KRISIS air bersih mengancam Kota Balikpapan menyusul volume dua waduk sumber air baku yang terus menyusut. Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, minta masyarakat menghemat air demi mencegah krisis.
Imbauan itu disampaikan Rahmad Mas’ud usai meninjau Waduk Teritip di Kecamatan Balikpapan Timur, Minggu (1/10/2023).
“Kami mengimbau warga agar bila pakai air sehemat mungkin. Kita juga berdoa mudah-mudahan segera ada hujan,” kata Rahmad Mas’ud.
Saat ini kondisi waduk-waduk penampung air baku untuk produksi air bersih sudah berkurang cukup banyak. Ketinggian air di Waduk Teritip saat ini ada di titik 19,8 meter, sedangkan biasanya 21,50 meter.
Waduk Teritip merupakan sumber utama air bersih masyarakat Balikpapan selain Waduk Manggar. Dua waduk itu penampung air baku untuk dijadikan air bersih dan dikirim ke rumah-rumah warga.
Kedua waduk itu adalah waduk tadah hujan. Airnya bertambah hanya bila hujan turun di atasnya. Oleh karena fenomena El Nino di Samudera Pasifik, hingga September 2023 berakhir, belum ada lagi hujan lebat turun di “Kota Minyak” tersebut.
Direktur Operasional Perusahaan Umum Daerah Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) Anang Fadliansyah mengatakan ketinggian air di Waduk Manggar dan Teritip telah berada di bawah ambang batas normal.
Ketinggian normal air Waduk Manggar 10,3 meter dengan daya tampung mencapai 12 juta meter kubik. Saat ini air waduk menyusut hingga ketinggian 8,30 meter.
“Air di Waduk Manggar ini bisa kita ambil hingga sisa ketinggian air 5 meter. Di bawah itu tidak bisa lagi,” kata Anang dilansir Antara.
Oleh karena itu, saat ini pihaknya mencari alternatif tambahan sumber air baku, di antaranya air dari Waduk Samboja, Kutai Kertanegara.
Dalam peninjauan ke Waduk Teritip, Wali Kota Rahmad Mas’ud juga mendapat penjelasan petugas monitoring waduk dari Balai Wilayah Sungai IV Kementerian PUPR M Saleh.
Perusahaan Daerah Tirta Manuntung Balikpapan mendapatkan air bersih dari sejumlah sumber air baku. Selain Waduk Teritip dan Waduk Manggar, juga terdapat sejumlah sumur dalam. (YOS SETIYONO)