DPRD Balikpapan kembali melontarkan kritik keras atas kinerja kontraktor DAS Ampal, PT Fahreza Duta Perkasa. Hal ini setelah wakil rakyat menyaksikan kinerja PT Fahreza yang terkesan sporadis. Belum tuntas penanganan satu segmen, mereka beralih ke segmen lain. Akibatnya, sepanjang Jalan MT Haryono di Kelurahan Damai semakin ambuardul.
Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Padlianoor mengatakan, pihaknya telah melarang PT Fahreza mengerjakan segmen lain sebelum bagian lain diselesaikan.
“Dulu RDP Komisi III sudah jelas. Jangan buka lahan baru sebelum ini finishing. Jelas sudah diarahkan komisi III tetapi gak dilaksanakan, PU sendiri kasih arahan, konsultan juga ngasih masukan juga tidak dilaksanakan. Sekarang mau kepastian diperbaiki kapan dan finishing kapan,” kata Padlianoor saat mengunjungi lokasi proyek bersama Dinas PU, Konsultan MK Yodya Karya, pelaku usaha terdampak, Senin (25/9/2023).
Mereka berkumpul di depan toko Blitz Auto Concept, melihat aktivitas perbaikan dan penutupan beton drainase yang dikerjakan PT Fahreza.
Sidak bersama ini dilakukan, setelah hari yang sama, selesai menggelar rapat koordinasi dengan PT Fahreza Duta Perkasa, di Kantor Pemkot Balikpapan.
Para pelaku usaha mengeluhkan kinerja PT Fahreza yang dinilai tak konsisten. Penyelesaian perbaikan dan penutupan beton drainase sekitar area simpang lampu merah Jl Beller menuju lampu merah simpang BDS, belum rampung dan kembali terbengkalai.
Ini terjadi karena, aktivitas PT Fahreza berpindah ke arah depan Telkom. Di sepanjang arah Telkom, Indomaret dan ATM center BCA dikeruk menggunakan excavator. Alat berat PT Fahreza juga mulai melakukan pengerukan sekitar Inhutani, depan perumahan Citra City. Akibatnya, bagian sisi kanan dan kiri jalan terparkir excavator.
Padlianoor menilai PT Fahreza bekerja semaunya, tak mengikuti arahan konsultan pengawas dan Dinas PU. Ia juga mengkritik pemasangan plat beton dan dinding drainase yang asal asalan. Jika dibiarkan, beresiko plat beton drainase itu ambruk nantinya.
“Informasi yang kita dengar pemasangan itu salah dan sudah dilaporin oleh MK tetapi tidak diperbaiki. kedua, ngapain buka proyek baru di pinggir jalan sana (Inhutani), sementara ini belum beres,” tanya Padlian kepada Dirut PT Fahreza, Cahyadi.
Politisi PDIP itu meminta PT Fahreza membongkar pekerjaan beton drainase, yang membahayakan pengendara. Selain itu, PT Fahreza juga diminta untuk tidak melanjutkan pekerjaan di sekitar Inhutani. Fokus menyelesaikan penutupan plat beton drainase yang belum rampung.
“Kenapa tidak diselesaikan dulu di sini (depan Blitz Auto Concept) baru selesaikan depan telkom. Lari lagi di sana, belum dipasang, digaruk semua. Kenapa tidak step by step? Selesaikan satu satu kenapa semua digali tidak dikerjakan. Di sini gak selesai digaruk yang di sana lagi,” tanya Padlianoor
“Jadi pak Cahyadi tolong dibongkar. Masukan konsultan jangan sampai tidak didengar. Masyarakat sudah mengeluh. Jangan nambah masalah baru, jadi heboh, viral luar biasa. Jangan kami dilibatkan terus. Sudah dikasih arahan konsultan, PU tidak didengar,” sambungnya.
Dirut PT Fahreza Duta Perkasa, Cahyadi mengaku, melakukan pengerukan di tiga titik berbeda untuk mengejar percepatan pekerjaan.
“Karena waktu, takutnya bulan Desember tidak selesai. Kami mengejar progres, sampai bulan Desember ini kita sudah tidak ada waktu lagi,” kata Cahyadi.
“Pelaksanaan malam hari saja, utilitas yang mengganggu membuat kami tidak bisa menyelesaikan,” tambahnya.
Cahyadi kembali berjanji akan menyelesaikan penutupan plat beton dan perapian elevasi jalan. Ia juga akan membongkar pekerjaan beton drainase yang dianggap tak sesuai gambar pelaksanaan.
“Malam ini kita bongkar dan perbaiki. Dalam satu minggu saya upayakan finishing dan akses warga masuk itu sudah bisa dilalui,” janji Cahyadi.
“Dari lampu merah Beller sampai STA 325 sudah tersisa gudang sebelah, sama Blitz sisa sedikit lagi, serta sedikit di Andalas dan sampingnya Wong Solo yang akan kita selesaikan. Kita targetkan mudah mudahan tidak ada halangan,” ucapnya.
Team Leader MK Yodya Karya, Aris Adama yang ikut mendampingi Sidak bersama itu ikut menambahkan. Menurutnya, PT Fahreza bekerja tak mengikuti arahan konsultan dan Dinas PU Balikpapan.
Selain itu, pekerjaan yang dilakukan PT Fahreza diragukan mutu dan kualitasnya. Aris mencontohkan, pertemuan dinding drainase dan plat beton drainase tak sesuai gambar kerja. Tidak kokoh dan berpotensi roboh nantinya.
Ia menyebut, metode pelaksanaan beton drainase harus menggunakan crane karena tercantum di kontrak kerja. Namun, PT Fahreza menggunakan excavator, hasilnya tak sesuai yang diinginkan.
“Karena pakai excavator tidak pakai crane, dikontrak ada. Memang harus pakai crane ngangkat dan memasang harus pakai crane bukan excavator,” kata Aris.
Yodya Karya sudah berulang ulang menegur dan mengevaluasi hasil kerja PT Fahreza namun selalu diindahkan.
Sebagai konsultan pengawas, Aris mengaku telah memberi arahan dan metode pelaksanaan. Termasuk melarang beraktivitas sebelum menyelesaikan sepanjang lampu merah Beller menuju lampu merah BDS.
“Sudah diberi instruksi, sudah diberi arahan. Tetapi tetap tidak dijalankan. Jangan buka lagi di tempat lain sebelum selesai di sini, tidak bisa selesai,” ungkap Aris.
“Karena dengan metode seperti ini bisa selesai, tapi amburadul. Kami sudah berikan metode pekerjaan pelaksanaan di lapangan. Jangan karena sisa waktu mengejar Desember akhirnya mutu ditinggalkan,” sambung Aris Adama.
(ADHI SUHARDI)