SEKTOR pertanian di Kalimantan Utara (Kaltara) ternyata menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja. Menukil data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltara, jumlahnya mencapai 31 persen.
“Sektor pertanian masih mendominasi, karena tidak selalu memerlukan keterampilan khusus, kecuali untuk posisi pengawas,” kata Plt Kepala Disnakertrans Kaltara, Asnawi, Selasa (4/11/2025).
Sementara, sektor pertambangan masih tergolong kecil. Asnawi menyebut, sektor pertambangan hanya menyerap sekitar 3,94 persen tenaga kerja.
“Karena (sektor pertambangan, Red) membutuhkan pekerja dengan keahlian khusus. Seperti operator alat berat dan sejenisnya,” tambahnya.
Terkait rencana tenaga kerja daerah (RTKD) Kaltara, Asnawi mengatakan, angka pengangguran pada 2020 sebanyak 17 ribu orang, sementara pada 2024 turun menjadi 15 ribu orang.
Saat ini, pihaknya pun sedang menyusun RTKD yang disesuaikan dengan visi dan misi kepala daerah.
“RTKD ini merupakan kewajiban daerah untuk disusun. Melalui dokumen ini, kita dapat memotret kebutuhan angkatan kerja hingga lima tahun ke depan,” ujarnya.
Untuk penyusunan RTKD, pihaknya juga melibatkan seluruh OPD, termasuk BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, serikat pekerja, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Ia menjelaskan keterlibatan seluruh OPD dan pihak berkepentingan lainnya, agar benar-benar dapat menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di Kaltara.
“Dari tingkat pengangguran maupun proyeksi peningkatan atau penurunan angkatan kerja di berbagai sektor,” bebernya.
Menurutnya, keterlibatan Apindo dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), juga sangat penting untuk menyesuaikan kebutuhan dunia usaha dengan dunia pendidikan.
“Kita meminta pengusaha memetakan kebutuhan tenaga kerja di industrinya. Misalnya, suatu industri membutuhkan tenaga kerja dengan jurusan tertentu, Dari situ kita sudah sampaikan ke Dinas Pendidikan, agar menyiapkan sumber daya manusia yang sesuai,” ujarnya. (Muhammad Efendi)












