Pengawasan Peredaran Miras Diperketat

Jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru 2026

Ilustrasi penyitaan minuman keras oleh Satpol PP. (Chandra/Disway Kaltim)

MENJELANG pergantian tahun, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Berau mulai menyiapkan langkah pengamanan untuk memastikan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) berlangsung aman dan tertib. Salah satu fokus utama adalah pengawasan peredaran minuman beralkohol, terutama yang dijual secara ilegal.

Kepala Satpol PP Berau, Anang Saprani mengatakan, pihaknya akan menurunkan tim terpadu yang melibatkan unsur TNI, Polri, Kejaksaan, dan Polisi Militer untuk menyisir titik-titik rawan di wilayah Berau. Tempat hiburan malam dan lokasi yang diduga masih melakukan peredaran minuman keras bakal menjadi sasaran.

“Tim terpadu akan turun bersama untuk memastikan situasi perayaan Nataru aman dan tertib. Kami juga akan menambah pengawasan di tempat-tempat yang dianggap rawan,” tegasnya.

Anang menekankan pentingnya perayaan tahun baru yang dilakukan secara wajar tanpa melibatkan alkohol. Menurutnya, konsumsi alkohol kerap menjadi pemicu berbagai gangguan keamanan, mulai dari keributan hingga tindakan kriminal.

“Kami imbau masyarakat merayakan malam tahun baru bersama keluarga dan teman, tapi sebisa mungkin tanpa alkohol,” ujar dia.

Imbauan itu juga selaras dengan upaya pemerintah daerah menekan peredaran minuman keras ilegal yang belakangan kembali menjadi sorotan.

Anang mengakui bahwa penindakan terhadap bisnis miras ilegal tidak bisa sepenuhnya dilakukan secara frontal, mengingat peredarannya sering muncul kembali setelah razia digelar.

“Kami sidak hari ini, 2 hari kemudian bisa muncul lagi. Begitulah dinamika di lapangan,” kata Anang.

Ia menilai, persoalan miras ilegal kini menjadi “musuh bersama” yang harus ditangani lintas-instansi. Selain operasi rutin, koordinasi dengan TNI, Polri, dan kejaksaan akan terus ditingkatkan agar penindakan lebih efektif.

Tantangan pengawasan peredaran miras turut meningkat seiring berkembangnya sektor pariwisata di Kabupaten Berau. Kunjungan wisatawan yang beragam membawa karakter dan kebiasaan berbeda, termasuk kebutuhan hiburan.

“Berau ini sudah membuka diri sebagai daerah wisata. Pengunjung datang dengan berbagai latar belakang dan kebiasaan. Itu jadi tantangan yang harus kita hadapi bersama,” pungkasnya. (MAULIDIA AZWINI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *