18 Program Prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terus dijalankan. Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas berkomitmen menjaga aset sejarah maupun budaya di Bumi Batiwakkal. Pemkab Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau telah melakukan revitalisasi pada kawasan bersejarah seperti Keraton Gunung Tabur, Keraton Sambaliung, dan Museum Kamar Bola, Teluk Bayur.
“Hal ini dilakukan untuk menjaga aset sejarah Bumi Batiwakkal agar generasi-generasi yang akan datang bisa mengakses bangunan bersejarah yang masih aktif hingga saat ini,” ujarnya, Rabu (11/9/2024).
Dirinya yakin, budaya adalah aset yang harus dijaga dan dipelihara sebagai kekuatan fondasi bagi kemajuan daerah. Berau tidak dapat meninggalkan tradisi, melainkan harus melestarikannya hingga ke generasi-generasi yang akan datang.
“Untuk bangunan bersejarah kami ingin masyarakat Bersama-sama merawat agar tidak rusak dan menjaga nilai sejarah pada bangunan tersebut,” jelasnya.
Selain itu, dua program unggulan dalam menjaga aset budaya yaitu program pembangunan kawasan terpadu, pusat seni, budaya, dan kreativitas berupa taman budaya, dan pembangunan balai adat, serta program revitalisasi bangunan bersejarah seperti ketaton, makam bersejarah, dan lainnya.
“Contohnya di Gunung Tabur, kami telah melaksanakan revitalisasi Cagar Budaya Keraton Gunung Tabur, Penataan Kawasan Pemakaman Kesultanan Gunung Tabur serta Penataan Makam Raja Baddit Dipattung,” ungkapnya.
“Sesuai dengan pekerjaannya semua telah tuntas dilaksanakan,” sambungnya.
Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, menambahkan bahwa ketiga situs yang dilakukan pemugaran merupakan cagar budaya yang harus dilindungi keberadaannya. Sebab, dari situs sejarah itulah masyarakat dan generasi muda serta wisatawan bisa belajar banyak sejarah yang ada di Berau.
“Yang kami lakukan revitalisasi itu bangunan bersejarah yang termasuk cagar budaya dan harus dilindungi,” ujarnya.
Dirinya berharap generasi muda yang akan datang dapat melanjutkan dan menjaga warisan budaya yang ada.
“Ketika hal itu bisa terjaga, maka di masa yang akan datang khazanah sejarah yang ada di Berau tidak hilang dan masih bisa dilihat secara langsung,” pungkasnya. (SAHRUDDIN)