KEPALA Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Berau, Mardiatul Idalisah mengatakan, pihaknya terus berupaya menekan angka putus sekolah dan memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan.
Pada tahun 2025, target utama Disdik Berau adalah mencapai nol Anak Tidak Sekolah (ATS) di Bumi Batiwakkal.
“ATS di Berau muncul akibat berbagai faktor, seperti pindah domisili atau kendala lain yang menghambat anak melanjutkan pendidikan,” kata Mardiatul, Jumat (20/12/2024).
Menurutnya, sebagian besar ATS berasal dari anak-anak pendatang yang belum terdaftar di sekolah setempat.
“Untuk menangani masalah ini, kami menggandeng Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),” tuturnya.
Ia menjelaskan, PKBM menyediakan program pendidikan non-formal berupa Paket A (setara SD) dan Paket B (setara SMP), sehingga anak-anak yang putus sekolah tetap bisa melanjutkan pendidikan mereka.
“Karena kewenangan daerah hanya untuk tingkat SD dan SMP, kami memfasilitasi anak-anak ini melalui Paket A dan B,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengandalkan sistem Dapodik (Data Pokok Pendidikan) yang terintegrasi dengan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) untuk memantau dan memperbarui data terkait ATS.
“Dengan sistem ini, kami dapat mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan intervensi pendidikan secara lebih efektif,” paparnya.
Selain upaya menekan ATS, Disdik Berau juga berfokus pada pencegahan perundungan di sekolah.
“Kami melibatkan kepala sekolah bersama tim dari KDOD LAN untuk menciptakan kebijakan dan program yang mendorong rasa saling menghargai di kalangan siswa,” ujarnya.
Disdik Berau juga bersiap menghadapi perubahan kurikulum dan sistem penerimaan siswa baru yang mungkin diterapkan pada tahun 2025. Langkah ini diambil untuk memastikan kualitas pendidikan terus meningkat.
Mardiatul berharap, dengan berbagai program, Disdik Berau dapat menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, aman, dan mendukung setiap anak untuk berkembang sesuai potensi mereka. (RIZAL)