DINAS Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau, telah membuat kamus bahasa Berau edisi pertama. Kamus bahasa Barrau (Banua), itu ditulis oleh almarhum Muhammad Basyara. Seorang budayawan.
Kepala Dinas Perpustakaan Berau, Yudha Budisantosa mengatakan, kamus bahasa Berau merupakan terbitan 2022, bertujuan menambah jenis koleksi konten lokal, dan sebagai bahan rujukan koleksi perpustakaan dalam upaya melestarikan bahasa daerah, agar lebih dikenal dan didayagunakan oleh masyarakat.
“Saat ini sudah zaman teknologi dan masyarakat sudah jarang yang menggunakan bahasa daerah. Untuk itu, agar (bahasa daerah, Red) tidak hilang, diterbitkanlah kamus tersebut,” kata Yudha Budisantosa, Minggu (15/10/2023).
Namun, ia menegaskan penerbitan kamus tersebut tidak sembarangan. Karena, pihaknya melakukan koordinasi terlebih dahulu, dan kamus tersebut dibuat oleh salah satu tokoh di Bumi Batiwakkal yang berkecimpung dalam dunia budaya.
“Sebelum menerbitkan kamus bahasa Berau itu, kami melakukan seminar dan validasi terlebih dahulu. Setelah dirasa sudah layak, lalu dicetak dan diterbitkan,” ujarnya.
Menurut Yudha, pihaknya memiliki kewajiban untuk melestarikan sejarah budaya, naskah kuno, dan bahasa daerah yang merupakan salah satu warisan.
“Salah satu caranya ialah melalui pembuatan kamus ini. Selama ini kan yang menuturkan bahasa Berau kebanyakan hanya orang tua saja, dan bahasa pergaulan kita sudah hampir tidak menggunakan bahasa Berau lagi,” tuturnya.
Ia mengharapkan dengan adanya kamus tersebut, masyarakat Bumi Batiwakkal bisa bersama-sama melestarikan bahasa Berau.
“Semoga dengan lahirnya karya pustaka dengan kearifan lokal ini, dapat menggerakkan masyarakat untuk melahirkan karya dengan keragaman budaya lokal lainnya,” ujarnya. (RIZAL)