Berau Tertekan, APBD 2026 Bisa Turun Tajam

Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas (Azwini/Disway Kaltim)

PEMERINTAH Kabupaten Berau menghadapi ancaman serius pada tahun anggaran 2026. Setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025 disahkan sebesar Rp 5,36 triliun, proyeksi anggaran tahun depan justru diperkirakan menurun drastis hingga Rp 2,6 triliun.

Bupati Berau Sri Juniarsih Mas tidak menutupi kekhawatirannya. Ia menyebut kondisi fiskal daerah kini berada dalam situasi “dilema”, akibat adanya potensi penurunan drastis hingga 70 persen pada alokasi anggaran tahun depan akibat penyesuaian kebijakan nasional.

“Saat ini kami sedang menghadapi dilema karena anggaran kami dipotong banyak, sekitar 70 persen lebih. Kalau dulu kami memiliki APBD 2025 yang cukup tinggi, sedangkan untuk tahun 2026 mungkin hanya sekitar Rp 2,6 triliun saja,” ungkap Sri Juniarsih, Senin (8/10/2025).

Dari total proyeksi tersebut, sekitar Rp 1,3 triliun harus dialokasikan untuk membayar belanja pegawai bagi 8.000 Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan kondisi itu, ruang fiskal yang tersisa untuk program pembangunan daerah menjadi sangat terbatas. Artinya, hanya separuh dari total anggaran yang bisa digunakan untuk menjalankan kegiatan pemerintah daerah, termasuk alokasi dana kampung sebesar 10 persen dari total APBD.

Situasi ini membuat pemerintah daerah harus berpikir keras mencari jalan keluar. Menurutnya, salah satu langkah yang kini dipertimbangkan adalah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui potensi ekonomi yang dimiliki Berau, terutama sektor pariwisata.

“Itu yang saat ini membuat kami harus berpikir keras bagaimana kami bisa meningkatkan pendapatan asli daerah melalui potensi-potensi daerah yang kami miliki,” ujarnya.

Selain persoalan pendapatan, Sri Juniarsih juga menyinggung kebijakan pembagian Sumber Daya Alam (SDA) oleh pemerintah pusat. Ia menilai, skema tersebut berpotensi menekan kemampuan fiskal daerah penghasil seperti Berau, sebab harus berbagi dengan wilayah lain yang tidak memiliki SDA.

“Sumber daya alam kita itu akan dibagi dengan daerah yang tidak memiliki sumber daya alam. Sementara kita pun juga masih butuh sebenarnya,” pungkasnya. (MAULIDIA AZWINI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *