TANJUNG SELOR, NOSAKALTARA – Mengantisipasi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, Kejaksaan Negeri (Kejari) Bulungan menyasar pelajar sebagai kelompok rentan yang harus diberi pemahaman hukum sejak dini melalui program Jaksa Masuk Sekolah.
Program ini menempatkan pelajar sebagai prioritas edukasi hukum, mengingat fase usia mereka dinilai sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan yang negatif.
“Pelajar berada pada fase usia yang sangat rentan terhadap pengaruh negatif. Mereka kerap dijadikan sasaran karena dianggap mudah dipengaruhi dan belum memiliki ketahanan moral yang kuat,” ujar Kepala Seksi Intelijen Kejari Bulungan, Ryan Asprimagama, Jumat (27/6/2025).
Dalam kegiatan tersebut, materi yang disampaikan berfokus pada bahaya penyalahgunaan narkoba dan konsekuensi hukumnya.
Ryan menegaskan, tujuan utama program ini adalah mencegah keterlibatan pelajar dalam penyalahgunaan maupun peredaran narkoba, termasuk di wilayah Tana Tidung.
“Harapan kami, upaya ini tidak hanya mencegah kerusakan masa depan pelajar secara individu, tetapi juga menjaga kualitas generasi penerus bangsa,” tegasnya.
Kejari juga menekankan pendekatan yang digunakan apabila ada pelajar yang terbukti menggunakan narkoba adalah pendekatan pembinaan, bukan penghukuman.
Prosesnya diawali dengan pemeriksaan dan asesmen medis untuk mengetahui tingkat ketergantungan.
“Jika anak termasuk pengguna, maka bisa diarahkan ke rehabilitasi, bukan langsung dipidana. Ini sesuai dengan UU Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), di mana penahanan adalah pilihan terakhir,” jelas Ryan.
Ia menambahkan, sistem peradilan anak membuka ruang diversi, yakni penyelesaian perkara di luar pengadilan dengan pendekatan restoratif agar anak dapat pulih dan kembali ke jalur positif.
“Program Jaksa Masuk Sekolah menjadi langkah nyata kami dalam membentengi generasi muda dari ancaman narkoba, sekaligus memperkuat edukasi hukum di lingkungan pendidikan,” pungkasnya. (Alan)
