WAKIL Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, Syarifatul Syadiah, menyoroti soal akses air bersih yang belum merata hingga ke pelosok kampung.
Pasalnya, belum ada solusi permanen untuk permasalahan ini.
“Pemenuhan distribusi air bersih harus menjadi prioritas utama karena merupakan kebutuhan dasar manusia,” ucap Syarifatul Syadiah, Selasa (28/5/2024).
Ia menyebut, di Kecamatan Kelay masih ada kampung yang belum tersentuh air bersih, sama halnya dengan Kampung Tabalar Ulu di Kecamatan Tabalar yang baru-baru ini juga menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Berau terkait sarana intake yang mandek dan belum berfungsi maksimal.
“Sehingga masyarakat kampung ini masih menggunakan air sungai ataupun sumur,” katanya.
Menurutnya, kebutuhan air bersih juga menjadi faktor penentu dalam menekan angka stunting di suatu daerah.
“Dari 10 Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur (Kaltim), Berau termasuk yang memiliki angka stunting tertinggi di urutan ketujuh, yaitu 21,6 persen,” bebernya.
Oleh karena itu, menurut Syarifatul, bahwa kualitas air yang tidak memenuhi standar dapat menghambat penurunan angka stunting.
“Tentu hal ini tidak sejalan dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih Berau, karena angka stunting masih tergolong tinggi,” tuturnya.
Tentunya, hal ini akan berdampak pada opini kinerja di masa depan.
“Kami berharap dengan anggaran yang memadai dan dukungan terhadap program air bersih, masyarakat kita semakin sehat dan angka stunting pun akan menurun,” pungkasnya. (RIZAL)












