Berau Expo kembali digelar, ini menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, memperingati Hari Jadi Kabupaten Berau dan Kota Tanjung Redeb. Sayangnya, stan UMKM kerap “diperdagangkan” diduga oleh Event Organizer (EO), dan harganya fantastis, meski pemerintah sudah menguncurkan anggaran untuk pelaksanaan expo.
TAHUN ini, pelaksanaan Berau Expo pada 1 sampai 10 November di Lapangan Pemuda Tanjung Redeb. EO-nya diketahui Focus Production dan Mata Sanggam.
Selain Expo, rangkaian acara ada bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), hiburan rakyat, pegelaran seni dan budaya, dan beberapa artis ibu kota. Anggaran pelaksanaan Expo berdasarkan informasi sekira Rp 3 miliar, meski demikian UMKM tetap dibebankan sewa yang mahal.
Stan yang mahal itu diungkapkan Burhan, warga Jalan Milono, yang juga pelaku UMKM. Panitia atau EO, sebutnya, mematok mulai Rp 5 sampai Rp 7 juta per stan selama pelaksanaan Berau Expo.
“Kalau 5 juta, sama aja 10 hari Rp 500-700 ribu per hari, harga segitu tentu memberatkan. Belum membayar karyawan, bahan dan lain sebagainya,” tuturnya kepada Disway Kaltim.
Burhan menganggap, seharusnya stan tak perlu disewakan atau dibebankan kepada UMKM, apalagi jika diketahui Pemkab Berau mengucurkan anggaran sekira Rp 3 miliar. Informasi yang didapatkannya, anggaran Rp 3 miliar tersebut, hanya untuk OPD-OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang akan memasang stan pada pagelaran Berau EXPO 2023.
“Untuk OPD-nya dibuat enak, malahan untuk masyarakat disusahkan dengan harus membayar,” tandasnya.
Karena sewa stan yang mahal tersebut, Burhan pun tak jadi buka stan UMKM-nya.
Komunitas Ikan Hias Berau, sempat juga hendak ikut dalam stan, sekaligus ada anggota yang jualan ikan hias, namun karena mendapatkan kabar mahalnya stan tersebut, akhirnya batal.
“Ya kalau kami kan cuman mau tampil aja, jualan enggak seberapa, kalau nilainya besar tentu enggak masuk,” kata Ahmad, anggota komunitas ikan hias Berau.
EO Berau Expo 2023, yakni Mata Sanggam, Morten saat dikonfirmasi perihal sewa stan tersebut, justru meminta media ini menanyakan ke panitia lainnya bernama Soni.
Ditanya lebih lanjut oleh wartawan, Morten mengaku harus izin mengkonfirmasi ke dinas, namun tidak menyebut dinas mana yang dimaksud olehnya. Bahkan, justru mengaku sudah menjawab persoalan sewa stan di beberapa media di Berau.
“Saya izin ke dinas dulu ya baru menjawab, karena teknisnya di dinas,” ujarnya.
Morten tak menjelaskan atau menjawab, terkait anggaran sewa yang dibebankan ke UMKM, dasar penarikan dan lain sebagainya. Dia mengaku sudah menjelaskan ke media, padahal belum ada konfirmasi apapun ke Disway Kaltim.(sahruddin/arie)