Partisipasi pemilih di Pilkada 2024, sejumlah daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) masih banyak yang belum melampaui target nasional. Rata-rata masih di bawah 80 persen, alias angka golongan putih (golput) masih tinggi.
DI mulai dari Balikpapan, Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balikpapan, total keseluruhan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Balikpapan sebanyak 520.986 orang. Sementara 315.424 pemilih atau sekira 60 persen yang menggunakan hak suaranya. Artinya, secara kalkulasi, jumlah golput 205.562 pemilih.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan, Suhardy, membeberkan beberapa faktor yang memengaruhi masih tingginya angka non partisipan dalam Pilkada 2024 ini.
“Partisipasi menurun cenderung terjadi di kota yang geografisnya adalah pekerja,” ujarnya, Jumat (6/12/2024) lalu.
Selain itu, kesadaran politik atau apatisme masyarakat juga menjadi faktor tingginya angka golput di Balikpapan. “Terlebih, pada saat hari pencoblosan, cuaca juga menjadi salah satu faktor masyarakat enggan ke TPS, saat pemilihan hujan lebat terjadi sekitar pukul 11.00 Wita atau dua jam sebelum pemilihan ditutup,” ungkapnya.
Namun, disamping itu, Suhardy juga mencatat jika angka golput pada Pilkada 2024 ini masih lebih rendah jika dibandingkan pada 2020 lalu. “Angkanya masih baik, partisipasi pemilih Pilkada Balikpapan 60,534 persen. Naik dari pilkada 2020,” tambahnya.
Hal ini berarti sesuai dengan target yang diharapkan oleh Ketua KPU Balikpapan beberapa waktu lalu, yakni di atas 60 persen.
Diberitakan sebelumnya bahwa, untuk mencegah terjadinya golput, KPU Balikpapan telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan sosialisasi kepada seluruh masyarakat agar menggunakan hak pilihnya.
Ketua KPU Balikpapan, Prakoso Yudho Lelono, menegaskan bahwa sosialisasi ini menyasar berbagai kelompok masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, pemilih pemula, perempuan, disabilitas, dan kelompok profesi.
Yudho juga optimistis bahwa partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 akan lebih tinggi dari 60 persen. “Kita melakukan yang terbaik, dan selama bekerja maksimal, Insya Allah hasilnya akan mengikuti,” ujar Yudho.
KPU sendiri, kata Yudho, memiliki skema yang membedah delapan kelompok partisipan yang menjadi target sosialisasi. Harapannya, setelah mengikuti sosialisasi, mereka mampu menyebarluaskan informasi kepada lingkungan sekitar, seperti sekolah, tempat tinggal, dan tempat bermain.
Untuk diketahui, Partisipasi pada Pilkada tahun 2010 hanya sekitar 56 persen, lalu naik menjadi 60 persen pada 2015, tapi turun lagi pada 2020 menjadi 59,48 persen.
BERAU JUGA TINGGI GOLPUT
Berdasarkan data KPU Berau, jumlah surat suara tidak sah ada sebanyak 3.807, suara sah 130.484, dan jumlah partisipasi pemilih (suara sah dan tidak sah) sebanyak 134.291 dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 198.347, yang artinya hanya sekira 60 persen partisipasi pemilih.
“Dari data tersebut, maka pemilih yang tidak menyalurkan hak suaranya pada Pilkada 2024 di Kabupaten Berau adalah sebanyak 64.055 orang,” papar Ketua KPU Berau, Budi Harianto, Kamis (5/12/2024).
Budi menjelaskan, terkait tingginya angka golput di Kabupaten Berau ini, KPU Berau telah melakukan evaluasi terhadap panitia pemilihan suara (PPS) di berbagai wilayah di Kabupaten Berau.
Meskipun PPS telah mengirimkan undangan, namun banyak nama yang tercantum dalam undangan tersebut tidak ditemukan alamatnya. “Karena kawan-kawan PPS yang melaksanakan pengawasan penyampaian pemberitahuan kepada masyarakat melalui KPPS,” jelasnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab tingginya golput dalam pilkada, yakni, masyarakat semakin tidak yakin seberapa besar kepala daerah bisa mengubah hidup mereka.
“Rakyat semakin yakin keputusan penting yang berdampak dalam hidup mereka lebih ditentukan oleh pemerintah pusat. Karena banyak sekali sekarang program pemerintah pusat yang populis yang menyentuh masyarakat bawah,” tuturnya.
Selain itu, Budi menyebut, faktor lainnya ialah karena bertambahnya apatisme politik. Hal ini terjadi karena ada polarisasi politik, korupsi dan gaya hidup mewah para pejabat negara.
“Isu polarisasi politik, korupsi di pemerintahan, kemewahan hidup sebagian pejabat negara, membuat apatisme politik meninggi,” katanya.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu, Aliansi peduli pemilu demokrasi Kabupaten Berau melakukan unjuk rasa di depan kantor KPU Berau.
Aliansi tersebut membawa tuntutan meminta KPU melakukan koreksi dan bersih-bersih di dalam internal, karena dianggap sebagai penyebab tingginya angka golput dalam Pilkada 2024 di Kabupaten Berau.
Menanggapi hal itu, Budi menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang normal, mengingat masyarakat berhak menginginkan proses demokrasi yang baik. “Kami juga akan melaksanakan tahapan sebagaimana mestinya. Karena jadwal tahapan sudah ditetapkan oleh KPU RI maupun KPU Berau, itu yang akan jadi acuan,” pungkasnya.
PASER
KPU Kabupaten Paser telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Paser.
Hasil rekapitulasi untuk pemilihan bupati dan wakil bupati Paser, pasangan nomor urut 1 Fahmi Fadli – Ikhwan Antasari unggul atas pasangan nomor urut 2 yakni Syarifah Masitah Assegaf – Denni Mappa, selisih suara mencapai 52.698.
Fahmi – Ikhwan meraup suara sah sebanyak 94.855, sementara Masitah – Denni peroleh 42.157 suara. Ketua KPU Kabupaten Paser, Ahyar Rosidi, mengatakan, hasil rekapitulasi telah dituangkan dalam surat pengumuman Nomor 535/PL.02.3-Pu/6401/2024.
“Hasil pemilihan bupati dan wakil bupati Paser sudah diumumkan dan itu berdasarkan hasil rapat pleno rekapitulasi penghitungan perolehan suara,” katanya, Rabu (4/12/2024).
Sementara, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Paser mencapai 211.299 orang. Untuk yang menyalurkan hak pilihnya berdasarkan DPT hanya 141.729 pemilih.
Sedangkan jumlah pemilih pindahan yang menggunakan hak pilih sebanyak 567 orang. Sedangkan pemilih tambahan yang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) mencapai 914 pemilih.
“Jumlah pengguna hak pilih dari DPT dengan ditambah pemilih pindah dan tambahan mencapai 143.210. Sedangkan, untuk suara sebanyak 137.012, serta yang tidak sah ada 6.198 suara,” terang Ahyar.
SAMARINDA PARAH
KPU Kota Samarinda mengungkapkan ada kenaikan partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2024. Hal ini menjadi kabar baik lantaran pada pilkada 2020 sebelumnya, hanya 51,8 persen.
Pilkada tahun ini, kenaikan menembus angka 8 persen. Yakni, 59,8 persen dari tingkat partisipasi masyarakat (Parmas). Hal ini diyakini sebagai berhasilnya upaya KPU dalam mengajak elemen masyarakat agar tidak golput.
Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat menyebut hal baik ini merupakan pertumbuhan kesadaran politik warga dalam menggunakan hak pilihnya.
“Meski belum menyentuh target nasional. Ada penambahan yang positif jika disandingkan dengan Pilkada 2020,” ungkapnya selepas rapat pleno rekapitulasi, Jum’at, (6/12/2024) dini hari
Kenaikan parmas ini, diakui Firman tak terlepas dari andil penyelenggaraan dua jenis pemilu yang digelar di Kota Tepian. Yakni, Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim dan Pilkada.
Lebih lanjut, diterangkan Firman bahwa partisipasi pemilih Pilgub sebesar 59,9 persen. Sementara Pilwakot berada di bawahnya sedikit, kurang 0,1 persen atau sebesar 59,8 persen.
Selisih kecil itu muncul lantaran di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS), terdapat pemilih yang hanya ingin menggunakan hak suaranya untuk Pilgub, dan tidak menyertakan Pilwalkot.
“Ini yang membuat perbedaan. Ada pula beberapa pemilih pindahan yang hanya bisa untuk satu kategori pemilih,” ucapnya.
Untuk surat suara pilwalkot yang tidak digunakan para pemilih saat mencoblos pun, sudah dibuatkan berita acara ketika perhitungan suara di tingkat TPS.
Firman mengaku belum puas meski dengan kenaikan angka parmas itu. Pasalnya, KPU Samarinda mematok target sekitar 70 persen parmas di Pilkada Serentak 2024. Seperti capaian parmas di Pemilu Serentak 2024 Februari lalu. Kendatipun begitu, Firman bilang ada sejumlah faktor yang membuat target itu sukar tercapai. Yaitu, adanya keragaman kultur, pola pikir pemilih yang kompleks, hingga hanya satu pasangan calon yang bertanding menjadi penyebab.
MAHULU PARTISIPASI BAGUS
KPU Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) mencatat tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024 mengalami peningkatan signifikan, bahkan melebihi target yang 77,5 persen.
Dari jumlah DPT Mahulu sebesar 27.869 pemilih, sebanyak 22.458 masyarakat menggunakan hak pilihnya di TPS, yang berarti meningkat sekira 80,58 persen.
Ketua KPU Mahulu, Paulus Winarno Hendratmukti menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat yang telah menggunakan hak pilihnya di TPS.
“Kami sangat mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat Mahakam Ulu dalam Pilkada 2024 ini. Tingkat partisipasi yang mencapai 80,58 persen menunjukkan kesadaran dan kepedulian yang tinggi terhadap proses demokrasi di daerah kita,” ucap Paulus, Jumat (6/12/2024).
Menurut Paulus, meningkatnya partisipasi ini menunjukkan keberhasilan berbagai upaya sosialisasi dan edukasi pemilih yang dilakukan oleh KPU Mahulu dan pihak terkait lainnya selama proses tahapan Pilkada.
Sosialisasi yang dilakukan banyak pihak, ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Hal ini juga mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilihan yang transparan dan akuntabel.
KPU Mahulu berharap, dengan tingginya partisipasinya masyarakat dalam memilih, hendaknya pemimpin yang terpilih nantinya mampu mewujudkan perubahan nyata melalui wujud pembangunan.
Sehingga kedepannya, proses demokrasi tidak hanya sebagian moment pergantian pemimpin saja, tapi yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat memiliki kecerdasan dan sikap kritis terhadap setiap figur pasangan calon.
KUKAR JUGA BAGUS
Partisipasi pemilih di PIlkada Kukar 2024 naik secara signifikan. Pada Pilkada 2020 hanya 56 persen, sedangkan di tahun ini, naik hingga ke angka 70,9 persen.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kutai Kartanegara (Kukar) telah menyelesaikan rekapitulasi hasil perhitungan suara untuk Pemilihan Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, dan Wakil Bupati 2024 pada Jum’at (6/12/2024). Rekapitulasi tersebut menunjukkan bahwa dari 392.161 suara yang masuk, sebanyak 377.765 suara dinyatakan sah, sementara 14.396 suara tidak sah.
Hasil rekapitulasi ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat partisipasi masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara. Total suara yang masuk melebihi ekspektasi, dengan lebih dari 70 persen pemilih aktif berpartisipasi.
Ketua KPU Kukar, Rudi Gunawan, mengungkapkan rasa syukur atas capaian tersebut. Ia juga memberikan apresiasi terhadap partisipasi masyarakat yang semakin tinggi.(chandra/mey/rizal/awal/ari/iswanto/arie)