Pembangunan jaringan interkoneksi sistem kelistrikan Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) dipastikan telah rampung.
Jaringan interkoneksi tersebut, terbentang sepanjang 921,71 kilometer sirkuit (kms), dengan 1.279 tower yang melintasi Kabupaten Kutai Timur dan Berau di wilayah Kalimantan Timur, serta Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung di Kalimantan Utara.
“Penyatuan sistem kelistrikan Kaltim–Kaltara ini dapat memperkuat kualitas suplai listrik, sekaligus meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di wilayah timur Kalimantan,” kata General Manager PLN UIP KLT, Basuki Widodo, Selasa (2/12/2025).
Menurutnya, interkoneksi sistem kelistrikan yang dikerjakan sejak 2019 lalu, itu disiapkan mendukung rencana transisi energi bersih di Kalimantan, termasuk integrasi pasokan dari PLTA Kayan, PLTA Ujung Bilah, dan pengembangan energi terbarukan lainnya.
“Penyelesaian jaringan dilakukan melalui sejumlah tahapan teknis, mulai dari perencanaan, penyiapan lahan dan Right of Way (ROW), pembangunan fondasi, pendirian tower, penarikan kabel, hingga pengujian dan pemberian tegangan pertama,” jelas Basuki.
Ia juga menegaskan bahwa sertifikat laik operasi (SLO) turut dipastikan sebelum infrastruktur diserahterimakan kepada unit pengoperasian.
“Pengoperasian interkoneksi didukung lima titik pengatur daya baru di Maloy, Talisayan, Berau, Tanjung Selor, dan Tideng Pale, serta dilengkapi sistem pengawasan berbasis kabel optik, kendali digital, dan kesiapan integrasi teknologi 5G, untuk meningkatkan respons gangguan secara real time,” kata Basuki.
“Dengan tuntasnya interkoneksi Kaltim–Kaltara, PLN menyatakan sistem kelistrikan di kedua provinsi kini lebih stabil dan siap mendukung pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan kebutuhan listrik masyarakat,” lanjutnya. (Muhammad Efendi)












