TANJUNG SELOR, NOSAKALTARA – Jumlah populasi sapi ternak di Provinsi Kalimantan Utara mengalami penurunan dibanding dengan populasi pada tahun 2022.
Untuk itu, Pemprov Kaltara melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) terus berupaya meningkatkan populasi sapi ternak di Bumi Benuanta.
Dari data yang disampaikan DPKP Provinsi Kaltara, jumlah populasi sapi pada tahun 2022 tercatat sebanyak 21.553 ekor.
Jumlah tersebut menurun drastis pada tahun 2023 yang hanya sebanyak 9.828 ekor.
Jumlah populasi ternak sapi potong baru mulai mengalami peningkatan pada Tahun 2024.
Hingga Desember tahun 2024, jumlah sapi ternak di Kaltara sebanyak 12.890 ekor.
Namun hingga memasuki akhir tahun, jumlah sapi ternak tahun 2024 ini masih jauh di bawah apabila dibandingkan pada tahun 2022 lalu.
Kepala Bidang Peternakan pada DPKP Kaltara, Surianto Samuel Taro menyebut, penurunan jumlah populasi sapi ini hampir terjadi di seluruh wilayah Bumi Benuanta.
Jumlah populasi sapi yang menurun drastis terjadi di Kabupaten Nunukan.
Dimana pada tahun 2022, jumlah sapi di daerah itu mencapai 10.180 ekor.
Namun pada tahun 2023, jumlahnya menurun drastis menjadi 4.783 ekor.
“Tapi di tahun 2024 ini, populasi sapi di Kabupaten Nunukan jumlahnya mulai naik sebanyak 6.998 ekor. Mudah-mudahan terus naik hingga akhir Desember nanti,” katanya.
Kemudian penurunan jumlah populasi sapi juga mengalami penurunan di Kabupaten Bulungan yang awalnya mencapai 5.597 ekor pada tahun 2022. Sementara pada tahun 2023 turun menjadi 3.128 ekor.
Jumlah sapi di Kabupaten Bulungan baru mulai naik pada tahun 2024 ini yang sudah mencapai 6.998 ekor.
“Begitu juga di Malinau, pada tahun 2022 jumlahnya sebanyak 1.866 ekor. Tapi di tahun 2023, jumlahnya mulai turun yang hanya sebanyak 506 ekor saja. Kemudian di tahun ini sudah mulai naik menjadi 531 ekor,” ungkapnya.
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan. Surianto menyebut, jumlah populasi sapi di Kabupaten Tana Tidung sebanyak 1.231 ekor pada tahun 2022. Namun pada tahun 2023, jumlah penurunannya cukup anjlok yang hanya sebanyak 389 ekor.
“Tapi memasuki tahun 2024, jumlahnya sudah mulai naik lagi sebanyak 998 ekor,” lanjutnya.
Sementara di Kota Tarakan, pada tahun 2022 jumlah sapi ternak sebanyak 2.679 ekor. Jumlah tersebut juga mengalami penurunan pada tahun 2023 yang hanya sebanyak 1.022 ekor. Namun pada tahun 2024 ini, jumlah sapi di Bumi Paguntaka-sebutan lain Kota Tarakan mulai naik lagi sebanyak 1.035 ekor.
“Jadi bisa dibilang, jumlah populasi sapi sejak tiga tahun terahir ini mengalami naik turun,” ungkapnya.
Surianto mengungkapkan, pemerintah daerah terus melakukan upaya demi meningkatkan jumlah populasi sapi di Kaltara ini.
Salah satu yang dilakukan pemerintah dengan memberikan sejumlah paket bantuan kepada para peternak.
“Harapan kita bisa kembali meningkatkan jumlah populasi sapi lagi di Kaltara ini. Melalui bantuan yang kita distribusikan dapat dikelola dengan bagus dan digunakan dengan baik,” ucapnya.
Dirinya juga mendorong masyarakat Kaltara yang belum memiliki pekerjaan tetap, untuk bisa berkelompok sembari mempelajari potensi yang dimiliki tiap daerahnya masing-masing dalam urusan peternakan.
“Masyarakat bisa mengajukan bantuan sapi agar dapat dikelola dengan baik. Sehingga bisa memiliki ketahanan pangan dan kita harapkan bisa memenuhi kebutuhan daging sapi di Kaltara,” pungkasnya. (Alan)