KONDISI internal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Berau kian memprihatinkan. Minimnya dukungan anggaran membuat aktivitas organisasi tersendat, bahkan sejumlah staf belum menerima gaji hingga hampir sepuluh bulan.
Ketua KONI Berau, Taupan Madjid mengatakan, tidak adanya dana hibah tahun ini menjadi penyebab utama terhambatnya operasional. Tanpa anggaran tersebut, pekerjaan administratif dan dukungan harian tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
“Ruang gerak kami saat ini sangat terbatas karena semua butuh anggaran. Tidak ada dukungan hibah, kegiatan operasional KONI menjadi tersendat,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).
Taupan menyebut, beberapa staf KONI termasuk tenaga administrasi dan petugas kebersihan, juga terkena dampaknya dan belum menerima haknya selama hampir sepuluh bulan. Situasi ini membuat sebagian staf sempat berencana menutup kantor karena kesulitan bertahan, namun Taupan mengimbau agar mereka tetap bersabar menunggu kepastian haknya.
“Staf bahkan sudah mau tutup kantor. Saya bilang jangan, tolong bersabar. Kalau kantor disegel, nanti bisa ribut lagi dan siapa yang akan buat rekomendasi Cabor? Pembinaan tidak akan berjalan,” kata Taupan.
Ia menuturkan sebagian dana operasional memang sempat cair setelah BPKAD memberikan solusi sementara. Namun jumlah tersebut hanya cukup menutupi pembayaran selama tiga bulan gaji.
“Pada akhirnya ada solusi dari BPKAD yang berani keluarkan anggaran untuk operasional,” jelasnya.
Menurut Taupan, persoalan gaji staf tidak berkaitan dengan anggaran pembinaan atlet. Sejak skema baru diberlakukan, anggaran pembinaan sepenuhnya dititipkan pada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora). KONI memberikan rekomendasi awal, sementara verifikasi dilakukan oleh Dispora.
“Pola pembinaan memang berubah, anggarannya ada di Dispora. Yang jadi persoalan adalah operasional lembaga dan hak karyawan yang tidak bisa dipenuhi,” ujarnya.
Taupan menambahkan, pembinaan atlet bukan sekadar memenuhi kebutuhan tanding, tetapi juga mencakup pelatihan rutin, monitoring, hingga uji coba kompetisi untuk menilai perkembangan fisik dan mental. (MAULIDIA AZWINI)












