HARGA kakao di Kabupaten Berau, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan ini memberikan angin segar bagi petani lokal.
Kepala Dinas Perkebunan Berau, Lita Handini menyampaikan, saat ini harga kakao kering telah melampaui Rp 100 ribu per kilogram. Bahkan, untuk kakao fermentasi grade AA, harganya mencapai Rp 120 ribu per kilogram.
“Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, harga ini meningkat drastis. Sebelumnya, harga tertinggi untuk fermentasi grade AA hanya sekitar Rp 70 ribu per kilogram. Sedangkan kakao basah yang sebelumnya dihargai Rp 10-12 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 30 ribu,” ujar Lita.
Kenaikan ini tidak hanya terbatas pada kakao, tetapi juga terlihat pada komoditas perkebunan lainnya, seperti lada. Lita mengungkapkan bahwa harga lada yang dulu hanya Rp 70 ribu per kilogram kini telah mencapai Rp 150 ribu.
Menurutnya, lonjakan harga ini didorong oleh kelangkaan pasokan kakao di pasar global. Beberapa negara produsen utama di Afrika tengah menghadapi serangan hama yang merusak tanaman mereka.
“Kelangkaan ini menyebabkan permintaan meningkat tajam, sehingga harga melonjak secara signifikan,” jelasnya.
Kondisi ini memberikan dampak positif bagi para petani di Berau. Banyak petani yang sebelumnya kurang termotivasi, kini kembali bersemangat untuk merawat tanaman mereka.
“Dengan harga kakao yang tinggi, animo petani untuk mengelola kebun kakao mereka meningkat,” tutur Lita.
Ia juga menekankan meskipun perawatan kakao membutuhkan ketelatenan dan perhatian ekstra, hasil yang didapat sepadan dengan upaya yang dilakukan.
“Tanaman kakao tidak memerlukan lahan yang luas. Bahkan, di pekarangan rumah pun bisa dibudidayakan. Jika dirawat dengan baik, hasilnya sangat menjanjikan,” ungkapnya.
Melihat tren harga yang tinggi ini, Dinas Perkebunan Berau berharap lonjakan harga dapat memacu peningkatan produksi kakao di tahun mendatang. Mereka mendorong petani untuk menjaga kualitas produk agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Lebih lanjut, Lita optimis bahwa harga kakao akan tetap stabil tinggi hingga tahun depan. Menurutnya, kondisi ini merupakan peluang besar bagi petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.
“Kami di Dinas Perkebunan akan terus mendukung petani melalui pelatihan dan pendampingan teknis agar mereka dapat mengoptimalkan hasil produksi,” pungkasnya. (RIZAL)