Rumah Bocor | Oleh: Dahlan Iskan

APAKAH bangunan rumah yang sepenuhnya sudah mengikuti teori feng shui dijamin sukses? Demikian juga kantor? Pabrik?

Itulah salah satu pertanyaan pengusaha yang hadir di acara Disway Business Forum tentang feng shui di Universitas Ciputra Sabtu lalu. Penyelenggaranya Harian Disway. Moderatornya bergantian: ahli family constitution Dr Hadi Cahyadi dari Universitas Tarumanagara dan seseorang yang Anda sudah tahu.

Pembicaranya tunggal: Dr Ir Sidhi Wiguna Teh. Ia seorang arsitek yang membuat feng shui menjadi ilmiah: jadi disertasi gelar doktornya di Universitas Parahyangan Bandung. Ia didampingi Ir Budi Kurniawan, arsitek lulusan UK Petra Surabaya yang juga praktisi feng shui. “Saya ini muridnya Dr Sidhi,” katanya.

Sidhi menjawab pertanyaan pengusaha itu dengan menampilkan foto-foto: kapal layar dalam berbagai situasi di laut. Salah satunya di laut yang amat tenang dengan layar terkembang penuh.

“Apakah kapal seperti itu masih bisa tenggelam?” tanya Sidhi kepada yang memenuhi Dian auditorium – Dian diambil dari nama istri Ir Ciputra.

“Bisa!” jawab salah satu pengusaha properti yang duduk di deretan paling depan.

“Kenapa bisa?”

“Kalau kapalnya bocor,” jawabnya.

Sidhi membenarkan jawaban yang cerdas itu. Ada kapal tenggelam karena badai. Gelombang besar. Menabrak karang. Tapi kapal layar yang berada di laut yang teduh pun masih bisa tenggelam. Bocor.

Gambaran kapal layar di laut yang teduh itu ibarat rumah yang secara feng shui sudah sempurna. Tapi kalau kapalnya bocor tenggelam juga. “Jadi biar pun feng shui-nya sudah bagus pemiliknya jangan bocor,” katanya.

”Bocor” di situ sebagai gambaran orangnya yang jahat, malas, ceroboh, tidak bisa mengendalikan emosi dan deretan sikap tidak terpuji lainnya.

Dengan feng shui, kata Sidhi, bisa membantu. Ketika angin baik feng shui ibarat layar yang berkembang penuh: menambah laju. “Sebaliknya, kalau keadaan membuatnya harus jatuh, jatuhnya tidak terlalu fatal,” katanya.

Ada juga yang bertanya soal feng shui lokasi. Kawasan. Bukan individu bangunan. “Mengapa usaha di sepanjang sisi barat Jalan Pucang Anom Timur Surabaya umumnya kurang berhasil. Mengapa yang di sisi timur lebih banyak yang berhasil,” katanya. “Hal yang sama juga terjadi di sepanjang Jalan Raya Darmo,” katanya.

Hadirin pun tertawa riuh. Pertanyaan peserta umumnya memang menyangkut hal-hal yang konkret seperti itu. “Saya tadi pusing memperhatikan teori-teori feng shui,” kata peserta yang lain. “Saya tadi sudah memperhatikan sungguh-sungguh. Tetap tidak mengerti,” tambahnya.

Dr Sidhi memang menjelaskan berbagai perbedaan teori di sekitar feng shui. Masalah nasib yang terkait shio, misalnya, itu tidak bisa disebut feng shui. Pun hubungan antara nama dan keberuntungan. Itu bukan feng shui. “Buku tentang feng shui yang beredar sekarang umumnya tidak bisa disebut buku feng shui,” ujar Sidhi.

Sidhi menyerahkan jawaban soal Jalan Pucang Anom dan Raya Darmo tadi pada Budi. “Rasanya itu lebih terkait pada teknis tata kota yang kurang pro-bisnis,” ujar Budi. “Di Jalan Pucang Anom Timur sulit mencari U-Turn,” tambahnya. Mobil dari selatan sulit berputar balik.

Berarti para pengusaha di sisi barat di dua jalan tersebut harus membentuk asosiasi. Lalu melobi wali kota. Bikin usulan. Arus lalu-lintas memang sangat berpengaruh pada nasib pedagangnya.

Salah satu pertanyaan peserta, Maria Wardhani, menyangkut ”petungan” di budaya Jawa: apakah sama dengan feng shui. Dia menceritakan bagaimana kota Yogyakarta ditata berdasar petungan Jawa. Maria adalah arsitek lulusan S2 Cultural Landscape Architecture di Jean Monnet Universite, Prancis.

“Petungan sangat mirip dengan feng shui,” ujar Sidhi. Bahkan Sidhi berharap ada arsitek yang secara serius mempelajari petungan. “Saya pernah diskusi petungan sangat intensif dengan seorang arsitek dari ITS. Sayang beliau meninggal dunia,” ujar Sidhi. Yang dimaksud Sidhi adalah Prof Dr Ir Josef Prijotomo MArch.

Sidhi pernah menyarankan kepada Prof Josef itu. Agar ia membuat terobosan: menjadikan petungan Jawa sebagai mata kuliah di prodi arsitektur. Jangan kalah dengan feng shui yang sudah diajarkan di beberapa universitas swasta seperti Tarumanagara.

Meski jadi moderator, Hadi Cahyadi tidak tahan untuk tidak mengajukan pertanyaan. Ia adalah direktur pusat riset perusahaan keluarga di Untar. “Apakah kelak akan ada aplikasi feng shui? Kita tinggal masukkan tanggal lahir, shio, dan data lokasi. Klik. Muncul saran-saran di aplikasi,” katanya.

“Mungkin saja,” jawab Sidhi.

Rasanya waktu seperti tidak cukup. Banyak pertanyaan soal posisi tangga, pintu, air mancur, dan yang serbapraktis seperti itu. Sidhi berharap feng shui kelak bisa seperti akupunktur: diakui oleh barat. Jalan ke arah sana mulai kelihatan. Lewat pengertian art yang sebenarnya. Art tidak hanya berarti seni. Juga berarti kepiawaian tingkat tinggi.

Feng shui adalah salah satu dari lima art dari timur.

Art berasal dari artes liberales. Dalam bahasa Mandarin ”art” disebut  ”shu”. Artinya: kepiawaian. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*

Edisi 8 Oktober 2023: Perangkat Desa

Amat K.

Guru Ijai, Bah. Bukan Guru Zai. Kami sering menyebut beliau Guru Sekumpul. Nama lengkap beliau Muhammad Zaini Abdul Ghani. Lalu orang super kaya yang Abah sebut Haji Sam itu di Banjar sering disebut Haji Isam, Andi Syamsuddin Arsyad. Entah kenapa Urang Banjar sering menyingkat nama panggilan dengan awalan “I (i)”. Di samping awalan “U”, Udin. Ali Nurdin jadi Udin. Mahyudin jadi Udin. Fahrudin jadi Udin. Saprudin jadi Udin. Dan seterusnya.

 

 

 

Em Ha

Setelah kubaca dari pangkal sampai ujung, lama ku merenung, apa makna kalimat paragraf ke lima “wajah jauh dari kaputing”. Kucoba menyambungkan dengan paragraf sebelum dan sesudahnya, apa gerangan makna yang ingin disampaikan sang penulis. Tak jumpa, buntu. Apa karena aku kurang piknik, belum pernah menginjakkan kaki di bumi borneo.. Ternyata setelah googling sekejap terjawab sudah. Mungkin ada sangkut pautnya dengan “kayuh baimbai, waja sampai kaputing” semboyan masyarakat banjar yang terpatri di lambang daerah. Tabik mohon pencerahnya.

 

thamrindahlan

Selamat pagi Abah and kru disway.id. Melihat dokumentasi foto Abah dan keluarga di pasar terapung Sungai Barito. Awak jadi terngat ketika bertandang plus belanja disana. Inilah ikon Kota Banjarmasin yang dipopulerkan oleh salah satu stasiun televisi. Nempel di memory oermanent pemirsa perihal distinasi wisata kuliner tradisional unik yang mungkin tidak begitu banyak di atas bumi ini. Kota Martapura memberikann kesan tersendiri. Kenangan ketika diajak sahabat bertandang di kota batu akik (permata). Sewaktu terdengar Azan Shalat Dhuhur serta merta seluruh pedagang menutup dagangan. Ditutup sekena nya kemudian mereka berbondong bondong menuju Masjid Pasar. Bisa jadi inilah salah satu syariat teladan mengikuti adab 2 Kota Suci Mekkah dan Madinah. Seluruh kegiatan manusia di hentikan ketika 5 waktu shalat tiba. Keberkahan Martapura. Salamsalaman

 

Udin Salemo

Cak Mul, jangan pernah berpikir orang hebat disatu bidang bisa hebat juga dibidang lain. Seperti pengakuan juragan disway itu. Tak selamanya teori itu benar. Buaya itu hebat berenang di sungai. Jangan disuruh lomba di daratan. Jangankan bersaing lari dengan dengan harimau, bahkan diadu dengan kucing saja pasti itu kalah buaya. Kalau hobinya nggowes dan lempar lemparan bola ke keranjang jangan dipaksakan jadi pengurus bal-balan. Gak akan nyambung. Karena “roso” dan alamnya beda. Tim anda biasanya akan kalah lawan tim favorit lainnya. Terbukti, lho. Kalau anda hebat di bidang audit dan dunia “siap komendan” janganlah paksakan diri jadi pengurus bulu ayam yang diteplok. Anda tak akan dapat medali di asian games. Anda memang membuat “prestasi” hebat, yaitu membuat rekor gagal membawa medali yang tak pernah absen menyumbang medali itu sejak 1962. Terbukti, lho. Wkwkwkwwk….. pagi-pagi dapat bahan ketawa.

 

Udin Salemo

Yang penting ada foto nyonya masuk disway. Selama ini kebanyakan hanya foto 3T yang sering nampang. hehehe…

 

Rigih Bayu Ratri

biasanya silent reader, tapi membaca tulisan dengan desa dan jurnalisme, jadi tergerak untuk mengetik. Benar, beban perangkat desa berat, saking beratnya, mereka perlu istirahat mulai jam 12 siang. Hingga keesokan harinya. Dan solusinya keren pak DIS, dan saya mencoba melakukan itu sekira 8 tahun lalu. Melalui pelatihan jurnalisme desa. Kami bawakan pula puisi Sajak Sebatang Lisongnya sang Merak. Kami contohkan pula manufacturing hope. Kami ajak anak2 SMP dan SMA itu keliling desa, melakukan liputan sederhana potensi desa. Alhamdulillah jalan. Lanjut kami agendakan Juguran Desa. dan seterusnya. Lalu berhenti. Saya kehabisan energi. Mulai dari website dg hosting dan CMS wordpress, ganti dengan custom domain blogspot karena ga mampu bayar hosting, sampai ke fasilitas pemda berupa desa.id. Sejarahnya masih bisa dilihat di susukan.desa.id semoga kelak dapat bangkit lagi

 

Dedy Ananta

Kebetulan sekali tulisan hari ini soal tulis menulis, relate yang ingin saya kritisi soal judul salah satu berita di disway. Judul beritanya : TelkomGroup Siapkan Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi Berkapasitas Total 41,1 Gbps Untuk KTT AIS Forum 2023. Dari judul tersebut, ada hal yang mengusik saya, kaitan kata KAPASITAS dengan satuan Gbps. Sepengetahuan saya, Gbps itu satuan kecepatan, bukan satuan kapasitas. Giga bit per second. Kalau kapasitas itu GB (Giga Byte). Tidak ada per second nya. Dan Byte sama bit, dalam penulisannya juga berbeda. Byte disingkat dengan huruf “B” kapital, kalau “b” untuk bit ditulis kecil. Inti dari yang ingin saya sampaikan, mohon teman-teman reporter dan editor disway, dalam melakukan peliputan, atau menulis berita, pelajari hal-hal yang sekiranya Anda kurang begitu memahaminya. Daripada sudah dipublish,jadi berita, dikuatirkan yang membaca bukan orang di bidang tersebut, jadi ikut tersesat pemahamannya. Dan ini mungkin akibat pekerjaan yang seharusnya dilakukan beda orang, tetapi dikerjakan orang yang sama. Ya reporter, ya editor. Semoga semakin lebih baik untuk disway tercinta ini. Punten.

 

Juve Zhang

Tips makan nasi di kala harga beras 14 ribu. 1. Hindari makan sama ikan asin. Misal anda setiap hari makan ikan asin jambal roti plus sambal terasi top kualitas istimewa. Ikan asin dan sambal terasi akan “merangsang” saraf di badan anda untuk aktif “nyaplok” beras yg katanya sangat mahal itu 14 ribu. Dengan ikan asin makan badan anda akan jadi gemuk karena setiap hari “nafsu” lihat nasi putih dan puten tanpa mikir berat gimana resiko petani di sawah yg kekeringan. 1. Hindari pete. Sate. Rendang gurih. Sambal ijo. Ini juga merangsang anda “nyaplok” nasi tak berkesudahan akibatnya “jatah” nasi orang lain pun anda “caplok” juga wkqkkwkwkwk. 3. Makan lah nasi secukup nya saja .toh biksu Thailand sudah “uji coba” di segala medan dan cuaca di sini.ternyata sepiring nasi cukup untuk jalan kaki 40 km. Sehari. Anda kan gak jalan sejauh itu dalam keseharian anda.jadi kesimpulan sederhana kita terlalu “boros” nyaplol umpan nasi dan dimanja dengan harga beras 10 ribu sekilo. Ketika harga beras 14 ribu rasa nafsu Nyaplok nasi anda merasa diganggu oleh ulah pedagang beras .wkwkwkwkwk.ayo tertibkan gaya “nyaplok” nasi rakyat.cerahkan rakyat bahwa kita dengan ikan asin .sambal terasi telah mengakibatkan pak Lurah pusing sampai impor beras dari Tiongkok.dari berita kemarin.

 

MULIYANTO KRISTA

Leres pak Agus. Terbitnya telat gak masalah.Kita memakluminya. Yang penting pencantuman jam-nya sesuai waktu terbitnya. Kejujuran itu dimulai dari hal kecil.

 

Agus Suryono

ORGANISASI yang saya ikuti, dan kemudian punya group WA antara lain adalah: group pensiunan, group alumni sekolah dan group “pekerjaan” untuk memudahkan koordinasi. Dan group WA yang rawan konfik adalah group WA pensiunan dan alumni sekolah. Kerawanan konflik biasanya pemicunya adalah “diskusi politik” dan atau “kerpihakan” terkait politik. Solusinya, biasanya adalah “admin” melarang “berpolitik” melalui WA. Akibatnya, WA jadi seru di urusan guyon, kulineran, piknik, nggojlok teman dan ucapan ulang tahun.. ### Betul..?

 

ikhwan guru sejarah

Sebenarnya kalau untuk urusan publikasi desa memakai website itu sudah ketinggalan. Sekarang jaman medsos gunakan Instagram, Facebook, atau Tiktok. Lebih cepat menyebar dan lebih sering diakses. Tinggal anak mudanya ditantang kreatif membuat konten dari acara dan kegiatan desa, atau terkait program-program desa. Jangan lupa sisihkan dana desa untuk beli HP dengan kamera video 60fps, dan sedikit “penghargaan” buat anak muda yg mengisi kontennya.

 

Leong Putu

Pertanyaan terakhir saya: siapa diantara perangkat desa yang pernah menulis satu bulan satu kali? Ini jelas pertanyaan SALAH. Coba pertanyaannya diubah : Siapa diantara perangkat desa yang menulis minimal satu bulan satu kali? Pasti semua bakal angkat tangan. Mereka pasti piawai dalam menulis kas bon.

 

heru santoso

Saya sudah lama juga pengen menulis. Walau saya bukan perangkat desa. Bukan masalah memulainya dari mana. Pun bukan masalah apa yang mau ditulis. Toh setiap hari selalu ada pengalaman, pemikiran, obyek untuk ditulis. Mulai menulis pun tinggal buka “note”, atau banyak pilihan aplikasi di HP. Bisa mulai menulis setelah baca CHD sambil menikmati kopi pagi. Pagi ini, ditengah rasa hambarnya baca CDH…..duh nikmatnya kopi AMSTIRDAM ini. Homeblend kopi dari kebun petani kecamatan AMpelgading, Sumbermanjing, TIRtoyudo, DAMpit. Lokal Malang ada banyak sub varian kopi. Indonesia lebih banyak lagi. Eropa punya identitas kuat tentang kopi berdasarkan prosesnya. Cappuccino, espresso, affogato, macchiato. Ada juga Americano, Latte, Flat White, Long Black, Cold Brew. Minum kopi menjadi budaya dan kenikmatan bagi bangsa2 Eropa hingga mereka mencari tanah jajahan sampai nusantara. Mereka memaksa petani menanam kopi. Mereka menentukan peraturan perdagangan kopi untuk diambil ke benua nun jauh. Kini mineral dari tanah nusantara pun diambil untuk dibawa jauh entah kemana. Namun kini Pemerintah sendiri berani dan kuasa menentukan aturan perdagangannya. Seharusnya begitu. Memulai menulis bisa kapan pun tentang apapun, namun apalah artinya kalau hanya dibaca sendiri dan tertinggal di laci HP, pun tidak termasuk komentar terpilih CHD besok paginya.

 

Echa Yeni

Batu licyin,sungai danau n kandangan yg terlupakan.mesqi only 6bulan sungguh berkesan (Smpe punya pengalaman diculik aparat nonsipil sbb bossquh punya hutang.dan baru dilepas stelah dibayar.mana temen&sodara yg ngajak juga diculik pihak laen lagi yg juga masalah hutan6)

 

Fa Za

Wajah jauh dari kaputing… wajah yang jauh dari puting. Ibarat bayi yang ingin nenen ke ibunya, tapi wajah bayi itu jauh dari puting ibunya….

 

Mahmud Al Mustasyar

Saya salut pada pengorbanan 200 perangkat desa Tanah Bumbu yang ikut hadir pada acara yang diisi oleh Abah di Banjarmasin. Meskipun ada yang curhat, dan kelihatan seperti akan menangis betapa beban aneka tugas yang dirasakan sudah cukup berat. Sudah begitu diminta pula utk menghadiri suatu acara yang mereka bayangkan akan menambah beban mereka nantinya. Meskipun utk hadir dibutuhkan waktu perjalanan yg cukup lama – 6 jam; yang sebenarnya Abah DI bisa membantu meringankan mereka dengan datang langsung di Batu Licin yang juga ingin Abah kunjungi. Mudah² an saja pengorbanan mereka tidak sia³ demi kemajuan penduduk desanya; sekaligus rekreasi ke ibukota propinsi.

 

Agus Suryono

KUTIPAN KATA-KATA HIKMAH DARI GURU SEKUMPUL.. 1). Ciri orang yang tawadhu adalah mau menetima kebenaran, meskipun kebenaran itu diucapkan dari mulut anak kecil. 2). Orang yang paling celaka itu senang jika mendapat pujian dari orang lain. Padahal sifat yang dipuji orang utu tidak ada padanya. 3). Jika sejak baligh sampai tua yang diurusnya hanya dunia maka jahanam sudah menunggu di akherat, hendaknya orang memikir dunia seperlunya saja. 4). Menutup aurat itu wajib hukumnya. Tetapi menutupi kemuliaan itu lebih wajib hukumnya. Biasa-biasalah jadi orang itum. ### Mari coba kita ikuti..

 

Er Gham

Perangkat desa mungkin kesulitan menulis. Belum terbiasa. Jika pun sudah mulai menulis, biasanya terbentur dengan ide: apa yang akan ditulis. Abah sudah contohkan beberapa hal yang bisa menjadi pengisi website. Bisa ditambahkan juga dengan memuat hasil wawancara antar penduduk desa. Tidak perlu pusing akan menulis apa. Misal ada 100 kepala keluarga. Wawancara saja masing masing keluarga, apa harapan mereka akan desanya, punya masalah apa sehari hari, apa kiat sehatnya, punya hobi apa saja, apa cita cita untuk anaknya nanti, sekarang mengidap sakit apa, siapa yang anaknya migrasi ke kota, tanaman apa yang ditanam di halamannya, usaha apa yang dikerjakan selain bertani, dan lain lain. Jadi hasil wawancara setiap warga bisa dimuat setiap hari. Nanti selesai semua hasil wawancara setiap keluarga dimuat, cari lagi ide lain. Asal jangan nge gosip saja isi wawancaranya.

 

Handoko Luwanto

Singgasana Perusuh Disway periode: 30-09-2023 s/d 07-10-2023 Komentar Terbanyak #_Nama___<Komentar><Kata><Pilihan><Pertama> #1_Wilwa___<122><5819><11★> #2_Lagarenze 1301___<113><4889><11★><☀> #3_Leong Putu___<91><1007><5★><☀> #4_Juve Zhang___<91><5367><2★> #5_Liam Then___<88><7191><14★> #6_Agus Suryono___<86><4205><13★> #7_MULIYANTO KRISTA___<85><908><2★><5☀> #8_Udin Salemo___<81><3142><7★> #9_Komentator Spesialis___<73><2249><5★> #10_Er Gham___<53><2199><5★> #11_Mirza Mirwan___<51><5829><22★> #12_Jimmy Marta___<51><1763><6★> #13_mzarifin umarzain___<51><695><2★> #14_Jo Neca___<48><860><5★> #15_Yellow Bean___<33><1535><3★> #16_Mahmud Al Mustasyar___<28><901><3★><☀> #17_Amat K.___<25><536><4★> #18_imau compo___<25><1070><2★> #19_Gregorius Indiarto___<24><668><4★> #20_Johannes Kitono___<22><2881><8★> #21_Liáng – βιολί ζήτα___<22><1459><8★> #22_thamrindahlan___<22><1377><3★> #23_Jokosp Sp___<22><1022><3★> #24_bitrik sulaiman___<18><72> #25_AnalisAsalAsalan___<17><776><★> #26_yea aina___<16><456><2★> #27_Handoko Luwanto___<15><804><7★> #28_Fiona Handoko___<14><861><7★> #29_Pryadi Satriana___<13><1281><3★> #30_Echa Yeni___<13><244><★> #31_Gianto Kwee___<12><299><★> #32_didik sudjarwo___<12><284> #33_alasroban___<12><126> #34_M.Zainal Arifin___<10><199><★> #35_Guslurah___<10><34> #36_Riyono ,SKP___<9><196><★> #37_Xiaomi A1___<8><339><2★> #38_Atho^illah___<8><98><★> #39_KawaiChoco _003___<8><8> #40_Em Ha___<7><540><3★> #41_KEY___<7><271> #42_Ahmad Zuhri___<7><140>

 

Handoko Luwanto

#42_Fauzan Samsuri___<3><116><★> #43_Thamrin Daffan___<2><338><★> #44_agus rudi Purnomo___<1><215><★> #45_Rahma Huda Putranto___<1><212><★> #46_Macca Madinah___<1><63><★> #47_Maramuda Sagala___<1><62><★> #48_Alvania___<1><56><★> #49_Otong Sutisna___<1><40><★> #50_Alvito Wildani___<1><34><★> #51_Lukman Nugroho___<1><26><★> #52_eko enriko___<1><24><★> #53_Hendro Purba___<1><18><★> #54_Parganago Lumbanahor___<1><15><★> #55_Warung Faiz___<1><14><★>

 

Liáng – βιολί ζήτα

selingan “Paloma Blanca” – George Baker Selection. Lagu Paloma Blanca ditulis pada tahun 1974 oleh Johannes “Hans” Bouwens, seorang penulis lagu dan penyanyi kelahiran Hoorn – Netherlands pada tanggal 8 Desember 1944. Johannes “Hans” Bouwens menggunakan nama panggung George Baker. Rekaman perdana lagu Paloma Blanca yang dirilis pada tahun 1975, dinyanyikan oleh band pop-rock George Baker Selection yang berasal dari Assendelft – Netherlands. Paloma Blanca atau Una Paloma Blanca – Bahasa Spanyol, berarti Merpati Putih. Konon, penulisan lagu Paloma Blanca oleh George Baker terinspirasi oleh kisah : “Seorang petani miskin di Amerika Latin yang bekerja keras sepanjang hari dan kemudian duduk di bawah pohon dan bermimpi menjadi seekor Burung Merpati Putih dengan kebebasannya.” Sebagian pengamat musik menduga, George Baker dalam penulisan lagu Paloma Blanca justru terinspirasi oleh “The Portuguese Carnation Revolution (1974)” – Revolusi Anyelir di Portugal pada tanggal 25 April 1974, yakni Revolusi yang terjadi di Lisbon sebagai bentuk perayaan lepasnya rezim otoriter yang berubah menjadi demokrasi bagi penduduk Portugal. Bangsa Portugis merayakannya sebagai Hari Kebebasan. [1].

 

Lagarenze 1301

Ke Banjarmasin arah kemudi/ Tak pernah ada waktu kosong/ Bandara Syamsuddin Noor sudah jadi/ Saking besarnya terasa melompong/ Dari Bandara ke Martapura/ Lihat bangunan baru nan megah/ Guru Zai jadi pemrakarsa/ Pengajian sekumpul dengar ceramah/ Ikan haruan bumbu Bali/ Itu dia kesukaan istri/ Larut malam tak peduli/ Terpukau sedap lontong orari/ Tak lupa mampir ke Tanah Bumbu/ Ke Batulicin sayangnya urung/ Haji Isam bisnisnya beribu/ Haji Mardani nasibnya tersandung/ Pak Dis bahas Desa Informasi/ Diminta pula ngajar menulis/ Penuh semangat berdiskusi/ Yang bicara ibu-ibu geulis/ Maksud hati ngasih bonus/ Si penanya perempuan manis/ Tapi pinjam dulu seratus/ Dari kantong Pak Kadis/

 

Mirza Mirwan

Menurut Peraturan Pemerintah No. 19/2019 yang diteken Presiden Jokowi tgl. 28 Februari 2019, “gaji” — dalam PP itu disebut penghasilan tetap — perangkat desa itu termasuk kecil. Tidak sebanding dengan beban kerjanya. Dalam PP itu yang menetapkan besaran “gaji” adalah bupati atau walikota, dengan batasan minimum. Pasal 81 ayat 2 mencantumkan ketentuan: a. besaran penghasilan tetap Kepala Desa paling sedikit Rp2.426.640,00 atau setara 120% gaji pokok pegawai negeri sipil gol. II/a; b. besaran penghasilan tetap Sekretaris Desa paling sedikit Rp2.224.420,00 atau setara 110% gaji pokok pegawai negeri sipil gol. II/a; c. penghasilan perangkat desa lainnya paling sedikit Rp2.022.200,00 atau setara 100% gaji pokok pegawai negeri sipil gol. II/a. Dengan “gani” sebesar itu terkesan tidak adil bila dibandingkan dengan gaji perangkat kelurahan. Sementara tugasnya lebih berat perangkat desa. Soal konten website, bahkan website kelurahan di DKI Jakarta pun tidak menarik blas. Saya pernah menengok beberapa di antaranya. Dulu, zaman penghasilan perangkat desa berasal dari tanah bengkok, kehidupan mereka malah lebih makmur. Lha luasnya saja hitungan hektare. Begitu tanah bengkok diambil pemkab/pemkot dan diganti “gaji”, meranalah mereka. Tetapi, waini, untuk menjadi calon kepala desa saja kok banyak yang berani mempertaruhkan modal hingga ratusan juta itu, lho.

 

Mirza Mirwan

Foto Pak DI bersama Permaisuri yang menyertai CHD hari ini mengingatkan saya pada pasar apung (floating market) di Thailand. Ada beberapa pasar apung di negeri Maha Vajiralongkorn itu. Di Bangkok saja ada dua pasar apung: Taling Chan dan Khlong Lat Mayom. Tetapi kedua pasar apung itu hanya buka di akhir pekan, Sabtu-Minggu, pkl. 07.00 – 17.00. Di Samut Songkhram ada Amphawa Floating Market, buka Jumat, Sabtu, Minggu, pkl. 11.00 – 21.30 dan Tha Kha Floating Market yang buka Sabtu-Minggu pkl. 06.00 – 15.00. Lalu di Samut Prakan ada Bang Nam Phueng, buka Jumat, Sabtu, Minggu, buka pkl. 08.00 -14.00. Yang paling terkenal adalah Damnoen Saduak, di Ratchaburi. Pasar apung yang ini berada di sebuah kanal yang menghubungkan Sungai Mae Klong dan Sungai Tha Chin. Buka setiap hari, pkl. 07.00 – 17.00. Damnoen Saduak selalu dibanjiri turis asing karena pernah dijadikan lokasi pengambilan gambar film James Bond pada tahun 1974. Pembaca yang sekarang sudah sixty plus dan suka film James Bond pasti pernah menontonnya: “The Man With the Golden Gun”. Bagi pembaca yang berencana liburan ke Thailand secara mandiri — bukan lewat biro perjalanan — bisa ke Damnoen Saduak dengan bus dari Bangkok ke arah barat daya, sekitar 100km. Nanti bisa diteruskan ke Petchaburi dan Hua Hin. Di Hua Hin tiap malam ada pasar malam di sebuah jalan sepanjang 500-an meter yang ramai dengan turis asing. Harga²nya pas, tak bisa ditawar. Tetapi relatif murah. Nggak usah khawatir bakal ketipu

 

 

Johannes Kitono

HBD- Mario. Matanya babynya berbinar-binar ketika melihat laki-laki yang meyambutnya di terminal tiga. Nama lengkapnya Arvi Mario Kitono.Pertama kali ke Jakarta untuk merayakan HBD nya yang pertama. Nama mamanya Viren dan Arya nama papanya. Mereka tinggal di Tukad Citarum, Denpasar Bali. Mario lahir di Denpasar 7 Oktober 2022 dibantu Dr Sanjaya, Tukaknya. Hari minggu 8 Oktober 2023 pesta HBDnya di Bakmi GM. Dengan latar balon warna-warni dan Coco Melon. Seria TV favoritnya. Now gigi Mario sudah tumbuh tujuh. Suka gigit Tuopa dan Tuomanya seperti Tupai. Gosok-gosok giginya seperti gatal dan mau tumbuh lagi. Pesta anak-anak ini dihadiri juga opa-oma Viren yang datang dari Cinere. Pasti sudah kangen dengan cucu yang tinggal di Bali. Hari minggu ini memang cukup padat. Selesai pesta HBD Mario, tuoma yang baru naik pangkat jadi APU- BPK. Jam 3 sudah harus ke bandara Soetta. Bersama atasan dan koleganya berangkat ke Eropah. Kunjungan kerja ini bisa makan waktu minimum 10 hari. Tuoma pasti kangen melihat vdo dan foto Mario. HBD Arvi Mario Kitono, semoga menjadi anak baik yang takut Tuhan dan berbakti sama ortunya.

 

imau compo

Saya tidak komentari dompet Pak DI disandera ibu negara agar tidak menimbulkan phobia pada Kang Aat …..eh malah dibahas. Celaka pula, kalau nanti jadi komentar terpilih. Di sini saya yakinkan, utk mitigasi feature ini dan elaborasinya oleh Mas Joko SP dapat menimbulkan phobia pada Kang Aat, “Tidak semua wanita seperti ibu negara ini, lebih banyak yg seperti Phoebe Cates.” ‘)

 

Amat K.

Itulah, Pak. Padahal untuk urusan nomor WA saya tinggal kontak Pak Pry. Kalau perlu saya jemput ke Banjarmasin untuk makan ketupat kandangan di Kandangan sini. Cuma 130-an kilometer. Dari Kandangan lanjut lagi perjalanan ke Tanjung singgah transit di sana. Lalu ke Samarinda. Ckckckckck

 

Jokosp Sp

Aku jadi tahu kenapa Abah tidak ngajak Om@AmatK. Minimal ngajak makan malam bareng. Bukannya sudah dekat Banjarmasin – Banjarbaru – Martapura dengan Rantau – Kandangan ?. Ternyata hanya karena Dompet ketinggalan di istri. Kalau urusan dompet memang gag ada bedanya dengan Om@Leong. Bersebab apa ? karena isi dalam dan model dompetnya tidak pernah diimprove. Masih dalam bentuk kertas dan kartu ATM. Hasil ke China yang bolak – balik ternyata tidak diterapkan. Apa karena tidak berani, takut istri (SSTI). Pembayaran di China sono sudah semua transaksi model pakai HP, ada Alipay dan lainnya. Dari Resto sampai yang jualan di pinggir jalan. Di sini hampir semua Bank menawarkan Q-Ris, ada juga Dana. HP kan dibawa terus gag kayak dompet, jadi cenderung lebih mobil dan optimal. Kecualinanti sampai sang ibu negara juga nahan HP para suami………………?. Wis kiyamat demokrasi para suami sepertinya.

 

Agus Suryono

TENTANG SEPATU.. Dulu ada pejabat, yang kemana-mana selalu pakai sepatu “kets”, walau pejabat lain pakai sepatu “pantopel”. Sering dianggap aneh, tetapi nyatanya idenya banyak manfaat bagi negara dan bangsa. Orang seantero negara tahu keanehan itu karena keanehannya ditampilkan di media. Individunya juga kaya raya.. Dulu, juga ada anak SMP. Yang selama kelas satu, di SMP itu “tidak pernah pakai sepatu” Dan juga tidak berseragam sekolah. Baju yang dipakai pun kedodiran, karena baju bekas orang usia 18 rahun, dipakai anak usia 13 tahun. Tanpa malu. “Yang penting bisa ikut sekolah. Dan boleh ikut sekolah”, kata anak itu, dalam hati. Banyak orang yang tidak tau kalau dia murid di sekolah itu. Tidak ada identitas yang menunjukkan dia bersekolah di situ. Apakagi dia hanya satu diantara 450 siswa lainnya. Tanpa malu. Suatu saat ada penjual sepatu bekas memberinya sepatu. Tetapi sepatunya sepatu plastik. Bukan sepatu kets, yang jadi seragam di sana.. Saat ketahuan anak itu ke sekolah, pakai baju kedodoran, bukan seragam, dan sepatu karet yang juga bukan seragam, kepala sekolah memarahinya. Habis habisan. Tapi besuknya, anak itu tetap sekolah Kayak biasanya. Tanpa malu. Dan tidak ada yang memberitakannya. ### Hari ini baru diberitakan di Disway. Dialah saya. He he..

 

Amat K.

Kalimat ini “Di Banjarmasin, soal bandara, ternyata wajah jauh dari kaputing” saya baca berulang untuk menangkap maknanya. Menghubungkan dengan konteksnya. Mungkin ada juga kesalahan tik, “Wajah jauh dari ka puting”. Mungkin maksudnya “Wajah jauh dari puting”? Wajah dan puting apa Bah? Ah konotasinya agak-agak laen. Wkwkwkwk Atau “Waja jauh dari puting?” yang saya artikan sebagai sindiran kontradiktif dari semboyan “Waja sampai ka puting” karena pengerjaannya lama, berlarut-larut. Waja berarti baja. Puting berarti ujung (akhir). Maksudnya tekad sekuat waja (baja) sampai akhir (selesai). Itu yang dulu diucapkan Pangeran Antasari dalam Perang Banjar “Haram manyarah waja sampai ka puting!”

 

Jokosp Sp

Abah akan ngajari menulis yang baik ke perangkat desa se Tanah Bumbu?. Kalau ternyata gagal ya benar saja. Yang seharusnya kalau mau diajari kan sekretaris desanya. “Pembekal” istilah di sini memang sudah sibuk, jadi mending diajari cara berbisnis yang baik dan benar. Di seputaran Tanah Bumbu – Jorong – Asam Asam – Kintap – Satui – Sebambam – Pagatan – Batu Licin sudah sibuk dengan urusan penambangan batu bara. Jadi bisa diajari agar para “pembekal” jadi pengusaha, minimal jadi sub kontraktornya. Meninggalkan Kintap-Satui setelah tiga tahun berkarya ada tinggalan keberhasilan membina enam desa di seputaran tambang. Dari 14 Dump Truk yang kondisinya asal comot dan kurang layak menjadi 60 an Dump Truck milik masing-masing Pembekal. Sangat sulit di awal, “sudah kurus banyak ngomong di sini, ngapain orang Jakarta ini?” itulah sambutan awal mereka. Yang disiapkan : 1. berbekal keyakinan bisa 2. jangan bawa data PA (performance alat), tapi duwid yang hilang dan yang akan didapat 3. pegang dulu “Tuan Guru”, orang yang paling dihormati. Pada akhirnya 6 Pembekal itupun bisa menyatu dan jadilah sebuah PT dari yang awalnya hanya sekelas KUD. Dan terahkir kami tinggalkan, masih jadi sub kontraktor dengan performance terbaik, bahkan sudah punya work shop terbaik. “Kita adalah dang sanak. Datang sebagai saudara.”

 

Fiona Handoko

selamat siang bp thamrin, bp jo, bp jm, bp sumartan, bp jokosp dan teman2 rusuhwan. seorang pria pergi ke bar. dan memesan segelas sampanye. wanita yg duduk di sebelahnya. berkata “wah, kebetulan sekali. saya juga baru saja memesan segelas sampanye.” “kebetulan sekali,” kata pria itu. “ini adalah hari spesial untukku. aku sedang merayakannya.” “ini hari spesial untukku juga. aku pun sedang merayakannya.” kata wanita itu. saat mereka bersama mendentingkan gelas. pria bertanya, “apa yg sedang km rayakan?” “suamiku dan saya sudah lama berusaha memiliki anak. dan hari ini dokter memberitahu bahwa aku telah hamil.” “kebetulan sekali.” kata pria itu. “saya seorang peternak sapi. dan sepanjang tahun lalu. mereka sama sekali tidak beranak. tapi hari ini ada 5 ekor sapi saya yang bunting.” “woow.” kata wanita itu. “bagaimana sapi2 mu bisa menjadi subur kembali?” “saya menggunakan pejantan yg berbeda.” sahut si pria. wanita itu tersenyum. mendentingkan gelasnya dan berkata. “woow, ternyata lagi2 langkah kita sama.”

 

Lagarenze 1301

Tanah Bumbu. Maka terbetik nama Saranjana. Ada mitos yang menyebut Saranjana adalah kota gaib. Berada di sebuah tempat di Kabupaten Kotabaru, yang bersebelahan dengan Kabupaten Tanah Bumbu. Kalau keberadaan Saranjana, saya percaya. Ada bukti ilmiahnya, setidaknya tiga peta lama mencatatkan nama Saranjana dengan lokasi di Pulau Laut, Kotabaru. Tapi Saranjana seperti yang diceritakan dalam mitos selama ini, saya tidak percaya. Mitos itu menyebut Saranjana sebagai kota modern namun tidak kasat mata oleh manusia biasa. Mitos yang sama berkembang di Sulawesi Tengah dengan keberadaan desa gaib di wilayah Kebun Kopi, terletak di antara Kabupaten Parigi Moutong dan Kota Palu. Pernah pula muncul cerita ada istana kerajaan di sekitar jalan tol menuju Bandung yang hanya bisa dilihat dengan mata batin orang tertentu. Aya-aya wae.

 

Pryadi Satriana

MENYIKAPI KASUS JESSICA Kasus sdh disidangkan. Diputus bersalah. Pembuktian tidak langsung. Maksudnya: keyakinan hakim didasarkan dari fakta2 yg diperoleh selama persidangan. Jessica datang ke TKP 3 hari sblm kejadian. Pesan kopi jauh sblm Mirna datang. Memindahkan kopi ke sudut yg tak terjangkau CCTV. Memindahkan ‘paper bag’ untuk menutupi pergerakan Jessica. Ada konteks penting: Jessica paham farmasi. Rangkaian kejadian yg “dihadirkan kembali” di ruang sidang membuat hakim menyimpulkan ada tindak pidana pembunuhan. TERLALU BANYAK KEBETULAN: pesan kopi terlalu dini, memindahkan kopi (yg sdh dikuasai) ke ujung, memindahkan ‘paper bag’ utk menutupi yg dilakukan, dsb. Juga ada konteks terlibat masalah hukum di Australia. Juga, sekali lagi, paham farmasi! SEANDAINYA saya jd hakimnya, sy akan buat kesimpulan yg sama: terlalu banyak “kebetulan” membuatnya tidak masuk akal sbg sesuatu yg tidak disengaja! Pesan jauh lebih awal. Dipindah ke ujung yg tak terjangkau CCTV. Ditutupi dg ‘paper bag’. ‘Ngapain’ melakukan itu semua??? Terlalu ‘naif’ bila hakim mempercayai semua itu “kebetulan”. Saya pun ndhak percaya. Ndhak akan percaya! Apalagi setelah “serangkaian kebetulan” itu ada seseorang yg tewas setelah minum kopi yg dipesan & dipindahkan ke ujung agar tak terjangkau CCTV oleh Jessica! ANEHNYA, ada film yg dibuat dg “cerita” yg berbeda: tidak ada otopsi! Krishnamurti bilang ada! Apa pun yg terjadi, itu semua sdh melalui proses peradilan: sudah sesuai aturan hukum! Salam. Rahayu.

 

Leong Putu

Tidak bawa uang karena dompet “tertinggal” di dalam tas istri. CUMA ALASAN! Bagi “penikmat’ gratisan tentu berat jika kena todong 200 orang. Wkwkwk…. Terlebih juga seorang anggota ISTI, habis uang 10 jt untuk traktir 200 orang, bisa jadi malapetaka lainnya. Bisa-bisa ada mantan sesuatu yang ditemukan tidur di sofa hotel. Kena ulat bulu tangan jadi gatal/ Digaruk tambah clekat clekit/ Cuma alasan dompet tertinggal/ Bilang saja kalau pak Bos pelit/ …. 365_mantun pelit

 

Jokosp Sp

Tidak dijelaskan di mana pasar terapungnya oleh Abah. Di Banjarmasin ada tiga: 1.Di Muara Kuin yang berada di Muara Sungai Barito di Muara Sungai Kuin Banjarmasin. Jam 05.00 selesai sholat syubuh – jam 07.00 transaksi di atas perahu dilakukan oleh kebanyakan ibu-ibu dari hasil sayur mayur di sekitaran Sungai Barito. Ibu penjual disebut “dukuh”, sedang pembeli yang akan menjual kembali disebut “penyambangan”. 2. Pasar Terapung Pasar Siring 3. Pasar Terapung Lok Baintan. Ini adalah pasar yang paling ramai dari ke tiga pasar tersebut. Lokasi di Lok Baintan di Sungai Pinang Banjarmasin. Letaknya kira-kira 10 km dari Swiss Bell Hotel Borneo Banjarmasin yang terletak di tepian sungai Martapura yang tembusnya ke Sungai Barito juga. Jadi kemungkinan Ibu nginap di sini, agar pergi paginya cepat sampai.

 

Amat K.

Dilihat dari foto pinggiran sungainya, saya menduga itu di Lok Baintan. Kebetulan juga ada paket tur gratis Pasar Terapung Lok Baintan bagi pengunjung Swiss-Belhotel Banjarmasin.

 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *