Waktunya Dibenahi, Jangan Diabaikan

Caption: Terminal Sungai Kunjang Tipe B, Samarinda./mayang//

Meski menjadi salah satu pusat terminal antar kabupaten/kota, nyatanya kondisi Terminal Sungai Kunjang dianggap sudah tak layak, dan perlu pembenahan.

————–

Kondisi Terminal Sungai Kunjang, Samarinda, menjadi perhatian serius anggota DPRD Kalimantan Timur. Terminal yang selama ini menjadi titik penting perjalanan bus antar-kota, terutama tujuan Balikpapan hingga Kota Bangun, dinilai kurang memadai lagi seiring berjalannya waktu. Meski wacana revitalisasi sudah dibahas sejak 2024, Namun hingga kini belum juga terealisasi.

Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi, menuturkan bahwa keberadaan terminal tersebut sangat vital bagi masyarakat menengah ke bawah yang banyak mengandalkan transportasi umum. Namun, kondisi bangunan yang sudah tua, atap bocor, hingga toilet yang kotor dan berbayar mahal membuat terminal itu justru sepi peminat.

“Terminal Sungai Kunjang itu kan notabene untuk masyarakat menengah ke bawah. Informasinya memang sangat memprihatinkan. Atapnya banyak yang bocor, toiletnya kotor dan tarifnya mahal. Jadi sudah saatnya dibenahi, direnovasi, dan dialokasikan anggarannya,” kata Subandi, Selasa (16/9/2025).

Menurut Subandi, terminal seharusnya menjadi sarana publik yang memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi pengguna transportasi. Ia menilai, jika fasilitas terus dibiarkan rusak, masyarakat akan beralih menggunakan ‘terminal bayangan’ yang tidak resmi dan sulit dikontrol pemerintah.

“Terminal resmi ini aset pemerintah yang harus dijaga. Jangan sampai mentang-mentang tarifnya murah, justru fasilitasnya tidak diperhatikan. Kalau dibiarkan, masyarakat akan lebih memilih terminal bayangan. Padahal itu tidak jelas pengelolaannya,” ujarnya.

Subandi menekankan, bahwa revitalisasi Terminal Sungai Kunjang juga sejalan dengan visi-misi Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, bersama wakilnya Seno Aji. Keduanya berkomitmen meningkatkan pembangunan infrastruktur yang menopang kegiatan ekonomi sekaligus pelayanan publik.

“Visi-misi Pak Rudy dan Pak Seno itu jelas, memperkuat infrastruktur dan pelayanan publik. Terminal ini kan bagian dari pelayanan masyarakat. Jadi, kalau memang serius dengan visi itu, terminal Sungai Kunjang harus jadi perhatian utama,” tegas Subandi.

Politisi ini menambahkan, keberadaan terminal yang layak bisa menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum. Dengan begitu, arus kendaraan pribadi dapat berkurang dan beban lalu lintas perkotaan lebih terkendali.

“Kalau fasilitasnya nyaman, masyarakat tentu lebih tertarik menggunakan bus atau angkutan umum dari terminal resmi. Jangan sampai terminal bayangan yang justru jadi pilihan,” ucapnya.

Meski revitalisasi Terminal Sungai Kunjang sudah lama direncanakan, Subandi mengaku hingga kini belum ada kejelasan mengenai alokasi anggaran. Ia berharap 2026 menjadi momentum perbaikan terminal tersebut.

“Harapan saya 2026 sudah ada alokasi anggaran. Kalau memang belum, harus segera kita dorong supaya dialokasikan untuk renovasi maupun perbaikan,” ujarnya.

Sebelumnya, UPTD Terminal Sungai Kunjang bersama Dinas Perhubungan Kaltim menyatakan bahwa persiapan revitalisasi sebenarnya sudah matang. Namun, rencana itu tertunda karena adanya efisiensi anggaran pada tahun 2025. Hingga kini, belum ada kepastian apakah proyek akan dimasukkan ke dalam APBD 2026 atau kembali ditunda.

“Jujur saya malah belum tahu detail informasi itu. Tapi memang banyak sekali anggaran yang 2025 ini seharusnya bisa dikerjakan, termasuk terminal, tapi tertunda karena efisiensi. Termasuk proyek jalan Ring Road dan lain-lain,” ungkap Subandi.

Subandi menyoroti bahwa sejumlah kota lain di Kaltim seperti Bontang dan Sangatta sudah memiliki terminal representatif. Hal ini semakin memperlihatkan ketertinggalan Samarinda sebagai ibu kota provinsi.

“Di Bontang dan Sangatta itu terminalnya sudah dibangun, tinggal di Samarinda yang masih tertinggal. Harusnya tahun ini sudah bisa dibangun, tapi nyatanya belum. Jadi kita akan dorong agar segera diprioritaskan,”katanya.

Ia menambahkan, Terminal Sungai Kunjang sebenarnya memiliki posisi strategis sebagai pusat mobilitas warga dari Samarinda menuju daerah-daerah lain. Namun, potensi tersebut tidak akan maksimal tanpa dukungan sarana dan prasarana memadai.

“Kalau dibiarkan, masyarakat akan terus beralih ke terminal bayangan. Padahal keberadaan terminal resmi ini sangat penting untuk mengatur lalu lintas, mengawasi angkutan, dan menjamin keselamatan penumpang,”jelasnya.

Subandi memastikan, DPRD Kaltim akan menindaklanjuti persoalan ini dengan meminta penjelasan langsung dari Pemerintah Provinsi. Ia menegaskan, fasilitas publik yang bersentuhan langsung dengan masyarakat tidak boleh terus terabaikan.

“Kami di Komisi III akan dorong dan tanyakan langsung ke pemerintah. Kalau memang serius ingin meningkatkan pelayanan publik, jangan sampai fasilitas sederhana seperti terminal diabaikan. Ini kebutuhan nyata masyarakat,” tuturnya.

Ia berharap agar revitalisasi Terminal Sungai Kunjang segera masuk dalam agenda prioritas pembangunan daerah.

“Karena ini fasilitas publik, harus segera dipikirkan. Kalau pemerintah bisa cepat ambil keputusan, masyarakat bisa menikmati terminal yang nyaman. Jangan sampai tahun depan masih ngambang,” pungkas Subandi. (MAYANG/ARIE)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *