Masih Jauh dari Target Nasional

Kepala Perwakilan BKKN Kaltim, Nurizky Permanajati

Kepala Perwakilan BKKN Kaltim, Nurizky Permanajati, menyebut prevalensi stunting di Kalimantan Utara (Kaltara) masih di angka 17 persen. Sedangkan target nasional 14 persen.

“Jadi kita masih punya pekerjaan rumah (PR) untuk mencapai target nasional,” kata Nurizky Permanajati dalam review program Bangga Kencana dan Quick Wins bersama OPD terkait, Rabu (17/9/2025).

Program Bangga Kencana yang merupakan program unggulan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), bertujuan mewujudkan keluarga berkualitas, hidup sehat dan sejahtera, serta mendukung percepatan penurunan stunting, dengan keluarga sebagai sandaran pembangunan.

Lanjutnya, program Bangga Kencana memiliki indikator kerja utama, salah satunya yakni penurunan Age Specific Fertility Rate (ASFR) terkait pernikahan anak yang mengacu pada tingkat kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun.

“Dari hasil survei, angka ASFR di Kaltara mencapai 26%, di mana ini menunjukkan angka pernikahan anak umur 15-19 tahun. Jadi angka masih tinggi. Berarti dari 1.000 anak berusia 15-19 tahun, ada 26 anak yang mengalami pernikahan di umur tersebut,” ujarnya.

“Di umur tersebut, sebenarnya itu belum siap untuk melakukan pernikahan. Itu menjadi indikator risiko terjadinya kehamilan pada usia dini yang berkaitan pada peningkatan risiko stunting, karena kondisi kesehatan ibu yang belum matang secara fisik, sehingga membuat kesehatan reproduksi yang kurang memadai,” lanjut Nurizky.

Dia menyebut, di BKKBN juga ada program pendewasaan usia pernikahan (PUP), agar mereka bisa masuk ke masa reproduksi sehat untuk mewujudkan SDM generasi emas.

Sementara itu, Asisten Bidang Administrasi Umum Pemprov Kaltara, pollymaart Sijabat mengatakan, program Bangga Kencana bertujuan menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan.

“Seperti yang menjadi isu sentral, yakni terkait stunting,” kata Pollymaart Sijabat.

“Jadi, ini tentang mengubah pola pikir masyarakat terkait persiapan untuk melahirkan, pertumbuhan janin yang baik, agar mencegah stunting. Jadi, fokus program ini lebih berfokus untuk mencegah stunting dimulai dari calon ibu,” lanjutnya. (Muhammad Efendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *