BADAN Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Samarinda dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim sepakat bahwa pers memiliki peran vital dalam mengedukasi masyarakat untuk memilih pemimpin berkualitas pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
Dalam sosialisasi pendidikan politik bersama para wartawan di Samarinda, Kamis (11/7/2024), Sekretaris Kesbangpol Kota Samarinda, Miftah, menekankan pentingnya peran media sebagai alat edukasi bagi masyarakat.
“Media memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya melaporkan peristiwa, tetapi juga menyediakan konteks pencerahan kepada masyarakat. Kami mengharapkan media tidak hanya fokus pada pencalonan, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya proses pilkada,” papar Miftah.
Menurutnya, Pilkada adalah gerbang untuk masa depan daerah selama lima tahun ke depan. Masyarakat perlu memahami bahwa Pilkada bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang kebijakan yang akan mempengaruhi kehidupan warga.
“Contohnya, kebijakan gubernur yang menghapus denda keterlambatan BPKB atau biaya balik nama, serta program beasiswa, sebagai hasil dari keputusan pilkada. Hal-hal seperti ini yang perlu disampaikan kepada masyarakat,” tegas Miftah dilansir Antara, Kamis (11/7/2024).
Miftah menambahkan pembangunan infrastruktur di sebuah wilayah adalah hasil produk yang dirasakan masyarakat dari Pilkada.
“Perubahan regulasi pemilu dari masa ke masa hingga pemilihan langsung presiden pada tahun 2004, dan kemudian pembentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai badan independen, adalah upaya untuk menciptakan pemilu yang lebih netral dan berkualitas,” tambahnya.
Ketua PWI Kaltim Abdurrahman Amin menggarisbawahi pentingnya peran media dalam memberikan informasi yang mendalam tentang calon-calon kepala daerah.
“Media harus berperan lebih dari sekadar melaporkan tahapan-tahapan Pilkada, melainkan juga harus memperkenalkan profil dan rekam jejak calon kepala daerah kepada masyarakat,” ujar Rahman.
Ia mengkritisi kecenderungan media yang hanya fokus pada figur-figur yang sering muncul di panggung politik, sementara banyak calon potensial lain yang kurang mendapatkan perhatian.
“Kita harus memberikan kesempatan yang sama kepada setiap calon untuk dikenal oleh masyarakat,” tambahnya. (ARI RACHIEM)