Pariwisata Kabupaten Berau, menjadi salah satu sektor yang mendapat perhatian serius di masa pemerintahan Bupati Sri Juniarsih dan Wakil Bupati Gamalis. Sebagai potensi unggulan, pembangunan sarana dan prasaran terus dilakukan. Selain itu, dalam rangka menjaga sejarah dan budaya, revitalisasi bangunan dan digitalisasi arsip bersejarah juga dilakukan.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menegaskan, sektor pariwisata tidak luput dari perhatiannya. Karena dirinya menargetkan penambahan pendapatan daerah dari sektor tersebut. Dirinya menyebut, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait sedang berupaya untuk menjaga dan meningkatkan destinasi wisata di Bumi Batiwakkal, agar lebih banyak menarik minat masyarakat, apalagi Berau juga dekat dengan IKN.
“Sudah tertuang dalam bulir 18 program prioritas pemerintah daerah, sektor pariwisata juga harus dikembangkan,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau, Ilyas Natsir menjelaskan, program rehabilitasi bangunan bersejarah, dan revitalisasi keraton lebih banyak dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Berau, sebagai dinas teknis yang bisa melakukan pekerjaan proyek.
Selain itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Berau melakukan digitalisasi arsip bersejarah dari Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur, tentu hal itu penting dilakukan untuk menjaga warisan sejarah dari pendahulu dan nenek moyang warga Berau. Diakuinya, tidak semua pekerjaan menjaga kebudayaan Berau dikerjakan oleh Disbudpar, dinas lainnya juga bekerja sesuai dengan visi misi pimpinan menjalankan program prioritas.
“Beberapa waktu lalu kami sempat melakukan revitalisasi berupa pengecatan bangunan keraton yang ada di dua kesultanan,” jelas Ilyas.
Lebih lanjut, sesuai dengan 18 program prioritas bupati dan wakil bupati Berau, Disbudpar lebih berfokus terhadap peningkatan sarana dan prasarana di destinasi wisata. Seperti pembangunan kios pusat souvenir dan oleh-oleh di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan. Selain itu peningkatan sarana dan prasarana di dermaga Pulau Kakaban. Tujuannya agar wisatawan yang menuju ke danau di Pulau Kakaban bisa lebih dekat dan lebih aman.
“Beberapa titik di lokasi pariwisata tidak luput dari perhatian Disbudpar Berau, seperti dermaga di Pulau Kakaban,” ucapnya.
Untuk destinasi wisata di kawasan pesisir selatan Berau, seperti kolam air panas di Kecamatan Biatan, akan kembali dipugar dengan menambah kolam baru untuk berendam para pengunjung, jadi tidak lagi para pengunung berendam langsung di kolam sumber air panas. Kolam sumber itu hanya dimanfaatkan airnya saja yang dialirkan ke kolam lainnya.
“Ada masukan kalau pengunjung masih bisa langsung berendam di sumber air panas, tapi harus membayar tiket masuk lebih mahal, tentunya pendapatan tersebut akan digunakan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tuturnya.
Sementara, peningkatan minat kunjungan wisatawan di Kecamatan Bidukbiduk cukup sulit diatasi, karena bersinggungan langsung dengan habitat buaya. Mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung ini mengatakan, tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur akan melakukan evakuasi buaya yang beberapa waktu lalu sempat masuk ke dalam danau Labuan Cermin
“Nanti akan dipindahakan ke penangkaran agar lebih aman dan mampu mengembalikan kepercayaan wisatawan,” tegasnya.
Langkah selanjutnya yang diambil, untuk meningkatkan keamanan bagi para wisatawan, pihaknya berencana untuk menambah pagar pembatas yang ada dan membuat kawasan bagi para pelancong agar bisa bermain air dengan tenang dan tidak dihantui rasa waswas adanya buaya.
“Rencananya kembali kita bangun pembatas dan melarang perahu masuk kawasan danau. Selain itu rencananya kami akan menyediakan perahu tembus pandang, agar wisatawan yang menaiki perahu itu bisa melihat langsung bagian bawah danau tanpa harus menyelam,” jelasnya.
Ia menambahkan, yang tidak kalah penting untuk saat ini dilakukan adalah melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata. Karena percuma jika destinasi wisata sudah bagus, namun tidak diimbangi pelayanan dari masyarakat sekitar terhadap tamu yang datang.
“Kami rutin menggelar berbagai macam pelatihan, termasuk pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan diving, pelatihan bagi penyedia jasa home stay, guide dan lainnya,” pungkasnya. (RM/ADVETORIAL)