
Kabupaten Berau mencatat penurunan angka kemiskinan yang signifikan dalam empat tahun terakhir.
Namun Wakil Bupati Berau, Gamalis mengingatkan bahwa capaian tersebut tidak boleh membuat pemerintah lengah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan Berau pada 2021 berada di angka 6,3 persen. Angka tersebut terus menurun hingga mencapai 5,08 persen pada 2024. Bahkan pada Maret 2025, persentasenya kembali turun menjadi 4,4 persen.
“Secara angka, itu sudah cukup lumayan. Sudah cukup baik penurunan angka kemiskinan. Dari sisi statistik maupun administrasi, kita ada progres,” ujar Gamalis saat ditemui usai kegiatannya baru baru ini.
Meski demikian, Gamalis menekankan bahwa penurunan angka belum sepenuhnya menggambarkan kondisi riil masyarakat.
Pemerintah, kata dia, harus memastikan warga yang keluar dari garis kemiskinan dapat bertahan secara ekonomi dan tidak kembali jatuh ke situasi serupa.
“Kita sudah di jalur yang benar. Tapi langkah ini harus terus dipercepat. Yang lebih penting bukan hanya turunnya angka, tapi bagaimana mereka bisa betul-betul mandiri setelah lepas dari kemiskinan,” ucapnya.
Pemkab Berau, kata Gamalis, kini mendorong intervensi yang lebih tepat sasaran, mulai dari bantuan finansial, pendampingan usaha, hingga peningkatan kapasitas.
Pendampingan lapangan disebut menjadi salah satu kunci agar keluarga rentan memiliki cukup keterampilan dan kekuatan ekonomi untuk bertahan.
“Dorongan seperti pendampingan dan bantuan finansial itu yang kita perlukan, supaya mereka tidak hanya keluar dari kemiskinan, tapi tetap berdiri sendiri setelahnya,” jelasnya.
Namun, Gamalis juga mengakui tantangan berikutnya muncul pada tahap pasca pemberian keterampilan.
Meski pelatihan telah diberikan, peluang kerja bagi tenaga siap kerja belum sebanding dengan kebutuhan.
Situasi ini membuat proses pengentasan kemiskinan belum sepenuhnya tuntas.
“Tentunya ini yang masih menjadi PR kita bersama, karena kalau melihat peluang-peluang kerja di Kabupaten Berau, itu cukup ada. Cuma persaingan pun cukup tinggi. Tidak hanya dari warga Berau sendiri, tapi juga dari luar Berau,” katanya.
Karena itu, Pemkab menilai pendampingan lanjutan menjadi penting, agar masyarakat tidak semata bergantung pada pasar kerja formal, tetapi juga siap membuka usaha kecil atau bekerja di sektor informal sesuai kemampuan masing-masing.
“Mengantisipasi tingginya persaingan itu, pendampingan tetap kita lakukan agar masyarakat bisa benar-benar mandiri,” tambahnya.
Gamalis memastikan pemerintah akan terus mengevaluasi strategi penanggulangan kemiskinan agar kebijakan tidak hanya berorientasi pada perbaikan angka, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.
“Angkanya turun itu baik, tapi kemampuan masyarakat untuk bertahan setelah keluar dari garis kemiskinan itu jauh lebih penting,” tegasnya.
Gamalis berharap tren penurunan kemiskinan di Berau terus berlanjut, dengan fokus utama pada penguatan kapasitas masyarakat dan akses terhadap peluang ekonomi yang lebih merata.(***)












