterangan salah satu petugas pengisian di SPBU Bandara yakni berwarna merah jenis Pertamax Turbo, berwarna biru pekat jenis Pertamax 92 dan berwarna kehijauan jenis Pertalite.

Hal tersebut, menurut Sales Area Manager Kaltimut (Kalimantan Timur dan Utara) Pertamina Patra Niaga, Hendri Eko, sebagai bentuk transparansi dan upaya meningkatkan kepercayaan konsumen.

“SPBU kini menampilkan sampel BBM yang mereka jual. Kami selalu mengambil sampel dari setiap pengisian tangki dan menyimpannya di SDBU. Jika suatu saat diperlukan uji kualitas, sampel tersebut bisa digunakan,” jelasnya.

Langkah ini, menurutnya, diharapkan dapat meredam isu-isu seputar kualitas BBM dan memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang mereka beli sesuai standar.

“Kami ingin memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk BBM yang mereka beli sesuai standar. Ini salah satu cara untuk meningkatkan transparansi dan kenyamanan bagi pelanggan,” pungkas Hendri Eko.(CHANDRA/MAYANG/ARI/SALSA/ARIE)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *