Persoalan MinyaKita di pasaran belum juga usai. Setelah beberapa waktu lalu ditemukan tidak sesuai takaran, kali ini harganya yang tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
Hal itu ditemukan Wali Kota Tarakan, Khairul ketika inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar Gusher, Senin (2/6/2025). MinyaKita dijual pedagang dengan harga Rp 18.000 per liter.
Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat, HET MinyaKita ditetapkan sebesar Rp 15.700 per liter.
“Temuan ini nanti akan kita koordinasikan lagi. Kita sudah tegaskan, akan memberikan tindakan pelaku usaha yang masih menjual MinyaKita di atas HET,” kata Khairul.
Pemkot juga akan melakukan pemanggilan terhadap distributor dan agen utama MinyaKita. Untuk mencari tahu penyebab adanya harga di pasaran yang tidak sesuai dengan HET.
“Jika memang ada unsur penimbunan atau spekulasi harga, tentu akan kami tindak sesuai aturan yang berlaku,” tegas Khairul.
Selain MinyaKita, Khairul juga memberikan perhatian terhadap stok sembako jelang perayaan Iduladha. Menurutnya, beberapa sembako cenderung tidak mengalami kenaikan harga.
Ia menyebut, bawang Rp 40.000/kg, cabai rawit lokal Rp 60.000/kg, cabai dari luar daerah Rp 40.000/kg, daging ayam bersih Rp 40.000/kg, daging ayam kotor Rp 35.000/kg, telor ayam Rp 62.000 – 66.000/piring, daging sapi Rp 160.000/kg, ikan bandeng Rp 20.000/kg.
“Kalau harga saat ini tidak ada yang naik, masih stabil saja. Bahkan ada beberapa sembako yang (harganya) cenderung turun,” ujarnya. (Alan)












