DINAS Perkebunan (Disbun) Berau tengah menyusun roadmap atau peta jalan pengembangan dua komoditas unggulan daerah dari sektor perkebunan, yakni kakao dan kelapa dalam. Penyusunan roadmap ini menjadi upaya strategis pemerintah dalam mendorong pertanian rakyat yang selama ini masih dikelola secara konvensional.
Sekretaris Dinas Perkebunan Berau, Mansur Tanca mengungkapkan, salah satu tantangan dalam pengembangan pertanian rakyat adalah besarnya pengaruh keinginan petani terhadap peningkatan produksi. Meski pemerintah telah menyalurkan berbagai bentuk bantuan, namun bantuan tersebut bersifat terbatas dan hanya berfungsi sebagai stimulan.
“Bantuan pemerintah tidak bisa diberikan terus-menerus. Strategi pengembangan pertanian rakyat harus berbasis pada sumber daya yang dimiliki petani sendiri,” kata Mansur, Rabu (15/10/2025).
Sektor pertanian sesungguhnya merupakan sebuah sistem agribisnis, di mana petani adalah pelaku utama atau manajer usaha. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebagian besar petani masih menjalankan usaha pertanian secara subsisten.
“Tujuan dari kajian itu untuk mengidentifikasi dan menganalisis ketersediaan dan potensi lahan yang sesuai untuk pengembangan budidaya tanaman kakao dan kelapa,” jelasnya.
Mansur menyebut, fokus lokasi kajian berada di 12 kecamatan, yakni Segah, Teluk Bayur, Kelay, Sambaliung, Gunung Tabur, Talisayan, Biatan, Tabalar, Batu Putih, Bidukbiduk, Maratua dan Pulau Derawan.
Untuk itu, penyusunan roadmap kakao dan kelapa dalam yang tengah berlangsung sejak Maret hingga Agustus 2025 lalu diharapkan dapat menjadi pedoman strategis dalam pelaksanaan program ke depan. Tim juga telah turun ke lapangan untuk mengumpulkan data awal dan melaksanakan tahapan laporan pendahuluan.
“Roadmap ini nantinya akan memberikan arahan dan rekomendasi apa yang harus dilakukan untuk pengembangan komoditas kakao dan kelapa,” terangnya.
Berbeda dengan komoditas kelapa sawit yang dinilai sudah mapan, sehingga tidak masuk dalam roadmap. Sedangkan, kakao punya peluang besar untuk tumbuh, dan kelapa juga merupakan komoditas unggulan daerah, khususnya di wilayah pesisir.
Mansur menilai, kepastian pasar untuk komoditas kelapa sudah cukup potensial. Saat ini, untuk harga kelapa muda dihargai sekira Rp 12 ribu per buah.
“Kalau pasar terjamin, insyaAllah pelaksanaan di lapangan juga akan lebih mudah,” pungkasnya. (RIZAL)