BANJIR BESAR ‘MENGHANTUI’

Kaltim Bakal Diguyur Hujan Deras

Peta prakiraan cuaca BMKG periode 1-10 Desember 2025 memperlihatkan wilayah Kalimantan Timur berada pada zona potensi hujan intensitas tinggi.

Kalimantan Timur (Kaltim) harus waspada, dengan ancaman banjir. Meski curah hujan tidak terlalu tinggi, namun dampak yang ditimbulkan perlu jadi perhatian bersama. Apalagi, Benua Etam, deforestasinya merupakan yang tertinggi di Indonesia.

———————————–

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi peningkatan curah hujan di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), yang berlaku untuk periode 1 hingga 10 Desember 2025.

Peringatan tersebut dirilis melalui surat resmi pada 1 Desember 2025, yang ditandatangani Kepala Stasiun Meteorologi SAMS Sepinggan Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto.

BMKG meminta seluruh pemerintah kabupaten/kota serta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di awal bulan Desember. Kukuh menyebut, bahwa peningkatan curah hujan di Kaltim berkaitan erat dengan kondisi atmosfer global yang saat ini menunjukkan dinamika signifikan.

Berdasarkan hasil monitoring iklim Dasarian II November 2025, BMKG mencatat indeks ENSO berada pada angka -0,82, menandakan telah aktifnya fenomena La Nina lemah, sementara indeks Indian Ocean Dipole (IOD) tercatat -0,57, yang disebut tengah meluruh dan bergerak menuju kondisi netral.

Kedua fenomena tersebut berkontribusi memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan. “Secara umum wilayah Kalimantan Timur pada Dasarian III November 2025 masih mengalami musim hujan. Kami mengimbau seluruh daerah meningkatkan kewaspadaan karena potensi hujan lebat diperkirakan terjadi pada periode 1 sampai 10 Desember 2025,” ucap Kukuh pada Nomorsatukaltim.disway, pada Rabu (3/12/2025).

Dalam prakiraan 10 harian yang diterbitkan BMKG, potensi hujan lebat diprediksi berlangsung secara bertahap dan merata di hampir seluruh wilayah Kaltim.

Pada tiga hari pertama Desember, yaitu 1 hingga 3 Desember, hujan intensitas tinggi berpotensi terjadi di Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang, serta Kabupaten Berau, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu.

Selanjutnya, pada periode 4 hingga 6 Desember, intensitas hujan diperkirakan menetap di wilayah Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Berau, Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara.

Memasuki 7 hingga 10 Desember, hujan lebat diperkirakan kembali meluas dan mencakup seluruh kabupaten/kota yang sebelumnya terdampak.

Peningkatan curah hujan tersebut, ujar Kukuh, membuat Kalimantan Timur ditetapkan dalam status Waspada oleh BMKG.

Data dalam tabel peringatan dini curah hujan menunjukkan bahwa seluruh wilayah Kaltim termasuk Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Barat, hingga Mahakam Ulu berada pada kategori curah hujan 150-200 mm per dasarian.

Hingga laporan ini diterbitkan, tidak ada kabupaten atau kota yang masuk dalam kategori Siaga maupun Awas, yang masing-masing mencakup curah hujan 200-300 mm dan di atas 300 mm per dasarian.

Meski berada pada kategori Waspada, Kukuh menegaskan bahwa potensi dampak yang dapat ditimbulkan tetap perlu menjadi perhatian serius. Apalagi, lanjutnya, Kaltim memiliki sejumlah wilayah rawan banjir tahunan dan aliran sungai besar yang sensitif terhadap peningkatan debit, terutama di kawasan pemukiman padat dan daerah yang memiliki sistem drainase terbatas.

“Daerah-daerah tersebut perlu mempersiapkan langkah mitigasi menghadapi potensi banjir genangan, longsor, serta peningkatan debit aliran sungai,” tutur Kukuh.

Selain itu, BMKG juga meminta pemerintah kabupaten/kota melakukan pemantauan lapangan secara intensif terhadap situasi cuaca dan kondisi sungai, termasuk upaya normalisasi saluran air, pembersihan sedimen di drainase, serta peningkatan kewaspadaan pada titik-titik rawan longsor di perbukitan dan jalur transportasi.

“Apabila memerlukan informasi lebih rinci terkait iklim dan peringatan dini, masyarakat dapat menghubungi UPT BMKG terdekat,” tutup Kukuh.

Peta informasi curah hujan yang disertakan BMKG turut memperlihatkan sebaran warna kuning yang meluas di seluruh provinsi, menggambarkan area yang berpotensi terdampak curah hujan tinggi selama periode tersebut.(salsa/arie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *