Pekarangan rumah bisa menjadi sumber pangan. Bahkan, bukan tidak mungkin bisa menjadi salah satu sumber pendapatan keluarga.
Hal itulah yang kini dikampanyekan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Utara (Kaltara), melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
“Pekarangan jangan dipandang sebagai lahan kosong, tetapi sebagai ladang kehidupan. Jadi, dapat penunjang ketahanan pangan,” kata Kepala Bidang Penyuluhan DPKP Kaltara, Nurbaya, Rabu (10/9/25).
Menurutnya, pekarangan rumah kini bukan hanya sekadar ruang terbuka, tetapi dapat menjadi sumber kehidupan.
“Pada intinya, ketahanan pangan itu asal atau soko gurunya itu berasal dari rumah. Jadi, kalau di suatu rumah sudah bisa menanam satu pokok cabe, tomat, atau sayuran lain, artinya sudah tidak perlu lagi belanja di pasar,” ujarnya.
Selain mengajari cara menanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah, pihaknya juga mengajari cara membuat pupuk organik dan budi daya magot. Hal itulah yang dilakukan pihaknya kepada personel kepolisian.
“Mereka harus dibekali dengan ilmu-ilmu pemahaman tentang pemanfaatan limbah atau sampah-sampah yang ada di rumah bahwa itu semua bisa dijadikan pupuk organik,” kata Nurbaya.
Pembuatan pupuk organik yang dilakukan pihaknya adalah bioenzim, yakni proses fermentasi bahan organik menggunakan mikroorganisme starter seperti EM4.
“Bisa berupa kotoran hewan, sisa sayuran, kulit buah, batang pisang, dedak, atau limbah organik lainnya yang telah dirajang,” tuturnya.
Dia berharap manfaat dari program ini dapat memenuhi kebutuhan pangan sehat keluarga, mengurangi biaya belanja rumah tangga, dan menjadi sumber pendapatan tambahan. Hingga memperkuat kemandirian pangan masyarakat. (Muhammad Efendi)












