Jaga Asa Bangunkan Lahan Tidur

PT Berau Coal Aktif Berikan Pendampingan Petani Cokelat

PT Berau Coal Aktif Berikan Pendampingan Petani Cokelat

COKELAT merupakan salah satu komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Berau. Tanaman tersebut telah sukses mengantarkan nama Berau ke tingkat nasional bahkan internasional. Dibalik suksesnya cokelat Berau, ada banyak sosok penting yang mempersembahkan dedikasinya untuk merawat dan mengembangkan tanaman tersebut.

Saenuddin, salah seorang petani cokelat yang menetap di Kampung Rantau Panjang di Kecamatan Sambaliung. Di rumah sederhana dan nyaman, Saenuddin beserta keluarga dengan sabar mengembangkan tanaman kakao, dirinya memiliki lahan cokelat sekitar 5.000 meter persegi atau setengah hektar.

Kegiatannya sehari-hari adalah menjaga tanaman cokelatnya tetap hidup, menghasilkan buah yang baik, dan menguntungkannya. Dalam kesempatan khusus, Disway Kaltim berkesempatan mengunjungi pria ramah itu. Dari pekarangan rumahnya, orang awam akan mengira Saenuddin adalah penjual bibit pohon, namun ketika diperhatikan secara seksama, di belakang rumahnya, terhampar ratusan pohon cokelat yang luas.

Saenuddin bercerita bahwa lahan cokelat yang rimbun itu ia mulai tanam sejak 2018, hampir enam tahun yang lalu. Artinya, lahan yang terlihat rimbun dengan pohon-pohon cokelat jenis Hibrida 2 asal Sulawesi itu dulunya hanyalah lahan tidur. Kini, lahan itu berubah jadi pundi-pundi rupiah yang menguntungkan.

“Semangat kita menanam ini harus ada, dahulu lahan kosong kita mau menanamnya kok. Sekarang sudah berbuah dan menghasilkan, harusnya lebih semangat lagi merawatnya, karena sudah memberi penghasilan,” ujarnya.

Saenuddin sendiri bukan orang yang baru terjun di dunia cokelat ini. Ia bertutur, sejak 2002 ia telah menjajaki usaha cokelat ini. Dalam perjalanannya berkebun kakao, pada tahun 2018 ia terus mengasah keahliannya melalui pendampingan PT Berau Coal.

“Saya mengenal cokelat ini sudah sejak 2002, hingga saat ini,” ungkapnya menegaskan.

Pada kesempatan itu, Saenuddin tidak lupa membagikan pengetahuan bahkan mempraktekkan langsung cara merawat cokelat berdasarkan pengalaman dan pendampingan yang ia terima. Mulai dari proses penanaman, hingga beberapa proses khusus yang perlu perhatian, misalnya proses pruning—proses memangkas daun atau batang pohon yang tidak perlu.

“Jangan terlalu banyak, kira-kira cahaya masuk, itu cukup. Kebanyakan bisa menyebabkan buah muda mati kering,” ungkapnya.

Saenuddin mengatakan bahwa selama menggeluti dunia cokelat dari dulu hingga sekarang, terdapat satu perbedaan yang paling ia rasakan, yaitu penanganan pasca panen untuk menjual cokelat itu sendiri. Melalui Berau Cocoa, Saenuddin merasa sangat terbantu.

“Berau Cocoa ini tidak hanya menerima jual saja, tapi pendampingan dan pembinaannya tidak putus. Sedangkan kita petani, tentu juga perlu hal seperti itu,” ujarnya.

Pendampingan yang diterima Saenuddin baik melalui Berau Cocoa ataupun PT Berau Coal sangat membantu dirinya bertahan dalam menjalani usahanya. Dirinya pun berterima kasih kepada PT Berau Coal dan Berau Cocoa yang setia mendampingi dirinya selama ini. Menurutnya, atas pendampingan tersebut, perusahaan dapat mengatasi masalah bagi petani seperti dirinya yang selama ini kesulitan mencari pasar. Jika kesulitan mencari pasar, maka produk pertanian pun akan menurun dan juga harganya bisa turun.

“Saya sangat merasa terbantu, terima kasih Berau Cocoa dan PT Berau Coal atas pendampingan yang diberikan dan juga dukungan dalam membuka akses pasar bagi petani,” pungkasnya.

Terpisah, Koordinator Departemen Pengembangan Usaha Komunitas PT Berau Coal, Yandi Rama Krisna, mengatakan bahwa kepiawaian Saenuddin dalam melakukan budidaya cokelat ini sangat baik, mulai dari pembibitan hingga usai panen.

“Prosedur yang pernah kita sampaikan dijalankan dengan baik,” ujarnya.

“Beliau, dalam menjual hasil panen, tak hanya basah, tetapi sudah sampai pada tahap fermentasi, sehingga mencakup dari hulu ke hilir,” tambahnya.

Menurut Yandi, kemandirian petani merupakan salah satu fokus upaya pendampingan yang dilakukan oleh PT Berau Coal melalui Berau Cocoa. Dukungan kepada petani dari pengembangan kebun hingga membantu akses pasar diharapkan dapat menggerakkan industri kakao di Berau yang juga akan berdampak pada kesejahteraan dan kemandirian ekonomi petani.

“Kami harap dari program-program yang kami telah jalankan dalam pengembangan sektor perkebunan kakao di Berau bersama Pemerintah Daerah, dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya petani kakao yang menjadi aktor utama sektor ini,” pungkasnya.

Dengan dukungan yang berkelanjutan dan komitmen terhadap pengembangan pertanian kakao, Saenuddin berharap industri ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat sekitar. Dia juga mengajak petani lain untuk terus belajar dan tidak ragu memanfaatkan pendampingan yang ada demi kemajuan bersama.

“Harapannya, petani-petani lain juga bisa merasakan manfaat seperti yang saya rasakan. Mari kita terus semangat dan bekerja keras,” tutup Saenuddin dengan optimisme. (ADVERTORIAL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *