PEMERINTAH pusat berkomitmen menaikkan anggaran kesejahteraan guru menjadi Rp 81,6 triliun pada tahun 2025, naik sebesar Rp 16,7 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu, disampaikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, terkait peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik di Indonesia.
Presiden menyebutkan, bahwa guru berstatus ASN akan menerima tambahan kesejahteraan sebesar satu kali gaji pokok. Sementara itu, guru non-ASN yang telah memiliki sertifikasi profesi melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) akan mendapatkan tunjangan profesi sebesar Rp 2 juta per bulan.
Menanggapi kebijakan Presiden Prabowo tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Mardiatul Idalisah menyambut positif kebijakan ini. Dikatakannya, peningkatan kesejahteraan guru menjadi langkah strategis yang sangat dinantikan oleh para tenaga pendidik.
“Kami menyambut baik rencana kenaikan gaji guru, baik ASN maupun non-ASN. Ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” kata Mardiatul, Kamis (5/12/2024).
Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya berdampak positif secara finansial, tetapi juga akan memotivasi guru untuk bekerja lebih baik, inovatif, dan berdedikasi.
“Kami yakin, semangat para guru akan semakin tinggi. Ini tentu berdampak positif pada peningkatan kualitas pendidikan di daerah,” tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Berau siap untuk mendukung penuh kebijakan tersebut. Pihaknya akan melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya.
“Saat ini, masih menunggu regulasi dan petunjuk teknis pelaksanaan dari pemerintah pusat, agar kebijakan ini dapat berjalan sesuai harapan,” ujarnya.
Dengan peningkatan anggaran dan kesejahteraan guru ini, Mardiatul berharap, para guru baik ASN maupun non-ASN semakin termotivasi untuk mencetak generasi penerus bangsa yang unggul, berkarakter, dan mampu bersaing di tingkat global.
“Pemerintah terus berupaya memastikan setiap pendidik mendapatkan penghargaan yang layak atas dedikasinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” tandasnya.
Terpisah, menurut salah satu tenaga pendidik di sekolah SDN 001 Kampung Birang, Kecamatan Gunung Tabur, Recky Hidayat, rencana tersebut sangat menggembirakan, namun ia menekankan pentingnya kesiapan anggaran agar tidak sekadar janji.
Hal ini merupakan bentuk perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan guru dan peserta didik, yang merupakan langkah penting dalam memperbaiki sistem pendidikan.
“Kalau soal kenaikan gaji, siapa yang menolak? Rencana saja sudah bikin senang, apalagi kalau benar-benar terealisasi,” tuturnya.
Ia menjelaskan, meskipun janji kenaikan gaji menjadi harapan besar para guru, pemerintah harus memastikan kesiapan anggaran, baik di pusat maupun daerah.
“Para guru ini meski jarang menyuarakan harapannya secara terbuka, tetapi menyimpan asa besar agar wacana ini menjadi kenyataan. Dan biasanya teman-teman hanya bicara di internal. Tapi di balik itu, semua berharap rencana ini benar-benar dilaksanakan,” jelasnya.
Dikatakannya, keberhasilan rencana ini akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan tenaga pendidik.
“Kalau presidennya mampu dan berani langsung menaikkan, itu jelas lebih baik,” ujarnya.
Kenaikan gaji bukan hanya soal nominal, tetapi juga bentuk penghargaan atas dedikasi guru dalam mencerdaskan bangsa.
“Kami berharap ini tidak hanya menjadi wacana, tapi benar-benar diwujudkan. Ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan guru,” pungkasnya. (RIZAL)