Sri Juiarsih Mas Hadiri Workshop Penanggulangan Bencana Kabupaten Berau

Sri Juiarsih Mas Hadiri Workshop Penanggulangan Bencana Kabupaten Berau

BERAU, NOSAKALTARA – Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menghadiri Workshop Penanggulangan Bencana Kabupaten Berau tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau di Ruang Rapat RPJPD Bapelitbang Berau pada Kamis, 15 Agustus 2024.

Workshop ini mengusung tema “Kolaborasi Terpadu TRC Multisektor Penanggulangan Bencana di Kabupaten Berau.”

Dalam sambutannya, Bupati Sri Juniarsih Mas menjelaskan bahwa workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan bersama mengenai pencegahan dan penanggulangan bencana di Kabupaten Berau.

Ia mengungkapkan bahwa Kabupaten Berau memiliki Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) sebesar 173,74, yang masuk dalam kategori kelas tinggi, berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Berau tahun 2019-2024.

“Bencana yang sering terjadi di Berau meliputi banjir, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrem, serta tanah longsor,” ujarnya.

Bupati menekankan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan memerlukan keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan media massa.

Keterlibatan ini penting untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam kerja kemanusiaan.

“Setiap instansi memiliki peran penting untuk satu tujuan, yaitu menjadi solusi dalam penanggulangan bencana sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Saat ini, Berau menghadapi kekurangan sumber daya dan instrumen dalam penanggulangan bencana. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya berencana membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Multisektor yang akan melibatkan berbagai pihak dalam penanggulangan bencana.

“Dengan adanya TRC Multisektor, diharapkan kita dapat menciptakan keselarasan dalam penanggulangan bencana di Berau,” tuturnya.

Bupati juga berharap bahwa workshop ini akan meningkatkan koordinasi dan kemitraan di antara semua perangkat terkait, sehingga mereka selalu siap dalam melaksanakan aksi-aksi tanggap bencana di Bumi Batiwakkal.

“Kita perlu melakukan perencanaan yang terintegrasi dengan upaya penanganan dan pengurangan risiko bencana secara komprehensif,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *