Keberadaan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) meresahkan masyarakat Kabupaten Nunukan. Dan, berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret.
Warga mengaku khawatir dengan keberadaan ODGJ yang berkeliaran tanpa pengawasan, karena dikhawatirkan bisa membahayakan.
“Kami mohon pemerintah lebih memperhatikan. Jangan sampai nanti ada kejadian yang tidak diinginkan baru ditindaklanjuti. Perbatasan ini pintunya harus benar-benar dijaga,” ujar Maslan, warga Nunukan.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan, Faridah Ariyani, pun mengaku telah menerima laporan dari masyarakat.
“Kadang ada yang kita temui mengaku dari Malaysia. Tapi ketika ditanya lebih mendalam, sudah tidak bisa menjawab. Itu kadang yang menjadi persoalan, kami tidak tahu bagaimana bisa sampai di sini, siapa yang membawanya, dan kapan persisnya dia masuk ke wilayah kita,” kata Faridah, belum lama ini.
Faridah menuturkan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi resmi ataupun catatan administrasi yang bisa menjadi pegangan, untuk menelusuri asal-usul ODGJ tersebut.
Tidak ada laporan masuk ke DSP3A, imigrasi, maupun pihak terkait lainnya mengenai kedatangan ODGJ tersebut. Hal ini membuat proses identifikasi, asesmen kesehatan, hingga upaya pemulangan ke daerah asal menjadi terhambat.
“Keberadaan ODGJ di Nunukan ini memang sudah jadi persoalan. Kami kesulitan dalam penanganan, karena tidak ada data awal untuk asesmen. Selama ini kami hanya berbekal informasi si ODGJ ini, itu pun sering tidak konsisten,” ungkap Faridah.
Faridah menambahkan, munculnya ODGJ tanpa identitas dan tanpa catatan resmi, menandakan lemahnya pengawasan di jalur-jalur masuk perbatasan.
Fenomena ini, lanjutnya, berpotensi memunculkan berbagai masalah sosial lainnya jika tidak segera diantisipasi.
Dia berharap agar fenomena ini menjadi perhatian serius seluruh pihak, terutama instansi yang berwenang di bidang keimigrasian, keamanan perbatasan, dan pemerintahan desa.
“Perlu ada sinergi kuat antarinstansi. Ini bukan hanya soal ODGJ, tapi juga menyangkut keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan. Nunukan adalah wilayah perbatasan, dan segala dinamika di sini sangat rawan,” ujarnya. (Alan)












