Di Madinah ternyata tidak bisa sepenuhnya ibadah. Juga harus menulis artikel ini –kalau menulis tidak termasuk ibadah. Sudah tidak bisa ibadah, tidak menerima bayaran pula. Ini bukan mengeluh –kalau mengeluh bahkan kian tidak dapat pahala.
Tentu saya tidak berhak memutuskan mana pekerjaan yang dapat pahala dan mana yang tidak. Yang penting niatnya baik –innamal a’malu binniyat.
Tapi tetap saja pukul 02.00 ingin ke masjid. Mumpung agak sepi. Bawa botol untuk pulangnya ambil air zamzam -agar yang menyediakan air jauh-jauh dari Makkah itu dapat pahala.
Pulangnya saya lewat pintu gerbang masjid 333. Agak memutar tapi asyik. Daripada balik lewat pintu 266.
Anda sudah tahu, mengapa keluarnya lewat 333: di depan gerbang itulah terhampar New York Time Square-nya Madinah. Atau Nanjing Donglu-nya Shanghai.
Pukul 03.00 ”Time Square” Madinah ini masih lebih menarik dari Time Square yang asli.
Pada jam yang sama. Di yang asli pada jam segitu yang terlihat hanyalah orang kumuh mabuk. Atau orang kumuh yang tidur bersandar ke toko yang sudah tutup. Ditambah sampah yang berserakan.
Di ”Time Square”-nya Madinah, jam segitu masih banyak orang wangi berlalu-lalang. Ada yang pulang dari ibadah personal di masjid. Banyak pula langkah-langkah orang yang menuju masjid.
Saya terus menelusuri ”Time Square” itu. Anda sudah tahu tujuan saya: ujung area itu.
Sasaran banyak orang: minum dan makan di tempat duduk open space yang santai –kebetulan udaranya sekitar 20 derajat celsius.
Sebenarnya saya juga ingin memamerkan ”Time Square” Madinah ini ke Inul Daratista. Inul dan keluarga memang berada di rombongan kami.
Saya sendiri begitu sering membawa tamu makan di resto masakan Korea milik Inul di dekat rumah saya di SCBD Jakarta: Yongdaeri.
Saya harus membawa pulang semua itu. Meski si Galuh sudah tidak galuh lagi, dia masih Banjar. Hatinyi pasti sangat ingin ke sana, membeli sendiri semua itu, tapi lututnyi pasti menjerit-njerit.

Danielle Renee Sassoon–
Trump yang memulainyi, Trump yang mengakhirinyi. Baru lima hari jadi presiden, Trump mengangkat Sasson jadi jaksa federal New York selatan. Tidak sampai 20 hari kemudian Trump memecatnyi.
Tapi saya harus hati-hati: menulis dua hal itu, bisa dikira main karambol.(Dahlan Iskan)












