Berau Harus Tambah Maskapai

Bandara Kalimarau Berau saat ini hanya melayani dua maskapai.

Mahalnya harga tiket pesawat ke Berau, menurut Bupati Berau Sri Juniarsih Mas, karena kurangnya maskapai yang membuka rute ke kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Utara ini.

Saat ini, maskapai yang membuka rute ke Berau hanya dua. Yakni Citilink dan Wings Air. Dengan pesawat jenis ATR.

“Kita perlu pesawat berbadan besar. Ini juga upaya kami (Pemkab Berau) membangun pariwisata. Artinya, orang yang datang tidak hanya berbisnis saja, namun juga bisa berwisata,” kata Sri Juniarsih, Senin (7/8/2023).

Dengan adanya tambahan maskapai, dan dengan pesawat jenis Boeing atau berbadan lebar, menurutnya, bisa menurunkan harga tiket pesawat.

Dia menegaskan, pihak maskapai tidak perlu khawatir merugi. Sebab, Berau merupakan tujuan wisata di Kalimantan Timur. Selain itu, di Bumi Batiwakkal -sebutan Berau- pun beroperasi kurang lebih 40 perusahaan. Di antaranya bergerak pada sektor pertambangan dan perkebunan.

Dengan jumlah perusahaan itu, kata Sri Juniarsih, sudah bisa menjadi nilai jual kepada para maskapai, untuk mempertimbangkan membuka rute ke Berau dengan pesawat jenis Boeing.

“Perusahaan banyak, OPD juga ada. Belum lagi masyarakat kita juga pasti ada yang bepergian. Pasti (maskapai, Red) tidak rugi,” ujarnya.

“Kita hanya punya dua maskapai yang melayani, dan harga sudah hampir menyentuh di angka Rp 2 juta,” tambah Bupati Sri Juniarsih.

Sementara itu, Kepala BLU Kelas I Kalimarau, Ferdinan Nurdin mengatakan, pihaknya akan membawa data kepada pengusaha maskapai untuk menperlihatkan bukti market yang dimiliki Kabupaten Berau.

“Kami sudah meminta kepada pengusaha untuk mengisi data karyawan, hari liburnya, cutinya, untuk memberikan data prakiraan pihak yang bepergian,” kata Ferdinan.

“Block seat kepada maskapai itulah yang nantinya akan kita buat MoU-nya dengan Pemda terlebih dahulu, karena mereka sudah meyakini dan menjamin ada market tersebut,” tambahnya.

Pihaknya juga menawarkan opsi paket bundling dengan menawarkan pariwisata yang ada di Berau. “Misalkan, ada rakor bisa jadi diadakan di Berau. Jadi perekonomian juga bisa tumbuh, dan ada efeknya juga pada pengusaha lainnya,” ujarnya.

Pihaknya meyakini dapat membawa data kepada pengusaha penerbangan maupun kementerian dengan Pemkab Berau, untuk menekan harga tiket yang terlalu tinggi.

“Kami upayakan di Agustus pertengahan kami sudah bisa mambawa penawaran itu, dan itu masuk dalam 100 hari kerja kami,” ujar Ferdinan. (Rizal Mahodtra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *