Pelaku Bom Ikan Kian Lihai

Dinas Perikanan Berau Akui Kewalahan dalam Pengawasan

Pengawas Perikanan Dinas Perikanan Berau, Widi Ardianto (AZWINI/ DISWAY KALTIM)

PRAKTIK penangkapan ikan menggunakan bahan peledak atau bom ikan masih menjadi persoalan serius di wilayah perairan Kabupaten Berau. Meski patroli rutin terus digencarkan, pelaku bom ikan disebut semakin lihai dan kerap lolos dari pengawasan petugas.

Pengawas Perikanan Dinas Perikanan Berau, Widi Ardianto mengatakan, strategi pengawasan dilakukan secara berkala dengan melibatkan tim gabungan bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Patroli dilaksanakan di wilayah 0 hingga 12 mil laut yang menjadi area kewenangan bersama.

“Dalam sebulan biasanya ada tiga sampai empat kali patroli. Untuk dua bulan terakhir ini memang belum ada temuan kasus bom ikan,” ujar Widi.

Widi tidak menampik bahwa para pelaku bom ikan sering kali lebih lihai dibanding petugas pengawas. Mereka disebut memiliki kemampuan membaca situasi lapangan dan mengetahui kapan waktu aman untuk beraksi.

“Tukang bom ini kan lebih mahir dari kita. Mereka tahu kapan dan di mana ada pengawasan. Kadang sudah kita siapkan tim, tapi mereka sudah pantau duluan,” katanya.

Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Perikanan Berau mulai menerapkan berbagai strategi, termasuk menggunakan kapal nelayan biasa saat patroli agar tidak mudah dikenali. Cara ini diharapkan bisa mempersempit ruang gerak para pelaku.

“Kami kadang tidak menggunakan kapal pengawasan, tapi kapal nelayan agar tidak mencolok. Itu salah satu cara kami supaya mereka tidak tahu kalau sedang diawasi,” tambahnya.

Meski begitu, Widi mengakui bahwa pengawasan di laut tidak bisa sepenuhnya mengandalkan petugas. Ia pun berharap peran aktif masyarakat, terutama para nelayan, untuk turut melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan di laut.

“Kami berharap masyarakat yang melihat atau mendengar adanya kegiatan bom ikan bisa segera melapor. Informasi dari mereka sangat membantu,” ujarnya.

Widi menegaskan pihaknya akan terus melakukan patroli laut secara rutin bersama instansi terkait untuk mencegah praktik penangkapan ikan dengan bahan peledak yang merusak ekosistem laut dan mengancam keberlanjutan sumberdaya perikanan di perairan Berau. (MAULIDIA AZWINI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *